Setelah melewati masa test pendaftaran dan penerimaan selama 2 minggu. Akhirnya, Dissa diterima beasiswa prestasi akademik dengan nilai tertinggi di kampus ternama London. Sungguh, Dissa benar-benar bahagia atas kecerdasannya dan kegigihannya untuk melanjutkan kuliah Pascasarjana menjadi prioritasnya saat ini.
Dissa yang telah sampai di Inggris, bersama Daniel dan anak kesayangannya, Mereka ingin menuju ke mension keluarganya di kota London. Awalnya Dissa menghawatirkan pekerjaan Daniel yang memiliki banyak pasien. Hal itu, membuat Dissa terniang-niang di sepanjang waktu.
"Bukankah kamu sedang sibuk dengan jadwal operasi pasien?" Dissa bertanya pada Daniel tapi Daniel tampak berpikir keras.
"Kamu yakin ingin ikut denganku dan mengorbankan pekerjaanmu?" tanya Dissa lagi dan Daniel mengangguk mantap.
"Iya, aku sangat yakin karena aku sebagai kepala keluarga harus bisa menjaga istri dan anakku. Meskipun, aku rela pindah bekerja ke luar negeri karena ak
Dissa memejamkan kedua bola matanya sejenak, ia butuh pikiran yang jernih untuk menimalisir semua kenyataan pahit dirinya pernah menjadi korban atas kejahatan Jesika.“Pa, sudahlah permasalahan yang pernah terjadi. Anggap saja semua yang pernah terjadi disebut takdir. Jangan pernah mudah menghakimi orang atas dasar masa lalunya karena semua orang pernah berbuat kesalahan,” ucap Dissa terdengar bijak dan Dedi tidak melanjutkan lagi perkataannya. Dedi serahkan semua yang akan terjadi cukup Dissa dan Daniel yang mengatasinya karena mereka sudah dewasa.“Okelah, kalau begitu Papa tidak ikut campur lagi kecuali Jesika berani melakukan kesalahan lagi maka Papa tidak segan-segan akan memecatkan secara tidak hormat.” sahut Dedi yang tak bisa dibantah.Setelah acara makan malamnya, Dissa dan Daniel memutuskan untuk ke kamar. Dandi memilih ikut Nenek Dila dan Kakek Dedi untuk tidur bersama. Dandi sangat dekat dan manja karena ia selalu diasuh
Hari ini merupakan hari yang ditunggu Dissa selama ini, hari senin yang menjadi saksi bahwa Dissa pertama kali masuk kuliah sebagai Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi. Kebetulan, jarak kampus dengan mension Richard memerlukan waktu 20 menit saja. Jadwal perkenalan mahasiswa baru dimulai pukul 07.30 wib pagi. Daniel yang tidak ingin Dissa terlambat, ia berinisiatif mengantarkan Dissa ke kampus ternama di London.Mobil yang dikendarai oleh Daniel telah memasuki area pekarangan kampus, Dissa menatap takjud dengan bangunan mewah nan megah hingga tidak terasa laju mobil berhenti di depan pintu utama kampus.“Sayang, aku antarkan disini. Maafkan aku belum bisa ikut masuk ke dalam,” ucap Daniel sendu.“Tidak apa-apa sayang, aku bahagia kamu mau mengantarkanku di kampus ini. Oh iya, semangat ya kerjanya, jaga mata dan hati karena hanya aku yang berhak memilikimu.” Dissa memandang Daniel dengan tatapan dalam.“Iya istriku tercinta, aku hanya milikmu seorang, kamu
Dissa Richard adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan Industri terkaya nomor dua di dunia. Dissa adalah seorang wanita berumur 24 tahun, dia lulusan dari jurusan manajemen bisnis di kampusnya. Dissa memiliki paras cantik dan tubuhnya yang menarik, dia selalu bersikap dingin kepada siapapun namun sebenarnya dia berhati baik. Ketika Dissa lahir dia selalu dimanja oleh kedua orang tuanya sehingga dia bersikap egois dan tak menghormati orang lain. Daniel Saputra adalah seorang dokter muda yang berusia 27 tahun, berkat ketampanannya dan kepatuhannya dalam bekerja, dirinya banyak dikagumi oleh semua wanita. Daniel mencintai profesinya sebagai Dokter. Namun, kecintaan itulah yang membuat Daniel melupakan jika ia memiliki Dissa--wanita yang sudah 2 tahun ini menjadi kekasihnya. Sejak pertemuan yang tak terduga di sebuah hotel ternama, ia menghadiri pesta pernikahan temannya. Dissa bertemu dengan seorang dokter muda yang bernama Daniel yang merupakan teman dari suami tema
"Sayang banget hari ini kita gak bisa menyelesaikan fitting baju pernikahan kita, kamu pulangnya terlalu malam, jadi Salon Aura sudah tutup," ucap Dissa, lalu memasukan sesuap nasi ke mulutnya. Mereka sedang makan malam bersama di sebuah Restoran langganan. "Maaf sayang, lalu lintas sedang padat karena jam pulang kantor," jelas Daniel, Dissa mengangguk pun memaklumi. "Sayang, aku mau membicarakan sesuatu." "Bicara saja." ucap Dissa singkat. "Sayang, besok aku izin untuk pergi karena mendapat amanah dari rumah sakit." ujar Daniel menatap kedua bola mata indah Dissa yang berdiri di hadapannya. "Mau pergi mengisi seminar di luar kota lagi?" tanya Dissa yang sudah hafal kegiatan calon suaminya yang sering dipercaya rumah sakit untuk mengisi seminar di luar kota. "Pergilah, tetapi jalan lupa bawakan aku buah tangan." Dissa menampilkan rentetan giginya.
"Perjalanan yang cukup seru, ya," seru Budi saat mereka memasuki tenda medis."Aku tidak menyangka perjalanan kita untuk dapat sampai ke sini sangat menegangkan," lanjut Jesika."Lebih baik kita beristirahat karena besok kita akan langsung terjun ke lapangan," intruksi Daniel."Oh iya, Daniel," panggil Jesika. "Seperti biasanya saat bertugas setelahnya kita diminta untuk membuat laporan, kamu bisa menjadi ketua pelaksana?""Iya, aku pun merasa di sini hanya kau yang pantas," imbuh Budi."Baiklah," putus Daniel."Aku bisa menjadi sekretaris untuk membuat laporan," usul Jesika."Lalu aku menjadi apa?" tanya Budi."Kamu bisa menjadi seksi dokumentasi," ujar Jesika."Seksi dokumentasi? Tidak terlalu berat, baiklah.""Baik, selamat malam, gunakan waktu istirahat kalian dengan baik." Daniel kembali merapihkan barang bawaannya.Sebelum tidur Daniel menyempatkan diri untuk mengirim kabar kepada Dissa, walaupun sinyal
Di dalam sebuah tenda tampak seorang dokter cantik bernama Jesika. Kini dia telah menyelesaikan laporan kegiatan hari ini dan sudah mengecek seluruh gambar yang Budi kirim. Jesika menutup laptopnya dan beranjak pergi menuju tenda tidur.Beberapa rekan kerjanya sudah tertidur pulas, sedangkan Jesika masih tidak bisa tidur. Ia menatap langit-langit tenda dan berpikir sejenak."Andai saja aku mengenalmu lebih dulu, Daniel. Mungkin sekarang kita sudah menikah dan hidup bahagia. Tapi, Dissa sudah menghancurkan impianku. Wanita itu tidak pantas menjadi pendamping hidupmu, Daniel. Akulah yang pantas hidup bersamamu. Akan ku pastikan kalian tidak akan bisa bersatu karena aku sendiri yang akan memisahkan kalian." gumam Jesika.Budi merasa haus. Dia terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju tenda bagian konsumsi. Namun, sebelum menuju ke tempat tujuan, tanpa sengaja ia mendengar suara yang sangat familiar. Dia berjalan menuju sumber suara."Aku tidak
Di sebuah kamar bernuasa pink, terlihat seorang wanita cantik sedang menangis."Daniel! Hiks... Hiks.. Kenapa kamu tega bermain api di belakangku? Apa salahku?" Dissa melirik ke arah jam dinding telah menunjukkan pukul 3 dini hari.Tiba-tiba, kepala Dissa terasa sakit. lalu, ia berusaha bangun dari tempat duduknya. Namun, apalah daya tubuhnya terasa lemas karena tidak bisa tidur dari semalam.Dissa melangkahkan kakinya dengan pelan-pelan dan tangan kanannya memegang tembok sebagai tumpuan tubuhnya. Ia berniat berjalan menuju lemari yang berisi peralatan kotak P3K yang tidak jauh dari tempat tidurnya. Ia mengambil peralatan kotak itu dan memilih beberapa obat pereda rasa sakit untuk diminumnya dan tidak lupa ia menyimpan kembali peralatan kotak P3K itu di tempatnya. Ia berjalan menuju meja belajar yang berada di samping tempat tidurnya dan tanpa sengaja dia menoleh ke arah jam tangan berwarna merah tertata rapi di rak meja belajarnya.Lalu, ia
Pagi ini, Dissa berencana pergi ke kampus bersama dengan temannya. Saat ini, dia duduk di ruang tamu dan mengambil ponselnya untuk menelepon keberadaan temannya."Assalamualaikum, Ayu. Sekarang kamu sudah sampai dimana? Hari ini, jadikan kita ke kampus?" tanya Dissa dari ponselnya."Wa'alaikumsalam, jadi tapi tunggu aku sebentar lagi ya karena aku masih di jalan," jawab Ayu dari seberang sana yang sedang memegang stir mobil, melajukan perjalanannya ke arah mension Ayu."Baiklah," ujar Dissa, memutuskan panggilan sepihak."Halo Dissa, jangan lupa bawaaa..." ya deh sudah dimatikan. Emang dasar tuh orang ya langsung main matiin saja teleponnya, biarin sajalah yang penting aku langsung fokus stir mobil lagi nanti bahasnya di Mension Dissa.***Kini mobil Honda jazz kuning telah memasuki gerbang utama Mension Dissa dan Ayu memarkikan mobilnya di depan mension."Sepertinya Ayu sudah datang, aku langsung kesana sajakah jadi tidak menunggu la