Share

17, Sabar, Nayara

MALAM semakin larut. Udara semakin dingin. Nayara semakin mengeratkan duduknya. Dia hanya memakai apa yang sejak tadi dia pakai. Yang jika tadi dia gunakan sebagai handuk berarti bajunya pun agak basah. Tapi dia tidak mengeluh sama sekali. Dia terus mengetik, hanya sesekali berhenti, entah untuk berpikir atau untuk menggosok kedua tangannya. Atau untuk keduanya sekalian.

Malam semakin larut lagi, Nayara terus asyik dengan laptopnya. Tak peduli suara TV yang menyala, apalagi pada orang yang duduk di depan TV tapi tidak menonton. Manggala melirik jam di dinding, sudah nyaris pukul dua dan tamunya terlihat masih sangat segar. Tapi tak heran, dia tidur sepanjang perjalanan. Sementara Manggala nyaris 48 jam tidak tidur.

Sampai akhirnya Manggala memutuskan ke kamar, entah untuk apa. Dia melirik Nayara yang abai dengan semua gerakannya. Tanpa perlu berpamit, Manggala meninggalkan Nayara. Mungkin dia bukan tuan rumah yang ramah. Tapi dia memang bukan manusia yang ramah. Mangga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status