"Tuh kan, kalau begini tidak jadi nih kayaknya kita makan tapi malah ngobrol di meja makan," ujar Ayah Rian yang sambil tersenyum kepada anak-anaknya.
"Ya sudah ya sudah, sekarang tidak usah berbicara dulu sekarang kita sarapan dulu ya!" tegas Bunda Merlin.
Akhirnya mereka pun sarapan bersama-sama dan mereka sangat bahagia.
Keesokan harinya mereka prepare untuk pergi berpindah dan lagi-lagi Luna masih tidak percaya bahwa dirinya akan pindah dan meninggalkan tempat kelahirannya itu.
Setelah prepare Luna berdiam diri di kamarnya dia belum bisa melepaskan kesedihannya dan belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus pergi meninggalkan tempat kelahirannya.
Ketika Luna sedang ber Istirahat dan juga melamun dengan keadaan yang terjadi Bunda Merlin pun mendekatinya dan mencoba untuk berbicara kepadanya.
"Kamu kenapa lagi sih nak! sudahlah kamu juga bisa kok kuliah di tempat di mana nanti kita pindah nanti semuanya diurus kamu jangan sedih," ucap Bunda Merlin yang sempat menyemangati Luna untuk bangkit dan tidak terpuruk terpuruk akan kesedihan.
"Bunda! aku selalu saja menerima semua apa yang akan terjadi di hidupku, kenapa aku sekarang berdiam diri karena itu aku ingin melepaskan semua apa yang aku rasakan," ucap Luna memberikan pengertian kepada Ibundanya yang selalu saja menyemangati dirinya.
Bunda Merlin pun tersenyum bahagia ketika mendengarkan perkataan yang sangat lembut dari anak gadisnya itu.
"Kamu tahu kan orang yang sukses itu tidak berjalan dengan mulus
mereka mempunyai rintangan masing-masing dengan porsi masing-masing," ucap Bunda Merlin dengan menatap wajah Luna.Luna pun selalu memandang wajah Bunda ketika Bunda Merlin berbicara kepada dirinya, dia ingin mendengarkan semua perkataan Bundanya itu.
"Aku tahu bunda semua orang bisa sukses dan bisa hidup bahagia dengan caranya masing-masing," tegas Luna kepada Bunda Merlin.
"Ya kamu sangat betul semua orang akan sukses, tapi semua orang juga mempunyai kesulitan tersendiri seseorang yang sukses tidak mungkin dia berjalan dengan mulus Kamu mengertikan apa yang dikatakan oleh Bunda ini? Bunda hanya ingin kamu tidak bersedih lagi dan harus bisa mempersiapkan diri kamu!" seru Bunda Merlin dengan menatap wajah anak gadisnya.
"Bunda aku sangat membutuhkan Bunda, aku memang orangnya orang yang sangat lemah dan aku juga butuh support dari Bunda apalagi sekarang kuliah aku yang aku pikirkan," ujar Luna kepada Ibundanya tersebut.
"Apakah kamu tidak yakin kalau kamu pindah kamu bisa beradaptasi kepada lingkungan kamu nanti di kampus?"
Ibunda Merlin pun bertanya kepada Luna yang merupakan anak gadisnya itu."Aku tidak pernah berbicara seperti itu Bun tapi Bunda kan tahu bagaimana aku dan aku memang sulit untuk beradaptasi! tapi aku bisa kok Bunda
besok kita sudah akan pindahkan Bunda?" tanya Luna kepada Ibundanya tersebut."Iya kamu kan sudah prepare dan kali ini Bunda tidak ingin melihat kamu menangis ataupun sedih ya! kita harus bahagia apa pun yang terjadi," ucap Bunda Merlin menyemangati anak gadisnya.
"Bunda aku sangat bahagia mempunyai Bunda, Bunda bisa menempatkan posisi sebagai Ibu yang sangat baik dan selalu menyuport apa yang diinginkan oleh anak-anaknya!" tegas Luna dengan memeluk Ibundanya dengan sangat erat.
"Sudah ya intinya kamu tidak boleh Lagi bersedih seperti ini kalau kamu bersedih seperti ini gimana dong perasaan Bunda kamu memikirkan bagaimana perasaan Bunda jika melihat anak yang disayangi menangis seperti ini dan atau bersedih seperti ini!" tegas Bunda Merlin memberikan pengertian yang lebih detail kepada anak gadisnya untuk tidak bersedih lagi.
Bunda Merlin mempunyai sifat yang sangat baik dan penyayang kepada anak-anaknya tidak menutup kemungkinan Luna sangat menyayangi dirinya dan juga tidak ingin melihat Bunda Merlin sedih karena ulahnya.
"Ya Bunda aku janji kepada Bunda aku akan bisa melewati semua ini dan tidak ada yang tidak mungkin didunia ini iya kan Bunda," ucap Luna kepada Bundanya itu.
Keesokan harinya mereka sudah prepare untuk pergi berpindah dari tempat tinggalnya, tetapi selalu saja Lina sebagai adik Luna yang masih manja kepada Bunda Merlin karena umurnya yang sangat muda
dibandingkan Luna yang sudah menginjak dewasa."Bunda aku tidak mau sebenarnya pindah dari sini karena teman-teman aku, semuanya di sini!" ucap Lina yang sangat manja kepada Bunda Merlin.
BundMerlin pun tersenyum melihat tingkah laku anak keduanya itu yang sangat manja kepadanya.
"Kamu ini kenapa kamu pikir kalau kita pindah ke sana kamu tidak mempunyai teman dan kamu akan sendirian di rumah gitu?" tanya bunda Merlin kepada Lina.
"Bukan begitu Bunda, tapi Lina ingin tetap tinggal di sini tapi kalau keadaannya seperti ini Lina takut kalau harus sendiri dan tinggal di sini sedangkan Ayah Bunda dengan kak Luna mau pergi pindah," ujar gadis kecil yang cantik itu.
"Hahaha kamu ini berbicara apa sih anak kecil kesayangan Ayah, sudah ya jangan berpikir yang aneh-aneh sekarang kita prepare dulu untuk pergi pindah dan disana ada tempat yang bagus kok nanti kita jalan-jalan bersama-sama ya di sana," ucap Ayah Rian kepada Lina.
Lina pun tersenyum dan tersipu malu ketika mendengarkan perkataan Ayahnya yang menganggap dirinya itu adalah Putri kecil yang harus di sayangi.
Keluarga ini adalah keluarga yang sangat harmonis mereka selalu saja bercanda antara satu dan yang lainnya.
Tak lama kemudian mereka selesai prepare dan mereka sudah menuju
tempat tinggal yang baru.Sekitar 5 jam perjalanan dari rumah kelahiran Luna menuju tempat mereka ingin pindah kemudian mereka sampailah di tempat dimana mereka akan hidup di daerah yang pertama kali mereka kunjungi.
"Ayah kita akan tinggal di sini?" tanya Luna kepada Ayahnya itu dengan melihat kanan dan kiri jalan.
"Iya kita akan tinggal di sini ini adalah perumahan dan di sini juga sudah banyak kok tetangganya kamu jangan khawatir kalau kita kesepian, kita tidak akan pernah kesepian oke," ucap Ayah Rian yang memberikan semangat kepada Luna agar tidak lagi sedih.
Luna pun menghela nafas dalam-dalam.
"Semoga aku betah ya di sini Ayah Bunda, aku tidak ingin menangis lagi dan aku ingin memulai kehidupan baru di tempat ini dan juga adaptasi dengan lingkungan di sini," ucap Luna dengan tersenyum manis di wajahnya dan memandang Ayah dan juga Bundanya.
"Pokoknya kamu akan bahagia di sini karena di sini banyak juga kok tetangganya dan nanti kamu juga akan menjadi mahasiswa baru di kampus di daerah sini oke, kamu harus tidak boleh ber patah semangat Bunda akan ada selalu di samping kamu," ujar Bunda Merlin sembari menyemangati gadis cantik itu.
"Bunda aku juga harus disemangati seperti itu, aku juga kan harus pindah sekolah ya kan," ucap Lina yang sangat menggemaskan.
"Ya ampun ini anak Bunda yang paling kecil yang paling cantik yang paling imut, iya sayang sudahlah kamu jangan khawatir Bunda akan selalu ada untuk kalian semua," ujar Bunda Merlin.
bersambung
Keluarga yang sangat harmonis dan juga sekali menciptakan keharmonisan.Akhirnya Ayah Rian pun memerintahkan Luna untuk membereskan rumah yang akan di tinggali dan juga di bantu oleh Bunda Merlin."Luna! kamu membersihkan rumah dulu ya dengan di bantu dengan Bunda Merlin, karena Ayah mau bertemu duku dengan Pak RT dulu!" seru Ayah Rian yang sedang berdiri di hadapan Luna."Oh iya Ayah, nanti Luna yang membersihkan!" jawab Luna dengan nada yang bersemangat untuk membereskan rumah barunya."Nah semangat gitu dong, jadi Ayah kan merasa senang jadinya hehe," ketus Ayahnya dengan tersenyum lebar dan memandang wajah Luna.Tak lama kemudian, Ayah Rian pergi meninggalkan Luna, Lina dan juga Bunda Merlin, untuk bertemu dengan Pak RT.Bunda Merlin pun dengan sigap memerintahkan anak-anaknya untuk segera membersihkan dan merapikan yang ada di dalam rumah baru mereka."Ayo Luna! Lina! Kita bersihkan semua dan ki
"Oh iya, semoga kamu betah ya kuliah di sini! di sini anaknya juga ramah-ramah," ujar Gadis kepada Luna.Gadis terlihat sangat baik kepada Luna dia selalu saja memberi tahu apapun yang Luna belum ketahui di kampus itu.Setelah mata kuliah berakhir tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri Luna di mejanya laki-laki itu bernama Syam, yang tiba-tiba datang menghampiri meja Luna dan ingin berkenalan kepada Luna."Halo Luna apakah aku bisa berkenalan dengan kamu? hehehe!" seru Syam terhadap Luna yang masih malu-malu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.Luna pun tersenyum dan sedikit malu ketika Syam bertanya seperti itu kepada dirinya."Loh kok malah senyum saja sih, gimana aku boleh berkenalan kalau tidak kan kamu mahasiswa baru di sini jadi kita harus berkenalan dan saling tahu, siapa sebenarnya kamu," ujar Syam kepada Luna."Iya boleh kok apa sih yang tidak boleh kan aku juga di sini baru saja menjadi mahasiswa jadi aku ha
Luna pun terkaget ketika tangan Gadis memukul bahunya dan juga dia tersadar bahwa dirinya sedang melihat seorang lelaki tampan yang duduk di kantin itu."Ya ampun aku tidak bermaksud untuk bengong hehehe," ujar Luna dengan nafas yang tidak beraturan."Kamu ini kenapa sih Apa sih yang kamu lihat kok tiba-tiba kamu diam seperti itu sudah jangan dipikir dulu! ini kamu mau makan apa di sini sudah ada semua menunya kamu tinggal pilih!" tegas Gadis kepada Luna.Akhirnya Luna pun memesan apa yang dia ingin makan.Setelah mereka memesan makanan akhirnya gadis pun mengajak Luna untuk duduk di meja dan menanyakan mengapa dirinya berdiam diri dan sempat melamun."Kamu ini kenapa sih? sinilah duduk sini dulu kita dulu di sini dan menunggu makanannya datang! aku mau tanya kamu kenapa sebenarnya tiba-tiba kamu diam seperti itu bikin aku jantungan saja!" seru gadis kepada Luna dengan bertanya sebenarnya apa yang terjadi kepada Luna."Hehehe tadi itu aku ti
"Oh Alhamdulillah kalau begitu biarkan dia istirahat dulu, nanti aku mau main sama dia Bunda!" seru Luna kepada Bunda Merlin mendengar Luna selalu saja berbagi cerita dengan anak gadisnya itu dan selalu ingin mengetahui bagaimana perkembangan dia di kampus barunya.Sementara itu Syam yang terkenal menjadi sahabat dari Brian itu belum pulang dari kampus.Ketika itu Brian dan juga Syam cerita dan duduk berdua di taman kampus."Aku mau tahu dong sebenarnya siapa sih anak baru di kelas kita! aku belum tahu dan tadi ingin aku melihatnya tapi sama sekali tidak sempat!" seru Brian kepada Syam."Oh itu namanya si Luna dia itu pindahan dari kampus apa gitu tadi dia bilang tapi aku lupa, memangnya kenapa sih tumben banget kamu nanyain siapa mahasiswa baru yang ada di kelas kita?" tanya Syam yang bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu karena selama ini Brian sama sekali tidak memperdulikan siapapun yang ada di kelas dan juga selalu bersikap cuek."Ya
Akhirnya mereka pun makan bersama-sama satu keluarga dan mereka pun selalu saja berbahagia karena semua ketika berpindah merasakan hal kesenangan tersendiri di tempat yang baru."Ayah sebelum kita makan aku mau mengucapkan terima kasih banyak ya buat Ayah yang mau berkorban banyak untuk aku dan juga Lina," ujar Luna kepada Ayah Rian dengan memandang wajah Ayahnya itu.Luna tiba-tiba meneteskan air mata."Lah kok kamu menangis seperti itu sih? ada apa sih nak, kamu jangan seperti itulah nanti kalau kamu seperti itu mau buat Ayah menjadi bingung dan juga menjadi sedih," ucap Ayah Rian kepada Luna yang sedang meneteskan air mata di hadapannya."Ayah aku tidak perduli apa yang dikatakan orang tentang keluarga kita tapi aku merasa keluarga kita itu adalah keluarga yang harmonis yang selalu saja utuh dan selalu saja mendapatkan kebahagiaan," ucap Luna kepada Ayahnya itu.Dia merasa dirinya sangat bersalah telah banyak menuntut kepada Ayahnya.
"Ayah, Bunda Luna pamitan ya untuk pergi ke kampus," ujar Luna kepada Ayah dan Bundanya yang sedang duduk di meja makan."Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya ingat belajar baik-baik dan jangan yang aneh-aneh diperbuat," ucap Bunda Merlin kepada anak gadisnya itu."Ya Bunda siap! aku tuh selalu ingat kok apa yang dikatakan Bunda dan aku tahu juga apa yang dikatakan oleh Bunda itu semuanya baik untuk aku kedepannya," ucapnya kepada Bunda Merlin dengan tersenyum bahagia di wajahnya.Akhirnya Luna pun pergi ke kampus sesampainya di kampusdia tidak sengaja bertemu dengan Brian ketika hendak masuk kelas.Luna tidak sengaja menabrak dan menjatuhkan buku yang dipegang oleh Brian."Prak,"Suara buku itu terjatuh di lantai."Ya ampun maaf ya aku tidak sengaja tadi kalau aku lihat kamu berjalan tadi pasti aku tidak akan menabrak kamu, maaf ya aku yang lalai tidak melihat kamu sedang berjalan di depanku," ujar Luna meminta maaf
"Ya ampun coba kamu lihat itu Brian juga belum mengerjakan tugasnya dan kamu lihat itu dosen memarahi dia sampai seperti itu terus gimana," ucap Gadis kepada Luna yang sedang ketakutan melihat Brian di depan kelas."Ya ampun aku udah tahu aku harus gimana ini, ya sudah kalau begitu aku juga mengangkat tangan ya mau gimana lagi orang aku juga tidak mengerjakan tugas!" ucap Luna dengan nada yang sangat lemas berpasrah diri untuk mendapatkan hukuman dari dosen.Akhirnya tidak lama kemudian Luna pun mengangkat tangannya dan bicara kepada dosennya."Saya Pak saya belum mengerjakan tugas karena saya belum terlalu mengerti bagaimana tugas yang kemarin itu," ucap Luna dengan sangat sopan kepada Bapak dosennya itu dan mengangkat tangannya."Ya sudah kalau begitu kamu harus maju kedepan sini bersama Brian! kalian ini memang tidak menghormati dosen ya! bukannya kamu mahasiswa baru tapi kenapa sudah membuat ulah!" tegas dosen itu kepada Luna dengan nada yang sangat
"Oh seperti itu ya, sebenarnya aku tidak mau bertanya sih tapi kan ya aku mau ngapain lagi di sini cuman dengan kamu jadi aku bertanya saja lah kenapa sebenarnya kamu mau pindahnya di kampus ini!" ucap Brian kepada Luna.Luna pun aku memandangi wajah Brian, dan wajah Brian sontak berubah menjadi merah karena ditatap oleh Luna."Biasa saja lah kenapa sih kok kamu takut banget ketika aku memandang wajahmu, oh iya, aku tahu dari teman-teman kalau kamu tuh orangnya sangat cuek, tapi kalau menurutku kamu tidak cuek kok," ucap Luna kepada Brian dengan senyum manis di wajahnya.Brian pun terdiam dan tidak berkata-kata apapun karena dia tidak ingin terlalu dekat dengan Luna."Kok kamu diam terus sih, berbicaralah supaya aku juga ada teman yang berbicara kalau cuman aku yang berbicara disangkanya aku orang gila lah," ucap Luna kepada Brian.Luna ingin sekali akrab kepada Brian karena dirinya tidak ingin mempunyai musuh ataupun orang yang tidak dikenal di kampus