"Wush!! Bam!!" Fatta melompat maju dan menghantamkan kapak kembarnya kepada para Nukud yang akan menyerang Rama. Melihat Fatta datang dan maju tanpa rasa takut, Melisa dan timnya lalu ikut bertempur dengan para Nukud yang memiliki kemampuan sihir yang luar biasa. "Wush!! Set!!" Asyifa merapalkan mantra dan mencoba mengendalikan para Nukud namun sihir itu terlepas. Para Nukud kemudian membalas dengan beberapa mantra sihir dan langsung menyerang para pahlawan. Di tengah pertempuran itu hanya Nukud Mahesa yang tampaknya bersikap tenang, ia bahkan mampu menahan serangan-serangan dari para pahlawan kepadanya. "Tap!! Tap!! Tap!!" Nukud Mahesa berjalan dengan santai ke arah Rama, ia menahan dan menyerang balik serangan Fatta dan Melisa. Nukud Mahesa adalah salah satu Nukud senior dengan kekuatan hampir setara para Panglima Jien. Ia mendapatkan kehidupan abadi, kekayaan dan kekuatan setelah menukar jiwanya kepada bangsa Jien. "Seeeeettt!! Wush!!" Nukud Mahesa memutar ked
('Lilia!!') Ketua Naga, Kakek Lilia menghubungi Lilia dengan telepati. ('Kakek, ada apa!!') Lilia merasa ada yang tidak beres dengan suara kakeknya. ('Lilia, pergilah ke alam hewan spiritual di Antartika, mereka akan mengambil Keris Suci itu!!') Deg!! ('Kakek, apa yang terjadi? Ada apa dengan suaramu') ('Lilia, sampaikan kepada Tuan Muda, aku senang mengenalnya, jangan salahkan dirimu dan jaga diri cucuku') Siiiiiinnngggg!! ('Kakek, apa maksudmu') Tidak ada sahutan lagi, komunikasi Lilia dan Kakeknya terputus. *** Rama kembali ke desa Sumut dengan hati yang gelisah, ia masih terngiang kata-kata Siblis. Membuat hati Rama merasa tak nyaman, ia tau Siblis bukan sekedar menggertak. "Tuan, tolong aku dan kakakku!!" Ketika Rama datang, Baijo langsung berlutut dan memohon kepadanya. "Berdirilah, apa yang bisa kulakukan untuk kalian?" tanya Rama lagi. "Tuan, aku... Aku tidak ingin lagi jadi siluman, bantu kami!!" kata Baijo akhirnya, sementara Paijo memegangi lukanya ia
"Astaga!! Apa yang terjadi?" kata Fatta, ia benar-benar tercengang dengan keadaan di alam hewan spiritual Antartika. Fatta bahkan menatap Rama yang terlihat sangat marah, wajah yang biasanya tenang dan ramah itu kini mendadak berubah. Baru kali ini Fatta melihat Rama marah besar. "Paman Asok!!" teriak Lilia, Rama dan Fatta langsung menghampiri Lilia dan Baxia yang sedang berada di dekat Asok. Tubuh Asok terluka karena serangan dari Siblis, "Wush!! Siiiiing!! Plash!!" Rama dengan cepat memadamkan api hitam di tubuh Asok. Kemudian dengan cepat pula memberi Asok, Elixir Healing Potion. Perlahan tubuh Asok menyembuhkan dirinya. Luka luar dan luka dalam mulai menutup. "Hhhnnngggg... Hhhnnnnggg...!!" Asok bernapas dengan tenang. Ia membuka matanya dan menatap sekelilingnya, ada Lilia dan Baxia, serta Rama dan Fatta. Asok tersenyum tipis, "kalian datang, maaf aku tidak bisa melindungi Keris Suci itu Rama!!" kata Asok. Rama menggeleng pelan, "tidak apa-apa, itu bukan tanggung jawa
Rama murung, ia tau tak ada yang abadi di dunia ini, semuanya telah memiliki takdir yang tertulis. "Apa aku bisa menyelamatkan alam manusia?" tanya Rama dengan harapan Ular Naga raksasa akan memberikan jawaban sesuai yang ia inginkan. "Aku tidak tau, Rama terkadang apa yang menurut kita baik, bisa jadi hal buruk bagi kita dan apa yang menurut kita tidak baik, bisa jadi itulah yang terbaik untuk kita, kau tak pernah tau apa yang menunggu di depan sana, kau hanya perlu berusaha, untuk hasilnya tidak perlu kau pikirkan, setiap orang pasti akan pergi dari alam ini..." Ular Naga raksasa menatap langit dengan tatapan bijak. Ia kemudian kembali menatap Rama. "Ingatlah, jangan menyimpan beban di hatimu, terkadang kau tidak bisa menyelamatkan semua orang, meskipun kau mau,"***Rama terbangun dari tidurnya, ia menatap ke sekitar dan mendapati dirinya sedang berada di rumah keluarganya di desa Mekarsari. "Rama kau sudah bangun?" tanya Jaya, abangnya itu dengan cepat menyiapkan teh hangat unt
"Nukud Mahesa, pertemuan para ketua Nukud sebentar lagi akan dimulai, silahkan masuk," kata Nukud Amar, murid Mahesa yang sangat pintar dalam melihat ramalan, ia adalah keturunan langsung dari Nukud Ambara yang mampu melihat masa depan, meskipun ada beberapa ramalan yang tidak bisa Nukud Amar baca meski ia bisa melihatnya. Nukud Mahesa mengangguk, ia merentangkan tangannya dan Nukud Amar paham, ia lalu memakaikan jubah kebanggaan para ketua Nukud. 10 ketua Nukud berkumpul malam ini, semua orang telah menerima pesan dari Siblis. "Kalian tau apa yang harus kita lakukan?" kata Nukud Basar memulai pembicaraan di dalam pertemuan itu. Nukud Basar adalah orang yang berperan penting di pemerintahan, ia memasuki pemerintahan karena para Nukud harus menguasai semua hal. "Bagaimana cara kita mengumpulkan tumbal sebanyak itu dalam waktu satu hari?" sahut Nukud Sesah, ia adalah seorang artis ternama yang mempengaruhi orang dengan kekuatannya. "Kita hanya menumbalkan jiwa yang gelap, seda
"Jayeng, jangan terlalu kaku, kau terlalu memperlihatkan kesetiaanmu kepada alam Jien, aku tidak menyangkal kita semua mendapatkan semua kejayaan dari alam Jien, hanya saja ingatlah kita juga manusia, kita juga berhak tau apa tujuan mereka, kita bukan sekedar pengikut mereka!!" kata Nukud Narendra, ia setuju kepada pendapat Nukud Basar dan Nukud Darsa. "Benar, kau ingat kejadian Nukud Barawa? Seperti apa kesetiaannya kepada alam Jien, namun ia tetap dipenggal ketika melakukan kesalahan!! Aku tak terima kita diperlakukan seperti itu!!" sahut Nukud Basar. "Aku benar-benar mendapatkan penglihatan yang sama berulang kali, aku akui aku memang memakai narkoboy, tapi itu semua karena penglihatan yang kudapatkan selalu sama, tentang kiamat itu, kita semua tau kiamat akan terjadi, tapi aku takut kitalah yang akan membuat kiamat itu dipercepat terjadinya!!" kata Nukud Darsa akhirnya. Ia bahkan menggigil jika mengingat apa yang ia lihat di dalam penglihatannya. Gunung-gunung beterbangan
Jika di tempat Adipati serangan para siluman ikan, maka di tempat Leon ada serangan siluman beruang. Di tempat Melisa ada siluman Api. Semua pahlawan saling memberikan informasi lewat jam HP. "Tenda pengungsian yang dijaga tim Adipati diserang oleh siluman Ikan," kata Asyifa, ia sedang bersama Melisa berjaga di tenda pengungsian yang sama dan melawan siluman Api. "Apa mereka tidak kekurangan orang? Masih banyak pahlawan yang ada di kantor!! Tidak ada serangan apapun di Aliansi, mungkin karena mereka menargetkan para warga!!" sqhut Charlie yang berjaga di kantor Aliansi bersama Marko. "Jangan, kita tidak tau apa rencana para siluman, yang pasti mereka menyerang secara serentak, dan musim yang terjadi di beberapa tempat sungguh berbeda." sahut Melisa, karena ia mendapat kabar kalau di tempat Adipati sedang turun hujan badai, sedangkan di tempatnya malah panas sekali, seolah-olah para siluman menurunkan badai sesuai kemampuan mereka. "Benar, ada baiknya kalian tetap berjaga di san
Warga tertunduk takut begitu Rama datang, aura yang ia perlihatkan sangatlah kuat. Belum lagi Fatta yang berjalan di belakang Rama menenteng senjata kapak kembarnya dengan tatapan tajam, Fatta tidak suka jika ada yang berani menyahut perkataan Rama. Rama sedang berduka, ia kehilangan banyak orang terdekatnya, kali ini bahkan Leon juga pergi. Jadi Fatta takkan memaafkan siapapun yang berani menyahut!! "Kembalilah ke tenda kalian, siluman bisa menyerang kapan saja." kata Rama lagi, para warga saling tatap. Tak ada yang berani menyahut, kemudian satu persatu dari mereka pergi dari halaman kantor Aliansi. Beberapa pahlawan juga membubarkan diri, kembali ke pos jaga mereka masing-masing. "Paman!!" Zia dan Zakki datang dan langsung memeluk Rama, selama ini mereka Rama titipkan di kantor Aliansi pahlawan. Asyifa tersenyum melihat Rama yang merubah eskpresi murungnya menjadi ceria ketika bertemu Zia dan Zakki. "Paman, jangan sedih, mereka tidak tau apapun sehingga menyakiti hati para pa