Share

41 Keputusan

Sore hari, beberapa menit pasca adzan ashar berkumandang. Aku masih ngobrol dengan ibu seputar masalah Mas Angga di teras depan.

Kutenangkan hatinya supaya tak terlalu memikirkan persoalan itu. Mas Angga sudah dewasa, dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk masa depannya.

Lagipula, kalau memang Mbak Agnes nggak bisa diajak ke arah yang lebih baik, mungkin memang bagusnya mereka berpisah saja. Daripada terus saling menyakiti satu dengan yang lainnya.

"Hutang Angga tiga puluh juta gimana ya, Rum? Apa dia nggak punya duit segitu? Ibu ikut pusing mikirin ya." Ibu berkata lirih sembari menerawang jauh ke depan. Tatapannya kosong, menatap hamparan kebun jagung tak jauh dari rumah Mbak Sri.

"Ibu nggak perlu khawatir. Mas Angga masih ada motor, masih ada mobil, ada rumah juga. Kalau hanya utang segitu, InsyaAllah masih bisa diatasi. Lagipula dia juga kerja, punya gaji tetap, Bu," ucapku berusaha menenangkannya.

"Iya, Rum. Tapi sampai babak belur begitu dikeroyok preman. Gimana ceritanya bi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status