Disinilah Lynelle yang duduk berhadapan dengan Belva yang tengah meneguk cola-nya dengan begitu anggun sedang Matthew tengah memesan makanan untuk dirinya dan Lynelle. Lynelle berusaha mengedalikan ekspresinya namun tak bisa di pungkiri jika sampai detik ini ia masih merasa kesal dengan kehadiran Belva.
Cih, perjalanan yang memakan waktu cukup lama apanya? ini tak sampai 30 enit dari apartementku dan lagi, KENAPA HARUS ADA WANITA INI?! Seperti itulah jeritan isi hati Lynelle yang tak bisa ia suarakan.
Belva yang tahu jika Lynelle akan memberinya tatapan tajam, bersikap enteng dan tetap memberikan senyum manisnya sekalipun Lynelle tetap tak merubah ekspresinya.
“Kenapa kau ada disini?” ucap Lynelle pada akhirnya. Ia sudah tak bisa menahannya dan kalimat itu sudah berada di ujung lidahnya jadi seklaian saja ia keluarkan.
Alih-alih langsung menjawab, Belva terlebih dahulu memakan kentang gorengnya dan menyuap 1 gigitan besar burger kedal
2 tahun kemudian...Rutinitas Lynelle kembali bertambah setelah menjadi istri dari seorang dokter dan pembisnis ternama, Matthew Flint, membuat dirinya sedikit lebih repot dari biasanya. Jam kecil di atas nakas masih menunjukkan pukul 5 pagi namun Lynelle harus memaksakan dirinya untuk bangun dan mulai menyibukkan dirinya.Dimulai dengan membereskan rumah, mencuci piring dan pakaian. Begitu jam menunjukkan pukul 6 pagi, Lynelle kembali ke kamar dan membangunkan Matthew untuk bersiap-siap berangkat kerja. Begitu Matthew sudah terbangun, Lynelle kembali menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.Bertepatan saat sarapan sudah selesai, Matthew sudah siap dengan pakaian formalnya dan kembali sibuk dengan ponselnya untuk melihat jadwal hari ini.“Kau akan pulang malam lagi?” tanya Lynelle,“Heum”Heum?Lynelle melihat ke arah Matthew yang masih sibuk dengan ponselnya. “Aku harus menunggumu atau tida
Mungkin ada kalanya kita melakukan hal yang di luar batas untuk mereka yang terkasih.Kala cinta tak membenarkan apa yang salah dan tak menyalahkannya.Labil? Ya.Buta? Tentu saja.Klise? Tapi memang seperti itu adanya.Lantas apa yang harus di lakukan?Kala hati merasa terobek saat sang pujaan hati merekahkan senyum indah itu kepada mereka yang tak pantas menikmatinya. Ya, egois ini muncul saat hati benar-benar terpikat pada sosok yang memabukkan.Lelaki itu memutar gelas dengan cairan berwarna kecoklatan di dalamnya.Sebelah tangannya terselip di balik saku celananya,Dan mata itu tengah menatap kososng ke luar jendela.Satu kalimat yang terbersit di dalam benaknya.Ia merindukan wanitanya.Ya, ia sudah mengklaim bahwa wanita itu adalah miliknya.Hanya untuknya.Lantas kini apa yang dapat ia lakukan?…Apa kau menyesali sesuatu?“tak ada..&r
Udara pagi terasa begitu lembab dari sebelumnya. Sisa hujan yang mengguyur bumi tepatnya di bagian Eropa barat itu masih begitu terasa.Waktu telah menunjukkan hampir pukul 06.00 pagi ini namun langit terlihat masih agak gelap. Sedangkan sang surya tengah mencoba mengintip di balik kumpulan awan kelabu itu,berusaha memberikan sinarnya untuk menghangatkan para penduduk bumi pagi ini. Ya, seperti itu lah cuaca di Inggris pagi ini. Sangat nyaman untuk memilih lebih lama mendekap di balik selimut tebal sembari melajutkan mimpi indah. Namun, beberapa dari mereka nampak tetap melanjutkan aktvitas seperti biasanya. Tak tertipu dengan keadaan langit mendung pagi ini. Sama hal nya dengan pria tampan yang tinggal di sebuah apatement di kawasan 01-35 Oxford Castle, New Rd, Oxford, OX1 1AY, UK. Cuaca pagi ini terlihat tak menggangu dirinya yang hanya menggunakan celana panjang berwarna hitam dan bagian atas yang shirtless dan rambutnya yang masih basah dengan han
5 bulan kemudian… Tak terasa sudah selama itu berlalu. Hari dimana ada luka yang timbul karena cinta. Dan selama itu juga Matthew berangsur-angsur menajalani kehidupan seperti biasa. Sejak saat itu ia tak mencoba menghubungi Fleur lagi dan menghapus kontak Fleur seminggu kemudian. Sebulan awal ia masih terasa bagaikan orang mati namun terlihat hidup. Entahlah apa maksudnya yang jelas ia benar-benar mengenaskan. Sampai Carl kembali menjadi ibu bagai Matthew selama sebulan penuh. Datang pagi buta, membersihkan apartement Matthew, menyiapkan sarapan, ke kampus, kembali ke apartement saat siang untuk memberi Matthew makan siang, kembali lagi ke kampus, lalu kembali lagi ke aparement saat malam untuk memberikan makan malam untuk Matthew dan terakhir akan pulang saat Matthew tertidur pulas. Hey, ayolah, bukankah mereka terlihat seperti pasangan – oh sudah cukup itu mengerikan. Jangan tanya bagaimana dengan tugas kampus Matthew. Yap, tentusaja, semu
Pria bertubuh atletis itu terlihat sibuk memindahkan barang-barang bawaan dari tas besar itu. Ia terlihat terburu-buru hingga rasanya ingin mengamuk saja. Dia ada janji pukul 9 pagi ini namun ia kedatangan tamu semalam—terlalu malam, disaat orang tengah tidur—yang berakibat ia harus membereskan semuanya pagi ini. Beres Ia lalu kembali berkutat dengan perlengkapannya yang akan di bawa pagi ini. Oke,semuanya sudah beres. Ia siap melaju sekarang. “Yem?” panggilnya. Namun ia tak mendengar sahutan atas panggilannya. Ah, hampir lupa, wanita itu mengatakan bahwa akan berbelanja kebutuhan dapur dan lainnya. Namun ini sudah sekitar sejam lebih namun mengapa tak kembali? Tak mau ambil pusing, pria itu hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh dan beranggapan ada banyak barang yang mungkin ia harus beli, makanya lama. Ia melangkah keluar rumah dan memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil bagian penumpang belakang, lalu hendak mengirimkan pesan si
Sebuah mobil Mercedes Benz AMG G65 dengan dua pria tampan di dalamnya tengah menyusuri salah satu kawasan di pinggiran kota yang terkenal dengan suasana rimbun dan sejuknya. Matthew beberapa kali terpaku saat mereka melewati beberapa perumahan yang terlihat sangat rimbun, membuat pikiran seketika terasa lebih tenang dari sebelumnya. Lebih mengejutkan saat Matthew melihat patung seekor hiu besar yang terlihat menyelam ke salah satu atap rumah bertingkat itu. “Hey kau terlihat seperti bocah polos yang kuculik dan tengah memperhatikan dunia luar” ucap Carl yang sesekali melirik Matthew karena focus menyetir. “Apakah ada orang di dalam sana?” tanya Matthew penuh ingin tahu.“Dimana?”“Di rumah sana, yang ada patung hiu menerobos atap rumah itu. Apa ada orang di dalam sana?” Astaga. Carl merasa bodoh meladeni Matthew, “Mana ku tahu, kau pikir aku yang membuatnya?” balas Carl cuek. Matthew menatapnya sinis kemudian bergumam kecil “Santai saja
Lynelle Chloe. Gadis berdarah asia itu terlihat begitu ramah dan ceria setiap saatnya. Ia selalu mendapat pujian dari seluruh warga desa dan menjadi anak kesayangan Madam Altha. Namun siapa sangka, gadis itu telah melalui banyak hal yang begitu berat di usia nya yang masih sangat muda. Mulai menginjak tanah eropa di usia 8 tahu membuat Lynelle kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang benar-benar berbeda dari tempat ia sebelumnya. Lynelle kecil tinggal di sebuah rumah sederhana di desa hanya berdua bersama ibunya. Nuansa asing ini membuat Lynelle kecil lebih banyak menghabiskan waktu bersama sang ibu yang setiap harinya bekerja sebagai penjahit di desa tersebut. Itu sebabnya bakat merancang busana Lynelle merupakan turunan dari ibunya. “Lynelle..” suara lembut itu menyapa Lynelle kecil yang tengah duduk di sofa kecil tepat di depan sang ibu bersama dengan boneka di tangannya. “Iya bu?” jawab Lynelle kecil dengan suara menggemaska
Waktu masih menunjukkan pukul 6 lewat seperempat namun Matthew sudah siap dari 20 menit yang lalu dengan kemeja navy dan celana kain hitam yang melekat sempurna di tubuh proposionalnya. Tak lupa dengan dasi bergaris yang berwarna sepadan dengan kemejanya yang sedari tadi ia pastikan melekat sempurna di antar kerah kemejanya. Sama halnya dengan pantofel hitam yang ia kenakan, di pastikan untuk tetap mengkilat di bawah sana. Acara kelulusannya akan di mulai setengah delapan namun ia telalu cepat mempersiapkan diri. Bahkan cermin panjang yang bersandar di samping tempat tidurnya sudah bosan melihatnya menampakkan pantulan dirinya untuk ke sekian kalinya. Yang benar saja. Ia terlalu antusias sampai-sampai ujung jemarinya seperti habis didiamkan dalam lemari pendingin cukup lama. Dan jangan lupakan, ia juga berulang kali merapalkan kembali sebuah pidato singkat yang sebenarnya sudah ia ulang-ulangi dari sehari sebelumnya. Sangat luar biasa persiap