Share

Owned by Mr. Hamilton | Part 3

Hari ini, manajer dari divisi keuangan, Pak Stevano sedang berulang tahun. Beliau mengundang seluruh staff keuangan untuk datang ke pesta ulang tahunnya yang diadakan di salah satu Club Malam ternama di kota ini.

Untuk itulah Carolline berada di sini, ditengah-tengah pengapnya asap rokok dan kumpulan manusia yang memenuhi ruangan. Dari dulu Carol sangat membenci tempat ini. Jika bukan karena undangan dari atasannya Dia tidak akan sudi menginjakkan kaki di tempat itu. Carol hanya diam sambil sesekali meminum jus jeruk pesanannya.

"Kenapa Kau diam saja Carol?" tanya Stevano menghampiri Carol

"Nikmatilah pesta ini, sesekali Kau perlu bersantai dan melupakan lembaran kertas berisi angka itu," lanjut Stevano sambil duduk di sebelah Carol

Kata-kata Stevano hanya disambut senyuman oleh Carol. Carol harus membuat dirinya solah-olah menikmati pesta tersebut demi menjaga citranya di depan sang atasan.

"Aku sangat menikmati pesta yang Kau adakan Tuan dan terima Kasih sudah mengundangku," ucap Carol sambil sesekali mencari keberadaannya teman-temnnya di lantai dansa

"Jika Kau memang menikmati pesta ini ayo bersulang denganku," ucap Stevano sambil memberikan sebuah gelas berisi cairan yang sama seperti yang diminum Stevano

"Maaf Pak, Aku tidak bisa," Carol berusaha menolak secara halus tawaran Stevano

Stevano terus berusaha memaksa Carol untuk minum dan akhirnya Carol pun kalah. Dia meminum habis minuman yang diberikan oleh Stevano. Tenggorokannya terasa panas setelah meminumnya.

Setelah meminum minuman tersebut, Carol memilih pergi ke toilet. Entah mengapa kepalanya benar-benar pusing. Badannya juga terasa panas. 

"Mengapa kepala ku sangat pusing," ucap Carol sambil menyandar pada dinding lorong menuju ke toilet.

Ketika Carol akan jatuh, tiba-tiba ada sebuah lengan kekar yan menahannya.

"Kau baik-baik saja Nona?" ucap Pria di depannya

"T-tolong, kepalaku sangat pusing," ucap Carol sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang pria asing itu

Pria asing itu membantu Carol berjalan dan mengajaknya memasuki lift. Setelah itu Carol tidak tahu lagi apa yang terjadi karena Ia tidak sadarkan diri dalam dekapan pria asing itu.

______________

Suasana gemerlap lampu dan juga suara musik sudah biasa bagi seorang Oriel. Dirinya sekarang sedang berada di Club milik Ellard tempat diselengarakan acara ulang tahun sepupunya, Stevano Hamilton. Bukan hanya Oriel dan kedua temannya yang datang tapi juga seluruh staff bagian keuangan Hamilton Company dibawah kepemimpinan Stevano.

"Aku ke toilet dulu," ucap Oriel pada Ellad dan juga Devan yang sibuk bercumbu dengan wanita malam,

Ketika berjalan di lorong menuju ke toilet, Oriel melihat seorang wanita yang sepertinya sedang hilang kendali karena mabuk. Oriel segera berjalan mendekat ketika melihat wanita itu hampir terjatuh. 

"Kau baik-baik saja Nona?" ucap Oriel

"T-tolong, kepalaku sangat pusing," ucap wanita itu yang kini sudah menyandarkan kepalanya di dada bidang Oriel

Entah mengapa berdekatan dengan wanita itu membuat sesuatu yang selama ini Oriel pendam kembali muncul. Apalagi sekarang wanita itu sedang mengendus-ngendus di lehernya. Wanita itu menyembunyikan wajahnya di leher Oriel. Dan dibalik keremangan lorong, Oriel tidak bisa melihat wajah wanita itu. 

Akhirnya Oriel pun memustuskan membawa wanita itu ke lantai teratas club. Sampai di dalam lift wanita itu tidak sadarkan diri dan Oriel memilih menggendong wanita itu secara bridal style.

Lift pun sampai dan Oriel segera keluar menuju ke kamar khusus yang disediakan oleh Ellard untuknya. Setelah menutup pintu, Oriel berjalan menuju ke ranjang dan membaringkan wanita tersebut.

Ketika melihat wajah wanita itu, Oriel seperti tidak asing. Ia merasa pernah melihat wajah wanita itu. Oriel memutuskan untuk meninggalkan wanita itu disana. Tapi ketika akan beranjak tangannya ditarik oleh wanita itu sehingga dirinya yang tidak siap pun jatuh menimpa tubuh wanita tadi.

"Tolong bantu Aku melepaskan ini, disini sangat gerah," ucap wanita itu sambil menarik-narik kerah gaun yang dipakainya. 

Oriel yang sadar akan posisinya pun segera bangkit. Tapi rencananya gagal karena wanita itu sudah manarik lehernya dan mencium bibirnya. Mata Oriel yang semula terbelalak kaget pun perlahan tertutup serta membalas ciuman wanita itu. Entah mengapa sisi lain dalam diri Oriel benar- benar menikmati ciuman wanita itu. Dan Oriel sudah tidak bisa mengendalikan gairahnya, Dirinya butuh pelepasan sekarang juga.

"Ku harap Kau tidak menyesal karena telah menggodaku Nona,"bisik Oriel sambil menciumi dan menghisap leher wanita itu sehingga meninggalkan bekas merah

Enggh... 

Mendengar suara desahan  itu membuat Oriel semakin bersemangat menjelajahi tubuh wanita asing itu. Kini tubuh wanita itu sudah tidak tertutupi apapun. Oriel pun melakukan hal yang sama lalu segera melanjutkan aktivitasnya.

Akh... Sssakiit....

"Ouh shit, Kau masih perawan?" kata Oriel 

Oriel pun berhenti sejenak, Ia memberi kesempatan wanita itu agar lebih tenang. Setelah merasa Wanita itu lebih baik, Oriel melanjutkan kegiatan Mereka dengan diiringi desahan keduanya. Untuk pertama kalinya setelah kehilangan sang istri 5 tahun yang lalu, malam ini Oriel benar-benar melampiaskan hasratnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status