Share

Bab 18

Terserah. Mungkin sudah ratusan kali kata itu Dimitri gaungkan di kepala. Saat kemarin melihat Sera menggendong ransel dan berjalan keluar melewat pagar. Atau, dini hari tadi, saat dirinya terbangun dan tak bisa tidur lagi. Dan sekarang, saat nasi goreng buatan bu Tesa mendarat di lidah dan ia malah mengingat rasa nasi goreng yang lainnya.

Terserah. Lelaki itu yakin mampu mengatur hati. Toh, Sera bukan siapa-siapa. Entah baru seminggu atau nanti setelah sebulan kepergian orang itu, tidak akan ada yang berubah dalam hidupnya.

Terserah. Persetan. Masa bodoh dengan Sera.

"Bu Tes! Ini nasi goreng enggak dikasih kecap?"

Bu Tesa menatap iba pada anak majikannya. "Mau ibu buatkan yang baru? Yang kecapnya lebih banyak?" Ia menarik piring penuh itu dari hadapan Dimitri.

Yang ditanyai mengangguk, menyandarkan punggung ke kursi, kemudian menatap menerawang.

Selagi bu Tesa menyiapkan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status