“Saya sudah menemukannya Tuan,” ucap Ben lewat panggilan suara yang kini menghubungkannya dengan Al.
Ben masih berdiri di depan pagar rumah pangkas rambut martin. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu ia berada di sana. Sebisa mungkin ia mengintip ke dalam rumah namun tempat itu nampak begitu sunyi, tak seperti pangkas rambut kebanyakan yang biasanya ramai dengan pengunjung. Ben pun tidak bisa bertemu dengan sang pemilik rumah terlebih dengan calon tunangan atasannya. Namun meskipun demikian, Ben tetap tidak berani untuk masuk apalagi untuk melangkah lebih jauh lagi. Tugasnya hanya untuk memastikan alamat calon tunangan Al saja. Dan kini tugasnya telah selesai ia kerjakan.
“Kalau gitu kirimkan saya alamat lengkapnya, saya akan menuju ke sana sekarang.”
“Baiklah”
Tuttt tuttt tuttt. Panggilan telepon pun akhirnya telah terputus.
Dengan sigap Al mengambil kunci mobilnya dan segera berangkat m
“Finish. Bagaimana Pak, apakah anda suka dengan gaya rambut anda saat ini. Ini adalah gaya rambut yang sedang trend di kalangan pesohor tanah air.” Bodi melihat dirinya di depan cermin, sembari melirik sekilas wajah Martin yang kini sedang berdiri di belakangangnya masih dengan gunting dan sisir yang ada di tangannya. Niatnya menemui Martin untuk urusan pernikahan harus kacau balau karena Martin justru mengira dirinya hendak memangkas rambut. Bodi yang sudah tak bisa menolak terpaksa mengikuti keinginan Martin untuk membuat rambutnya menjadi berbeda dari sebelumnya. Dan jika melihat dirinya di depan cermin saat ini, Bodi setidaknya ikut bersyukur juga. Karena hasil jerih payah lelaki itu ternyata tak sia-sia pada akhirnya. Wajahnya kembali terlihat jauh lebih fress dengan gaya rambut barunya kali ini. “Benarkah gaya rambut ini sedan
Martin dengan tergesa-gesa bangkit dari duduknya lalu menghampiri Bodi yang kini sudah menunggunya sedari tadi. Lestari pun mengikutinya dari belakang. Keduanya langsung bergegas setelah Cla menyampaikan pesan yang dititip Bodi kepada kedua orang tuanya. Dengan langkah penuh tanya, mereka berdua menemui Bodi di ruang pangkas rambut yang ada di rumahnya. Melihat Bodi sedang duduk santai sembari menikmati teh hijau buatan Cla, Martin kemudian ikut duduk di dekatnya. Begitu pula dengan Lestari, istrinya. Bodi mengawali pembicaraannya dengan seutas senyuman. Martin dan Lestari lantas membalas senyuman itu dan makin penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh lelaki yang kini sedang menatap wajahnya dengan begitu serius. Dengan pelan Bodi mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat Mart
Tari dan Bella tengah duduk santai di ruang tengah rumahnya. Mereka berdua menantikan kehadiran Bodi yang sedang berkunjung ke rumah calon tunangan Al. Mereka ditemani dengan seduhan teh hijau kesukaan Tari. Sudah sejak tadi keduanya gelisah menanti kedatangan Bodi. Selang beberapa menit kemudian, orang yang sudah lama dinanti-nanti akhirnya datang juga. Bodi telah datang dengan tawa merekah di wajahnya. Terlihat jelas bahwa berita yang dibawanya kali ini pastilah berita yang menggembirakan. Dengan langkah yang sengaja dipercepat, Bodi langsung menghampiri Tari dan juga Bella yang sedang duduk santai di sofa. Baru saja ia hendak mengucapkan sepatah kata, Tari sudah mendahuluinya. “Bagaimana, kamu sudah menemuinya?” “Iya Nyonya,” jawab Bodi sambil lanjut menceritakan tentang Al yang juga datang menemui Cla di sana. Tari yang mendengar hal itu langsung tertawa terbahak-bahak. Ia sungguh tak menyangka jika Al akan lebih dulu berada di sana.
“Ayah, Ibu!” teriak Cla marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda. Bagaimana bisa kalian membicarakan soal pernikahan,” lanjutnya lagi sambil berdiri dari duduknya. Saat ini Cla benar-benar kaget karena berita pernikahan yang disampaikan oleh Bodi. “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu. Biar kamu dengar dulu penjelasan dari kami.” Lestari mencoba menenangkan Cla meskipun tetap saja tidak merubah apapun sebab Cla tetap saja risau dan gelisah pasca mengetahui berita tentang pernikahannya. “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Al di masa lalu. Mereka berdua telah mengikat janji pada masa silam dulu. Jadi kau harus melakukannya Cla, kau harus melakukan pernikahan ini karena yang namanya janji tetaplah harus
Dengan langkah lunglai, Cla berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah di rumahnya, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya. Cla mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya. Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan dengan Tuan Muda A
Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan seluruh dunia. Yah, berita kali ini datang dari lelaki tampan Kyle Al Jerome William, putra dari pemilik perusahaan terbesar di tanah air. Beberapa pekan terahkir, nama Kyle memang cukup terkenal di sosial media. Pasca kembali dari Paris, dia mendapat banyak penggemar, baik dari kalangan muda, tua dan aku juga termasuk penggemar setianya. Tapi menurutku, kali ini akan menjadi berita paling menyedihkan untuk para penggemar Kyle. Karena sebentar lagi Kyle akan melangsungkan pernikahan dan untuk perempuan yang akan bersanding dengannya nanti kini masih menjadi rahasia. Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba untuk memberi
Sinar matahari sudah memasuki setiap sudut ruangan melalui ventilasi yang ada. Namun hal itu justru tak mampu menggerakkan Cla dari singgasananya. Cla yang sedang menikmati hari liburnya justru bermalas-malasan di dalam sana. Tepat di atas kasur, Cla sibuk bermain dengan ponsel miliknya. Sementara itu, di luar kamar Cla saat ini sudah ada Lestari yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawal datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Martin terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Lelaki itu memakai setelan baju yang berwarna hitam senada dengan celana kain yang ia kenakan. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Jika diamati dengan lebih teliti lagi, Bondan dan teman-teman sudah menyerupai malaikat pencabut nyaw
Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Martin selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasannya akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Martin lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Martin dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Sebab tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Lestari