Setelah meninggalkan kediaman Reyhan, Zeira langsung kerumah sakit, untuk mengurus administrasi operasi Rizal, dia membayar semua tagihan operasi ayahnya dengan menggunakan kartu ATM nya. Sebab saat di perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan sudah mentransfer uang yang ia minta.
Tidak lama ia menunggu di depan ruangan operasi, tiba-tiba dokter keluar dari dalam, dengan sigap ia mendekati dokter itu " bagaimana keadaan ayah Dokter ?"
" Alhamdulillah, operasinya berhasil " ucap dokter paruh baya itu dengan senyum lebar di bibirnya.
" Terima kasih Dokter, apa saya bisa menemui ayahku ?"
" Untuk saat ini belum bisa, sebab pasien belum sadarkan diri, setelah dipindahkan keruang inap, baru kamu bisa menemuinya."
" Baik dokter, dia hanya pasrah demi kebaikan ayahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Vivi telah menghubunginya " hallo Vi "
" Kamu di mana Ra ? Saya sekarang sudah di rumah kamu, pintunya terbuka tetapi tidak ada orang."
Saat Vivi bicara baru ia sadar kalau dia lupa menutup pintuh rumahnya saat dia akan pergi ke Bar. " Vi saya sekarang sedang di rumah sakit, ayahku sakit."
" Haaaaa kamu sekarang di rumah sakit mana ? Kirim lokasinya, aku akan kesana "
Tidak lama kemudian Vivi telah sampai di rumah sakit " Zeira " Vivi memanggilnya dengan nada yang keras
" Apa yang terjadi dengan paman ? Apa karena pukulan waktu itu ?"
" Tidak Vi, ayahku bocor jantung "
" Haaaaah bagaimana bisa ? Selama ini paman baik-baik saja."
" Aku tidak tahu Vi, tetapi itulah kenyataannya."
" Sabar ya Ra, aku percaya paman akan baik-baik saja." Saat Zeira akan menjawab ! ponselnya berbunyi, dia menerima pesan dari Reyhan
* besok pagi datanglah kekantor agama di jalan Melati, jam 8 jangan sampai terlambat, ingat kamu sudah menerima sebagian dari bayaranmu* isi pesan dari Reyhan .
" Heiiii kenapa kamu melamun " ucap Vivi dengan tiba-tiba yang membuat Zeira tersadar " pesan siapa yang kamu baca " lanjut Vivi dengan rasa penasaran .
" Tidak, ini hanya pesan dari teman lama. Oh iya Vi, apa kamu bisa membantuku ?"
" Apa Ra, saya akan berusaha membantumu jika aku bisa "
" Vi besok pagi aku ada urusan penting, apa kamu bisa menjaga ayahku di rumah sakit ini ?"
"Hmmm saya besok off jadi saya bisa menjaga paman," Vivi tidak bertanya tentang urusan penting yang Zeira katakan, sebab dia berpikir kalau Zeira sedang mencari uang untuk membayar operasi ayahnya.
" Terimakasih Vi " ucap Zeira lalu merangkul punggung Vivi.
******"*
Jam 6 pagi Vivi sudah tiba kdi rumah sakit, saat itu Zeira sedang memberikan Rizal minum teh " selamat pagi Ra "
Zeira melihat Vivi sudah muncul dari balik pintu " kamu sudah datang Vi ? Ini baru jam 6 "
" Lebih cepat akan lebih baik. Bukankah begitu paman ?"
Rizal hanya tersenyum " hari ini Vivi yang akan menemani ayah " ucap Zeira setelah ayahnya selesai minum teh.
" Kamu kemana "
" Aku ada urusan penting ayah ! Aku tidak akan lama " ucap Zeira untuk menenangkan hati Rizal
" Baiklah Putriku, hati-hati di jalan, cepatlah kembali " Zeira pun pergi setelah berpamitan kepada Rizal dan Vivi. Kali ini dia menaiki Taxi, di perjalanan air matanya tidak berhenti. Dia sedih, masa depannya akan hancur. Bagaimana tidak ? Dia akan menikah dengan pria yang tidak ia cintai.
Setelah sampai di kantor agama, dia sudah melihat beberapa pria berpakaian serba hitam di luar, dia sudah tahu kalau itu adalah pengawal Reyhan. Saat dia turun dari Taxi pria berseragam hitam itu datang mendekatinya " ayo nona " pria itu membawa Zeira kesalah satu ruangan khusus, untuk mengganti pakaiannya.
Di dalam ruangan itu, sudah ada beberapa wanita dari wedding organizer, untuk meriasnya, dan satu gaun berwarna pink mudah telah terpajang di patung. Dia sudah tahu kalau itu untuk dirinya. Namun dia tidak merasa bahagia, walaupun ia diperlakukan sebagai Putri raja saat ini.
Dia hanya pasrah saat orang-orang di sekitarnya membuka bajunya dan merias wajahnya " kamu terlihat sangat cantik nona " ucap wanita itu
Dia melihat dirinya di kaca lalu tersenyum, namun dia meraja jijik dengan dirinya sendiri. " Apakah aku sanggup untuk ini semua ? Maafkan aku Royhard " ucap dalam hati zeira.
*
*
*
*
*
Royhard adalah kekasih Zeira sewaktu mereka duduk di bangku Sekolah Menegah Atas, namun setelah lulus Royhard kembali ke Prancis untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas termana di Prancis. Namun sampai saat ini Roy tidak pernah kembali ke Indonesia, mereka hanya berkomunikasi melalui telepon selama 2 tahun ini. ****** Reyhan yang sedang dalam perjalanan menuju kantor agama, ia juga merasakan hal yang sama. Dia tidak merasa bahagia, sebab dia tidak menginginkan pernikahan ini. Dia melakukan ini hanya karena untuk mendapatkan warisan orangtuanya. Dia tidak ingin jika adik tirinya yang akan mendapatkan warisan terlebih dahulu. Sebab orang tuanya sudah membuat perjanjian, * bagi siapa yang akan menikah terlebih dahulu dan memiliki anak ! Dia akan mendapatkan 60% saham perusahaan.* Tidak lama Reyhan telah tiba di kantor agama, dengan memakai sepatu kulit berwarna hitam, jas hitam, dengan celana yang berwarna senada yang membuat ke t
Saat dia terbangun dari tidurnya waktu telah menunjukkan pukul 6 sore. " Hah bagaimana aku bisa tidur selama ini ?". Dia berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Di kamar mandi telah tersedia semua kebutuhan mandinya bahkan sampai lulur mandi Teleh disediakan. Saat dia keluar dari kamar mandi, Reyhan sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam kamarnya dengan hanya memakai kaus putih polos dan celana boxer hitam. Zeira merasa malu karena handuk yang ia pakai hanya menutupi dari dada sampai setengah dari pahanya. Lalu ia ingin kembali masuk kedalam kamar mandi, namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara Reyhan " apa kamu belum selesai mandi ?" " Sudah Tuan, tetapi tidak sopan jika aku keluar hanya memakai handuk di hadapan tuan " Reyhan mendekatinya dan berbisik tepat di telinga Zeira " nanti juga kamu akan melepaskan handukmu, apa kamu lupa kalau kita akan melakukanya malam ini ?" Lal
Tidak lama Reyhan pergi, Zeira menjulurkan kepalanya dari dalam kamar mandi, setelah melihah Reyhan tidak ada lagi, baru ia keluar. Lalu dia bersiap untuk berangkat bekerja, saat ia ingin merapikan tempat tidurnya, matanya melihat noda darah di atas seprai. Hal ini membuat dia menjadi sedih, dia menjatuhkan bokongnya di atas lantai marmer dengan kasar. " Aku tidak suci lagi, Roy tidak akan menerimaku lagi ". Dia menyapu air matanya dengan jari rampingnya. Setelah dia merapikan dan mengganti seprainya, baru ia turun kelantai bawah. " Nyonya makan malam sudah siap " ucap pelayan siti. " Maaf Bibi, saya tidak sempat lagi untuk makan, Taxi sudah menunggu di luar " " Tapi nyonya ..." Siti belum selesai berbicara, namun Zeira sudah menghilang dari balik pintuh. Pengawal diluar menyapa Zeira. " Nyonya mau kemana, biar saya antar ?" " Tidak usah pak, saya naik Taxi saja, saya s
" ini tidak akan terjadi jika ayah tidak membuat kesalahan." " Jangan bicara seperti itu ayah, jangan membuat aku jadi sedih." Ucap Zeira sambil merangkul Rizal. " Tetapi jika kamu ada waktu, datanglah bertemu dengan ayah." " Iya ayah, aku pasti akan datang, jika ada apa-apa hubungi aku." Lalu Zeira pergi dengan terburu-buru karena dia takut Reyhan akan marah. Di perjalanan Zeira tidak berhenti menagis karena merasa sedih meninggalkan Rizal sendirian di rumah sakit hanya ditemani perawat. Tidak lama Taxi yang ia tumpangi telah tiba di depan gerbang istana Reyhan tepat pukul 6 pagi. Dia merasa takut Reyhan akan marah kepadanya. Dia dengan pelan masuk ke dalam rumah dan menaiki anak tangga satu demi satu, saat dia akan melewati pintu kamar Reyhan ! Tiba-tiba Reyhan membuka pintu dan berdiri di depan pintu dengan menyilangkan kedua tangan di dada bidangnya. " Kamu da
Setelah 45 menit Reyhan pun tiba di kantor, seperti biasanya dia selalu di sambut dengan senyuman hangat dari seorang wanita cantik yaitu sekretarisnya. "Selamat pagi pak" ucap Chintya dengan nada yang manja dan senyum yang manis di bibirnya. Namun sayang Reyhan tidak pernah tertarik dengan Chintya, dia selalu bersikap tidak acuh. Reyhan berjalan melewati Chintya dan masuk ke dalam ruangan khusus CEO. ............... Setelah satu hari penuh di kantor dengan aktifitas yang cukup melelahkan, akhirnya waktu menunjukkan pukul 5 sore dan saatnya untuk pulang kantor. Tiba-tiba Chintya datang menghampirinya saat Reyhan akan masuk kedalam mobil. " Maaf pak, apa saya bisa menumpang di mobil Bapak ? mobil saya tiba-tiba mati." "Saya masih ada urusan yang penting, dan arah kita juga berbeda, jadi saya rasa kamu lebih baik naik Taxi." Chintya hanya menganggukkan kepalanya, dia sudah terbiasa dengan sikap Reyhan yang selalu menolaknya
Setelah sambungan teleponnya terputus, Reyhan tidak nafsu lagi untuk melanjutkan sarapanya, dia hanya meminum air mineral yang ada di atas meja, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar dia merasa tidak tenang, karena ayahnya akan datang. Dia takut jika Richard akan tahu kalau dia hanya menikah kontrak dengan Zeira. Setelah 30 menit dia berpikir akhirnya dia menghubungi Bara untuk datang ke kamarnya. Tidak lama Bara pun tiba di kamar Reyhan. "Ada apa Tuan ? Apa ada masalah ?" "Bukan hanya masalah, tetapi ini masalah besar, Daddy hari ini datang dari Prancis, dia tahu kalau aku sudah menikah. Apa kamu yang memberi tahu Daddy ?" "Tidak Tuan, saya tidak pernah menghubungi Tuan Besar." "Baik lah. Suru wanita itu kesini" "Maksudnya Nyonya Tuan ?" "Hm" jawaban singkat dari bibir Reyhan. Dia sudah 2 bulan menikahi Zeira tetapi dia tidak pernah menyebut nama Zeira. Setelah
Saat Zeira masuk ke dalam ruang tamu, dia melihat Reyhan duduk di atas sofa sedang menekan-nekan keningnya dengan jari-jarinya dan menutup kedua matanya. "Tuan ini teh nya" ucap Zeira dengan nada yang cukup lembut dan meletakkannya di atas meja. Reyhan melihatnya dan mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu menjadi pelayan?" "Seorang istri harus melayani suaminya" kata-kata itu tiba-tiba keluar dari mulut Zeira tanpa ia sadari. Reyhan tersenyum angkuh."Jangan bermimpi, kita hanya menikah kontrak, bukan menjadi suami istri sungguhan, aku hanya ingin anak, bukan pelayan." "Sebelum kontrak kita berakhir, itu artinya saya istrimu Tuan Reyhan, bahkan kita sudah terdaftar di negara sebagai pasangan suami istri yang sah." "Hmmm, lakukan saja apa yang kamu inginkan. Aku hanya tidak ingin jika kamu berharap terlalu jauh." Zeira merasa menyesal dengan apa yang ia katakan kepada Reyhan. Dia merasa malu, saat
"Tentu saja putriku" Tanpa membuang waktu, Zeira langsung melangkah menuju dapur dan mengambil semua bahan yang ia butuhkan dari dalam lemari Es. Setelah 55 menit akhirnya Zeira telah menyelesaikan 3 masakan lezat, lalu menghidangnya di atas meja dan dibantu sang pelayan. Sementara Rizal yang duduk di atas sofa yang ada di ruang tamu, bisa mencium aroma masakan Zeira datang dari arah dapur, yang membuat perutnya menjadi keroncongan."Ayah pasti sudah lapar?" Ucap Zeira saat mendekati Rizal yang duduk di atas sofa. Rizal tersenyum bahagia mendengar ucapan putri semata wayangnya."Mencium aromanya saja sudah membuat perut ayah semakin lapar" Lalu Rizal melangkah menuju meja makan dengan Zeira, setelah tiba di meja makan Rizal sudah tidak tahan lagi untuk menyantap kepiting saus pedas kesukaannya."wao ini semua menu favoritku, kepiting saus pedas, capcay goreng, dan tempe mendoan. Ayah sudah tidak sabar lagi ingin menyantap kepiting saus pedasnya, sudah lam