Dalam impian yang sudah Mita rancang dalam hidupnya, pernikahan berada di urutan paling bawah dan terakhir. Tapi hal itu justru menjadi paling pertama dia dapatkan.
Entah harus bahagia atau sedih, ketika laki-laki yang akan menjadi suaminya adalah orang yang sangat ia kenal. Yaitu kakak dari sahabatnya sejak SMP.
“Huft! Semua orang menyebalkan!” gerutu Mita yang sudah mengganti pakaiannya dengan piama.
“Kenapa melamun di sini?”
Suara berat Riko membuat Mita menegang. Kegugupan yang sempat mereda kini kembali menyapanya.
“Ehm ... Mita nggak melamun kok, Kak,” jawab Mita, gugup.
“Ayo tidur! Besok Opa dan Oma bakalan menginap di sini.” Riko menarik tangan Sang istri untuk membawanya beristirahat.
Riko yang baru saja membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, mengernyit heran karena Mita masih duduk membelakanginya.
“Kamu nggak tidur?”
Mita menoleh. Sial! Melihat R
Mampir juga ke cerita Terjerat Cinta Sang CEO double up
“Kamu mau malam pertama kita, iya?” bisik Riko dengan sensual di depan wajahnya.Deg ...Jantung Mita berdetak kencang mendengar pertanyaan Riko. Apalagi posisi sang suami yang sudah menindih sebagian tubuhnya membuat getaran aneh menyusup di setiap aliran darahnya.“Sayang,” panggil Riko seraya menjatuhkan kecupan di bibir Mita yang membuka.“K-kak,” lirih Mita, gugup.Riko tersenyum dan kembali mengecup bibir Mita yang bergetar.“Tidur, ya?” ajak Riko setelah ia berguling ke samping Mita dan meraih tubuh istrinya yang bergetar ke dalam dekapannya. Riko tahu istrinya masih gugup dan ketakutan. Ia pun tak ingin memaksa.Hening. Mita kembali membuka matanya ketika mendengar nafas teratur Riko dan elusan tangan di punggungnya berhenti. Diam-diam ia tersenyum seraya membenamkan wajahnya di dada suaminya.Sesuai perintah Mamanya kemarin, Mita lebih dulu beranjak dari tempat tidur 
Bukan tanpa alasan jika Mita mempunyai banyak pertanyaan tentang suaminya. Semua keluarganya terasa aneh bisa menerima dengan cepat sang suami yang terbilang sebagai orang asing.“Aku pasti cepet tua kalau berpikir sekeras ini,” gumam Mita pelan. Ia beranjak dari atas tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.Ceklek ...Mita yang mengira masih sendirian di kamar, tak menyadari tatapan liar Riko yang berada di atas tempat tidur. Mita keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuk pendek yang menutup dada hingga pertengahan pahanya saja.“Ahhh ...” pekik Mita seraya masuk ke walk in closet dan menutup pintunya dengan kencang.Brak ...Nafas Mita terengah-engah seperti habis lari maraton. Dadanya naik turun seiring detakannya yang semakin kencang.“Astaga! Kenapa aku tak menyadari kalau ... kalau Kak Riko duduk di sana,” gumam Mita sambil menu
Riko menarik tubuh Mita ke dalam gendongannya. Membalas ciuman sang istri yang terasa kaku dan menggebu.Ia melangkah penuh semangat menuju tempat tidur yang akan menjadi saksi malam pertamanya. Perlahan Riko duduk di sana dengan Mita yang masih berada di dalam gendongannya.Mita tak mampu lagi mengontrol dirinya saat Riko mulai meraba-raba tubuhnya. Ia pasrah dan menerima apa yang akan terjadi padanya beberapa jam ke depan. Atau sampai besok pagi.Riko mengurai lumatan bibirnya. Ia tersenyum melihat keadaan Mita yang sudah acak-acakan dengan bibir membengkak.Tangannya yang terbebas, menyentuh bibir Mita dan mulai menjalankan aksinya. Menyusuri rahang, telinga hingga turun ke leher. Memberikan kecupan basah, diselingi isapan sebagai tanda kepemilikan.Riko meraih simpul jubah yang berada di sisi kiri Mita untuk melepaskan dari kedua tangan istrinya.Mita menurut. Ia pasrah melepas kain tipis yang menghalangi pergerakan sang suami.Ri
Riko tak pernah mengira sudah menikah dengan gadis yang ia masuki semalam. Gadis berparas manis yang selama setahun terakhir ini memenuhi hatinya. Entah kapan tepatnya, hati Riko terpaut begitu saja saat melihat dia datang mencari adiknya ke rumah. Oleh karena itu, ia sangat bersyukur tatkala terpergok oleh Mama Dewi dan segera diminta bertanggung jawab. Karena sejak pertama kali tertarik pada wanita yang kini memunggunginya, ia bingung bagaimana cara bergerak mendekat. Apalagi melihat perbedaan usia mereka yang sempat membuat Riko minder dan mencoba melupakan perasaannya. Akan tetapi, perasaan itu semakin mengganggu dan membuatnya sulit berkonsentrasi bekerja ataupun beraktivitas tatkala Riko mencoba melupakan. Hingga waktu beranjak siang, Riko yang sudah membuka mata, mengulas senyuman ketika mendapati sang istri terlelap dengan nyaman di atas tempat tidur mereka. Dia terlihat sangat lelah karena dirinya tak berhenti menikmati tubuh itu
Mita mengangguk pelan atas pertanyaan suaminya. Meskipun ia sempat mengeluh pegal dan merasakan sakit di bagian kewanitaannya, ternyata ia masih mampu bercinta dengan begitu panasnya. Kedua semburat merah jambu kembali menghiasi pipinya ketika ia mengingat betapa binal dirinya sejak semalam. Ditambahkan percintaan yang baru saja selesai, menambah prestasi seorang Mita yang notabene masih pertama kali melakukannya. “Mau mandi sekarang? Atau mau pelukan begini terus?” bisik Riko yang masih betah memeluk tubuh polos istrinya dengan bagian bawah yang masih menyatu. Bibir Mita terkatup rapat. Ia terlalu malu untuk menjawab. “Kalau mau pelukan sih, aku juga nggak nolak kok,” ucap Riko tanpa tahu malu. Apa dia tidak menyadari tubuh sang istri yang sudah menegang kaku? Sudah ... ucapan itu membuat Mita seakan terjun dalam hal yang memalukan. Bagaimana bisa seorang wanita enggan berpisah dari tubuh suaminya ketika percintaan telah selesai?
“Bangun, Sayang,” bisik Riko yang mendekap erat tubuh Mita. “Hm,” gumam Mita seraya menggeliat tanpa ada tanda-tanda ingin membuka mata. “Udah malem, loh. Tadi Mama nyariin kamu,” bisik Riko, lagi.Tubuh Mita menegang. Dicari Mama? Seketika pipinya memerah mengingat sejak kemarin malam dirinya belum keluar dari kamar. “Mau turun atau enggak?” Mita mengangguk. “Bentar lagi, ya?” “Baiklah,” Riko melabuhkan kecupan di puncak kepala Mita dan mengeratkan pelukannya. Setelah menimbang-nimbang keadaan, Mita turun ke lantai bawah, menuju meja makan untuk menemui para orang tua yang sudah berkumpul sejak sepuluh menit yang lalu. Mita mulai menyapa dari Opa, Oma, Papa, dan Mamanya sebelum duduk di sebelah suaminya. Ia tampak tenang sebelum Dewi melemparkan lirikan sebagai syarat bahwa tugasnya sebagai seorang istri melayani suami di meja makan. Mita mengerjapkan mata tanda mengerti. Ia mulai mengambilkan nasi, lauk
Pagi ini Mita bangun lebih pagi dari biasanya, demi menyiapkan pakaian milik Riko. Padahal sejak semalam, jas, kemeja, dan celana bahan milik suaminya sudah menggantung di bagian paling terlihat di dalam walk in closet. Selesai membersihkan diri, Mita menghampiri Riko yang sudah membuka matanya, namun masih berbaring di atas tempat tidur. “Selamat pagi, Kak. Ayo bangun! Baju kerjanya sudah Mita siapin.”Riko membuka kedua matanya. Dari posisinya, ia bisa melihat penampilan Mita yang tampak segar dan cantik. “Kamu sudah mandi?” Mita mengangguk. Beranjak menuju meja riasnya, ia mulai memoleskan krim wajah dan sedikit bedak seperti biasanya.Riko tersenyum dan beranjak menghampiri sang istri untuk menghirup aroma strawberry yang menguar dari tubuh Mita.Mita menghentikan aktivitasnya sejenak. Melemparkan senyum ketika tatapannya bertemu dengan Riko dari pantulan cermin di hadapannya. “Aku mandi dulu, ya?” ucap Riko setelah melabuhk
Hai readers yang setia mengikuti cerita ini. Aku ucapkan banyak terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Aku tidak pernah mengira jika cerita ini disukai banyak pembaca. Padahal aku sempat pesimis jika cerita ini bisa diterima oleh pembaca.Aku harap kalian bisa meninggalkan komentar ataupun ulasan bagaimana tentang cerita ini. Jujur saja, aku menjadi semangat update jika kalian meninggalkan respon berupa k komentar. Entah itu di bab atau di depan cover.Ah, ya. Kemungkinan aku akan menyelesaikan cerita Terjerat Cinta Sang CEO lebih dulu. Karena cerita itu hampir menuju ending.Semoga tanpa aku update beberapa hari ini kalian masih setia menunggu cerita ini ya, meski aku tahu menunggu adalah hal paling membosankan.Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk fans Riko dan Mita. Semoga kalian selalu diberkahi oleh Allah.Jangan lupa jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan di tempat kalian masing-masing.Follow akun sosial medi