Share

Bab 13 Taruhan (1)

Yuni Lin tidak peduli padanya, di sini kelihatannya sangat akrab, ia berhenti di seberang kamar Andri.

Andri Chen tidak tahu Yuni Lin lagi cari apa, jalan kesana, berdiri di depan pintu berkata “aku sudah tinggal disini selama satu bulan, tidak pernah ada orang yang ke sini, tidak tahu kamar ini kosong atau tidak.”

Saat dia berbicara, Yuni Lin mengeluarkan kunci dari tasnya, dengan pelan pelan memasukkan ke dalam lubang kunci, dengan lembut memutarnya, setelah kedengaran suara “klik”, pintu di depannya terbuka.

Ekspresi Andri Chen, mengerutkan alis dan melihat semua sisi, tidak ada seorang pun di koridor ini, pencuri itu berseru, “aku tidak percaya! Kamu bisa buka pintu ini, Direktur Lin, kamu bersembunyi! Kapan kapan ajarin aku?”

Setelah itu, Yuni Lin membalasnya, semalam minum terlalu banyak, jadi otak sedikit tidak berfungsi.

 Dia dengan tidak sopannya memalingkan kepala kepada Andri Chen dan berkata “Apaan sih, ini adalah rumah saya!”

Sekarang giliran Andri Chen yang terdian dan berkata dengan terkejut “apa ? rumah kamu ?”

Yuni Lin juga tidak percaya pria itu tinggal di sebrangnya, apakah ini disebut pintu keberuntungan? Yuni Lin tinggal disini selama masih kuliah, dia pergi ke Amerika setelah lima atau enam tahun, rumah dia yang di jakarta mengalami sedikit perubahan, jadi setelah sampai di depan pintu ada perasaan sedikit asing.

Semalam dia baru sampai di Nanjing, tidak sempat pulang ke rumah, jadi tinggal di hotel dekat kantor, rencana setelah menyelesaikan kerjaan kantor baru pulang kerumah yang sudah lama tidak di tinggalinya.

Yuni Lin menjelaskan bahwa “aku tinggal disini sewaktu kuliah.”

Andri Chen mengintip dari celah pintu, perabot yang ada di ruang tamu semuanya di tutupi dengan kain putih, saat mengintip sekilas terlihat sedikit menakutkan, tapi ini membuatnya sangat terkejut kaarna perempuan itu tinggal di sebelah kamarnya dan akan menjadi tetangganya di kemudian hari, maka dari itu Andri Chen akan sering bertemu dengannya, dari waktu ke waktu, kejadian yang tidak seharusnya terjadi akan terjadi dan ini merupakan kesempatan yang sangat jarang bagi Andri Chen.

Andri Chen tersenyum dan mengeluarkan tangan kanannya dan berkata “Direktur Lin, tahu ini namanya apa? Jodoh! Kedepannya kita akan menjadi tetangga, mohon perhatiannya.”

Yuni Lin tidak menjabat tangannya, tapi memberikan tatapan tidak bersahabat, dan berkata “jodoh apaan?”

Mendadak, dia melihat jam tangannya dan terkejut jam istirahatnya sudah mau habis, dengan paniknya dia berkata “jam istirahat aku sudah mau habis, jadi harus segera balik ke kantor.”

Siap! Andri Chen tersenyum sambil memberikan hormat kepadanya seperti seorang tentara yang taat mendengarkan perintah, membuat Yuni Lin tertawa terbahak bahak, setelah ketemu dengannya sangat bahagia tapi pria ini terlihat mesum.

Dalam sekejap, kedua orang meninggalkan sebuah bangunan di daerah cingkawang yang telah lama, setelah itu mereka memanggil taxi, sebelum Yuni Lin membuka pintu mobil, Andri telah duluan duduk di dalam taxi itu.

Yuni terdiam sementara dan kemudian melihat ke arah Andri serta memberikan perintah “Turun! Pesan mobil sendiri!”

Andri dengan tidak tahu malunya berkata “Direktur Lin, kita akan menjadi tetangga kedepannya, tidak bisakah naik bersama?”

Yuni langsung menolak dan berkata “Tidak bisa.”

Keduanya bersikeras, dan supir taxi dengan gelisah berkata “sebenarnya kalian mau naik atau tidak ? waktuku sangat berharga!”

Dengan pasrah, Yuni hanya bisa menaiki taksi ini karna di bagian jalanan ini tidak mudah untuk mencari taksi, dia tidak ingin hari kedua berkerja telat masuk, dan pada saat itu Chandra akan menemukan titik lemahnya lagi.

                Setelah mensiki mobil, Yuni dengan gelisah berkata kepada pengemudi “Tuan cepat pergi ke gedung Park Central, aku sedang terburu-buru.”

Taksi itu sangat cepat tiba di Park Central dan setelah keduanya turun, Yuni memerintahkan Andri “Aku naik dahuluan setelah itu baru kamu masuk, mengerti?”

Andri tahu kegelisahan yang sedang Yuni hadapi, melihat jam tangannya, dan waktu masih tersisah dua puluh menit sebelum mulai berkerja. Kebetulan dia sedang kecanduan merokok di lantai bawah perusahaan.”

Andri tersenyum buruk mengatakan “aku mengerti Direktur Lin, kamu tenanglah! Aku tidak akan mengatakan masalah anda tinggal seranjang denganku kepada semuanya, kita sekarang merupakan tetangga dan juga kolega, hubungan kita sudah tidak sama seperti dulu lagi.”

Awalnya tidak ada masalah apapun, tapi setelah mendengarkan perkataan Andri, mereka tampaknya seperti memiliki sesuatu.

“Tutup mulutmu! Jangan pernah membahas masalah ini di depan saya, kamu jangan lupa perjanjian rahasia ini!” Yuni Lin mengancamnya dengan nada yang kuat.

Saat mendengar perjanjian rahasia, Andri merasa bahwa dia seperti telah berhutang kepada Yuni, dengan kemampuannya saat ini, dia tidak tau butuh berapa tahun untuk mendapatkan uang sebanyak itu, tapi dia telah di paksa oleh wanita ini, dia tidak bisa menerima penindasan jangka panjang olehnya, berencana untuk mengubah nama dan memikirkan cara untuk mencuri perjanjian rahasia itu.

Andri tertawa terbahak bahak dan mengatakan “aku hanya bercanda Direktur Lin.”

Yuni menghela nafas dan berjalan menuju gedung Park Central dengan tas tangan mawar merah merek LV.

Andri merokok sambil menatap sosok Yuni dari belakang yang sedang berjalan, mulutnya bergumam “Bagaimana dia bisa begitu menawan?”

Setelah menghabiskan dua batang rokok,tiba tiba pundaknya di tepuk orang dari belakang, dan suara yang familiar terdengar di balik telingannya.

“Hei saudara …”

Setelah mendengarkan suara itu, Andri tiba tiba melakukan gerakan di bawah kesadaran, merebut tangan yang sedang memukul pundaknya dan melengkungkan tubuhnya, bahu yang indah itu terjatuh, orang yang berada di belakangnya tergulung ke depan, saat dia ingin menyerang, dia terkejut menemukan bahwa orang ini adalah Hendy Wang yang merupakan rekan kerjanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status