Hanya mendengar suara “bang” , Yuni Lin menutup pintu kamar mandi.
Yuni mulai memperhatikan sekeliling kamar mandi, meskipun ruangannya tidak besar, tapi sangat bersih, mengambil handuk milik Andri dan menciumnya, merasa sangat lega karena dia handuknya tidak berbau.Saat itu, Andri berbicara dari luar pintu.“Nona Lin, handuk warna putih untuk mencuci muka, warna orange untuk mandi, dan sabun ada disebelah kotak plastik putih.Yuni menoleh dan mengamati sekelilingnya, di dinding dia melihat kotak plastik putih, “iya, aku sudah mengerti” jawabnya.Tak lama kemudian, Andri yang berdiri di luar kamar mandi mendengar air mulai berguyur, dia meletakkan telinganya dekat pintu dan mendengarkan dengan seksama. Andri berpikir kalau saat ini Yuni sedang tidak mengenakan apa-apa, kalau dia membuka pintunya sekarang ia akan melihat pemandangan yang sangat indah tapi ia tidak memiliki keberanian itu.Pada saat ini Andri ingin sekali memiliki kacamata tembus pandang, agar dia bisa melihat tubuh dari si wanita setan itu.Andri meraba-raba pintu kamar mandi dengan hati-hati mengamati apakah ada serangga di pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat mengamatinya dia tetap tidak menemukan apa-apa.Tiba-tiba, suara air mengalir di kamar mandi berhenti, dan Yuni keluar dari kamar mandi.“Andri Chen!”Andri berjongkok di lantai dan membuat Yuni keliru mengira dia berlari dari kamar tidur.“Nona Lin, ada apa?” tanyanya penasaran.“Rumahmu ada sabun gak?” Tanya Yuni.Andri menginatkannya “Bukannya sudah ku bilang ada didalam kotak itu?”“Sabunnya gak sengaja kujatuhkan ke dalam toilet” katnya malu-malu.“Gak mungkin kan? Sabun itu baru saja kubeli.” Andri menjawabnya dengan rasa tertekan, sepotong sabun seharga beberapa dollar! Dia sekarang sedang tidak mempunyai banyak uang dan dalam tahap menabung.Yuni berkata sedikit dengan tidak sabar di kamar mandi, "Jangan bicara omong kosong, cepat belikan aku sabun, aku sedang terburu-buru."Andri teringat bahwa masih ada 2 buah sabun di kamarnya, karena ketika dia ke supermarket dia membeli sabun yang sepaket berisi 3 buah.“Tunggu, akan kuambilkan untukmu” jawabnya dan bergegas kembali ke kamar.Diambilnya sabun dari laci kamarnya, ketika Andri kembali ke pintu kamar mandi ia mulai berpikir bagaimana caranya dia memberikan sabun ini kepada Yuni kalau pintunya tertutup sangat rapat bahkan nyamuk pun tidak bisa masuk apalagi sabun.Andri sengaja berdiri di depan pintu kamar mandi “ Nona Lin, bagaimana caranya aku memberikan sabun ini kepadamu?”Pada saat itu Yuni melihat sekelilingnya, tidak ada handuk didalam kamar mandi, yang ada hanyalah 2 handuk kecil yang berada di kamar mandi kecil ini, tak ada sesuatu yang bisa menutupi tubuhnya, dan lagi setengah dari tubuhnya sudah bersabun.Yuni berjalan bolak balik dan akhirnya memikirkan sebuah ide yang bisa digunakannya, dia mengambil 2 handuk kecil itu , yang satu diikatnya ke dada dan satunya lagi mengikat pinggangnya. Dia buka pintu dan bersembunyi dibaliknya “ tutup matamu, jangan mengintip! Kalau aku tahu kau mengintip, akan kucongkel matamu hari ini juga!”“ok!” katanya setuju, perlahan pintu kamar mandi mulai terbuka, sebuah tangan dan kepala yang setengah basah mengintip keluar.Andri memicingkan matanya dan memberikan sabun itu kepada Yuni, tangannya menjulur dekat kearah dada wanita itu, tinggal sedikit lagi dia akan menyentuhnya “kau gak bisa liat tanganmu menjulur kemana!”Andri pura-pura tidak tahu dan meminta maaf “ maafkan aku nona Lin, aku sungguh tidak sengaja, aku tidak bisa melihat kau ada dimana.”Yuni mendengus, dia tidak tau apakah Andri sengaja atau tidak, saat dia akan meraih untuk mengambil sabun, kecelakaan itu terjadi.Sabun yang dipegang Andri tiba-tiba jatuh dari tangannya Yuni ke depan pintu kamar mandi, pria ini memang sengaja melakukannya tapi Yuni tidak mengetahuinya karena akting pria ini sangat bagus.“Bagaimana sih kamu menyerahkannya?” mengomelinya tanpa merasa curiga sedikit pun.Andri meneruskan actingnya “Nona Lin, aku benar-benar minta maaf, sini biar aku bantu ambilkan…”Belum selesai Andri bicara, Yuni segera menghentikannya “ Gak usah, kau jangan bergerak, kau tutup saja matamu dengan rapat, awas kalau kau ngintip, gak akan aku ampuni.”Selesai berbicara, Yuni mengecek apakah Andri menutup matanya, kemudian perlahan-lahan berjongkok dan memungut sabun yang ada di lantai.Saat Yuni hendak berjongkok, tiba-tiba handuk yang menutupi dadanya terjatuh, mungkin karena sabun yang masih ada ditubuhnya licin, dia segera menangkap handuknya.Kejadian itu merupakan pemandangan yang sangat indah bagi Andri, mata pria ini benar-benar diberkahi, dua buah puncak yang begitu montok itu berdiri dengan tegapnya, membuat orang kagum.Alis Andri berkerut, hatinya mulai berseru, aku menginginkannya, sangat besar, sebesar lengan.Namun, dia memicingkan matanya dan bertanya “Nona Lin, apakah kau baik-baik saja?”Yuni dengan cepat berjongkok dan mengambil sabun yang terjatuh di lantai tadi, “aku baik-baik saja, kalau kau berani mengintip akan ku bunuh kau!”Setelah mengambil sabun, Yuni segera menutup pintu kamar mandi dan melanjutkan kegiatan mandinya.Namun, pemandangan indah membuat Andri meneteskan air liur, putih bersinar, membuat orang ingin lama-lama menikmatinya. Memikirkan sentuhan tadi malam dan pemandangan yang indah tadi, ditambah sesuatu yang dilihat dengan matanya sendiri, dalam benaknya muncul Yuni yang sedang telanjang membuat darahnya muncrat.Setelah beberapa menit, suara didalam kamar mandi berhenti, Andri dengan sigap kembali ke kamar. Andri mencopy video Yuni semalam dan memindahkannya ke komputer lain. Video ini merupakan harta karun baginya.Tak lama kemudian, Yuni keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya menggunakan handuk, dia masih memakai pakaian yang dikenakannya semalam. Yuni berjalan kearah andri yang sedang duduk didepan komputernya “Apakah kau memiliki hairdryer?”“Gak ada” jawabnya sambil mengelengkan kepala.Yuni ingin mengeringkan rambutnya, tapi dia hanya bisa pasrah karena Andri tidak memilikinyaYuni melihat jam yang ada ditangannya, hanya tinggal 2 menit lagi waktu untuk dia harus tiba di kantor, tiba-tiba dia kepikiran tasnya “Dimana tasku?” tanyanya dengan sibuk.“Itu di ruang tamu.” Sambil menunjuk kea rah pintu.Yuni pergi ke ruang tamu dan mengambil tas LV-nya, meletakkan kembali handuknya di kamar mandi dan kembali ke kamar “Dengar, kalau kau berani menceritakan kejadian semalam ke orang ketiga, maka kau sudah tau apa akibatnya!” membanting tasnya sambil memperingati Andri.Selesai bicara, Yuni melihat kearah komputer Andri dan berjalan mendekatinya “Hapus video semalam.” Perintahnya.Dibawah pengawasan Yuni, Andri menghapus video itu dan membersihkan recycle binnya.Namun, Yuni tidak tahu bahwa Andri sudah mensalin video itu ke tempat lain, ini adalah rahasia.Saat Yuni sedang menyisir rambutnya, Andri menggunakan kesempatan itu untuk pergi mencuci wajahnya dengan cepat dan ketika dia menggunakan handuk, tiba-tiba mencium bau yang harum. Ingat bahwa handuk putih itu digunakan Yuni untuk membungkus dadanya, baunya yang sangat menarik membuat yang menciumnya menjadi mabuk kepayang.Yuni selesai menyisir rambutnya di waktu yang bersamaan Andri juga selesai membersihkan dirinya, saat Yuni hendak membuka pintu, Andri dengan rendah diri dan tersenyum berkata “Nona Lin, aku sedikit terkejut! Jam segini kalau kita naik bus pasti sangat ramai!”Mendengar penjelasan Andri, Yuni sangat terkejut “Kau tidak membawa mobilnya kesini?”Tiba-tiba Andri menyadari “oh iya, mobilmu masih ada di parkiran restoran swiss bell”Yuni melihat jam tangannya dan dia hampir telat ke kantor. Tidak ada waktu lagi untuk mengurus mobilnya, dia hanya bisa naik taksi kesana, dengan terburu-buru dia membuka pintu dan berjalan keluar, baru saja Yuni berjalan keluar dari koridor, dia tertegun sesaat dan melihat kesekelilingnya, dia merasa sangat familiar dengan tempat ini, serasa sudah pernah kesini sebelumnya.Andri tidah tahu apa yang dicari oleh Yuni, melihat kesepanjang matanya dan tidak menemukan apa yang terjadi dengan wanita ini, “kau kenapa? Apa yang kau cari?” tanyanya aneh.Yuni Lin tidak peduli padanya, di sini kelihatannya sangat akrab, ia berhenti di seberang kamar Andri.Andri Chen tidak tahu Yuni Lin lagi cari apa, jalan kesana, berdiri di depan pintu berkata “aku sudah tinggal disini selama satu bulan, tidak pernah ada orang yang ke sini, tidak tahu kamar ini kosong atau tidak.”Saat dia berbicara, Yuni Lin mengeluarkan kunci dari tasnya, dengan pelan pelan memasukkan ke dalam lubang kunci, dengan lembut memutarnya, setelah kedengaran suara “klik”, pintu di depannya terbuka.Ekspresi Andri Chen, mengerutkan alis dan melihat semua sisi, tidak ada seorang pun di koridor ini, pencuri itu berseru, “aku tidak percaya! Kamu bisa buka pintu ini, Direktur Lin, kamu bersembunyi! Kapan kapan ajarin aku?”Setelah itu, Yuni Lin membalasnya, semalam minum terlalu banyak, jadi otak sedikit tidak berfungsi.Dia denga
“Aiya….” Hendi berbaring di lantai sambil berteriak.Andri segera menghentikan gerakkannya dan dengan terkejutnya bertanya “bagaimana bisa kamu disini?”Setelah selesai berbicara, dia segera membantu Hendy berdiri dan dengan paniknya bertanya “apakah kamu baik baik saja?”Hendy Wang berdiri, meskipun badannya masih sakit. Dia baru mengetahui Andri bisa kongfu dan dia itu penggemar kongfu Bruce Lee sejak kecil.Dia dengan bersemangatnya bertanya “apakah kamu bisa kungfu?”Andri dengan rendah hatinya berkata “bisa dikit dikit.”“Jadi pelatih aku bagaimana?” Hendy dengan antusiasnya memohon.Andri tersenyum dan berkata “kungfu aku biasa biasa saja, bagaimana aku jadi pelatih kamu, itu seperti bohongin anak perempuan.”“Geraka
Di saat Andri Chen memasuki kantor Manajer umum, Yuni Lin dengan tajam bertanya “Apakah kamu yang menjawab teleponku kemarin?” Begitu Andri mendengarnya, ia tahu bahwa Yuni marah karena sesuatu. Tentu saja, pada saat ini, ia tidak akan mengakuinya. Karna hal itu tidak baik, pria bernama Tommy Sun ini sebenarnya adalah pacar dari Yuni Lin, dan permasalahannya menjadi bertambah besar. Dia berpura-pura tidak bersalah dan berkata “telepon? Telepon apa?” “Apakah kamu menjawab telepon tadi malam ketika seseorang menelponku?” Yuni Lin memperingatkan dengan marah. Andri berpura-pura menggaruk kepalanya dan berkata bohong “Nona Lin, aku minum terlalu banyak semalam. Aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.” Berbicara tentang hal ini, Yuni Lin tiba-tiba memikirkan sesuatu. Pagi ini, pelanggan besar perusahaan direktur Zhang selalu menelpon dan mengatakan bahwa ia mabuk kemarin.
Yuni Lin tahu bahwa Departemen pemasaran kekurangan staf dan bahwa beberapa karyawan telah mengambil cuti.Dia juga memahami bahwa Departemen pemasaran adalah garis depan perusahaan, dan jika ada yang tidak beres di garis depan, itu akan mempengaruhi operasi seluruh perusahaan.Oleh karena itu, jika ada Jendral di garis depan, seseorang harus memanggil mereka.Yuni Lin tidak menolak, tapi langsung berjanji “Baiklah! Aku akan mentransfer kamu ke departemen pemasaran dulu, sambil menunggu rekrutan dari departemen sumber daya manusia, lalu aku akan membawamu kembali.”“Baiklah, terimakasih, Direktur Lin.”“Pergilah!”Andri Chen meninggalkan kantor Yuni Lin dan kembali ke departemen pemasaran.Hendy Wang berlari dan dengan gugup bertanya “apa yang terjadi ? aku lihat emosi Direktur Lin sedang marah.&r
Ketika Andri Chen meliahat itu, ia tidak bisa menahan untuk berseru “Sial, seseorang menyentuh pantat wanita di siang bolong.”Hendy mendengar itu, takut bahwa ia akan melewatkan adegan yang begitu indah, dia melihat sekitar dengan cemas “Kakak, dimana itu?”“Itu!” Andri Chen melihat kearah bus.Hendy mengikuti mata Andri dan melihat seorang pria tinggi mengikuti seorang wanita seksi. Ada banyak orang di pintu masuk bus, yang tidak mudah di sadari. Andri Chen menemukannya secara kebetulan.Andri memandangnya untuk sementara dan terkejut menemukan bahwa tujuan pria itu sebenarnya bukan untuk menyentuh pantat wanita seksi itu, tapi tasnya yang berwarna mawar merah, dan pria menarik keluar beberapa alat.“Tidak, pencopet!” Andri terkejut.“Pencopet?” Hendy Wang bergumam dan mengerahkan seluruh per
“tidak sengaja, jadi apa maksudmu?” pria itu tertawa.Salah satu orang yang lebih tinggi yang telah diam untuk waktu yang lama, akhirnya kehilangan kesabaran dan berkata “kak, jangan berbicara omong kosong padanya. Anak ini sudah menghalangi renca kita hari ini. Kita harus menyingkirkannya. Jika tidak, aku panic dalam hati.”Dengan itu, tiga orang dating selangkah demi selangkah menuju Hendy Wang.Hendy melihat situasinya, kakinya menjadi lunak, tubuhnya tidak sadr mundur, dan ia mundur sampai terpojok ke dinding.Mendadak ada suara malas di jalan buntu itu.“Hendy Wang, sialan kau! Aku sudah mencarimu untuk waktu yang lam. Bagaimana bisa kamu ada disini?”Suara Andri terdengar di gang, dan Hnedy melihat harapan.Tentu saja, tiga orang juga mendengar suara dan menoleh ke belakang. Mereka melihat Andri b
Andri Chen tidak tahu hal aneh apa lagi yang di lihat oleh Hendy. Ketika ia melihat keatas, ia melihat seorang wanita cantik dalam gaun renda putih dan rok pinggul dating dengan enam centimeter sepatu hak tinggi. Rok pinggul cantik ini, membungkus di sekitar wanita sexy ini, memang pemandangan yang sangat indah.Wanita sexy ini bukanlah orang lain, ternyata wanita ini adalah target dari pencopet sebelumnya.Wanita itu dating padanya dan membelai rambutnya yang panjang sebelum dahinya. Matanya jatuh pada Hendy dan dia peduli “apakah kamu tidak apa-apa?”Hendy menggelengkan kepalanya dan berkata “barusan memang ada masalah, tapi serkarang itu sudah baik-baik saja. Ketiga pencuri itu dikalahkan oleh kakak tertua saya.”Mendengar ini, wanita sexy menatap Andri dengan penasaran dan berkata dengan bersyukur “Terima kasih, kalau bukan karenamu, aku akan kehilangan dompetku hari
Ketika gelas penuh dengan alkohol, Rossa mengangkat gelas dan berterimakasih kepada mereka berdua “kepada dua pria tampan, terimakasih hari ini.”“Manager Rossa, kamu sangat baik.” Kata Andri memegang gelasnya.“Baiklah,ayo minum.” Dengan itu Rossa mengangkat lehernya dan meminum semua alkohol si dalam cangkir.Hendy setelah meletakkan gelasnya, ponselnya toba-tiba bordering pada saat ini.Dia meminta maaf kepada Rossa “permisi, Manager Rossa, akui akan menjawab telepon terlebih dahulu.”Rossa berkata “tidak apa-apa, bukan masalah, jawab saja.”Karena ada kebisingan di Restoran, Hendy mengambil telepon dan berjalan keluar dari restoran. Andri dan Rossa terus melanjutkan untuk minum.Segera setelah mereka menghabiskan alkohol di gelas, Hendy kembali dan berdiri di samping meja, de