Share

BAB 3 - Siapa Kamu?

Nata sibuk memilah – milah profil lamaran yang lolos seleksi tahap pertama hari ini. Matanya tertuju pada profil yang mendapatkan nilai tertinggi. Disitu tertulis bahwa pengalaman bekerjanya sudah 5 tahun di sebuah PT yang cukup ternama.

"Perusahaan di sana setahuku punya gaji yang cukup tinggi, mengapa dia memilih untuk pindah bekerja kesini? Hmm.. menarik." gumam Nata.

Setelah selesai memilahnya, Nata segera berdiri untuk menuju ruangan bosnya. Ia mengetuk perlahan, kemudian terdengar suara mempersilahkan dari dalam. Nata masuk dan menyerahkan berkas lamaran yang sudah ia pilih.

“Oh, kamu sudah menyelesaikannya. Biar aku lihat.” Satya membaca dokumen yang diberikan satu persatu, kemudian dahinya berkerut pertanda ada yang tidak beres.

“Kenapa hanya fresh – graduate yang melamar? Apakah tidak ada yang sudah memiliki pengalaman bekerja? Kamu tahu, kita membutuhkan sekretaris yang berpengalaman agar mudah beradaptasi dengan cepat.”

Nata yang mengetahui akan mendapatkan pertanyaan seperti itu, menyodorkan selembar kertas ke arah Satya.

“Hanya itu yang berpengalaman dan lolos seleksi tahap pertama. Tapi saya agak ragu mengenai dirinya.” ucap Nata yang membuat Satya memperhatikan profil itu dengan teliti, terutama di bagian pengalaman bekerja.

“Kenapa memangnya? Instingku mengatakan dia adalah calon sekretaris yang bagus. Menilik dari pengalaman bekerja dan keahliannya.”

Nata menghela nafas, mencoba menjelaskan dengan sabar. ”Seseorang yang bekerja sebagai sekretaris pribadi di perusahaan ternama selama 5 tahun, yang tentunya dengan gaji lebih tinggi. Kemudian, melamar sebagai sekretaris di perusahaan kita. Bukankah itu aneh? Ada dua kemungkinan, yang pertama dia terkena masalah dan dipecat sepihak oleh atasannya. Dan yang kedua, dia memiliki alasan pribadi untuk masuk ke perusahaan kita.”

“Yah, alasan pertama yang paling masuk akal,” timpal Satya tertawa,”tapi tidak ada salahnya dicoba untuk mewawancarainya besok. Kita baru tahu dia kompeten atau tidaknya.” lanjut Satya, yang direspon dengan anggukan kepala tanda setuju oleh Nata.

“Baik, Pak. Saya mengerti.”

Setelah Nata pergi dari ruangannya, Satya memandangi foto profil calon sekretaris yang baru saja dibicarakan.

Tertulis nama Dewi Lasmana, meski tidak memakai riasan saat di foto, wajahnya sudah terlihat cantik. Wajahnya mungil, dia memiliki kulit berwarna putih susu, serta rambutnya yang berwarna hitam legam dibiarkan terurai dengan natural di pundak.

Tanpa dia sadari, perhatiannya terfokuskan pada foto tersebut. Semakin diperhatikan, jantung Satya berdegup kencang, ada perasaan rindu yang sepintas mampir di pikirannya. Padahal dia hanya memperhatikan foto resmi berukuran 3 x 4 yang berada di kertas lamaran, bukan foto perempuan seksi dengan baju minimalis.

Mengetahui ada yang aneh dengan dirinya, Satya langsung menjauhkan kertas lamaran tersebut.

"Dasar gila," gumamnya kesal.

Padahal selama ia hidup seribu tahun, belum ada perempuan yang membuatnya terpikat pada pandangan pertama.

Berkat foto tersebut, pikiran Satya menjelajah saat ribuan tahun yang lalu ketika ia terbangun dari kematian dan bisa hidup untuk kedua kalinya. Anehnya, ia tidak bisa mengingat detail kejadian mengapa ia bisa mati dan mengapa ia bisa hidup kembali.

Pada masa itu, ingatan Satya mengenai kehidupan pertamanya terasa samar – samar. Ia hanya mengingat kutukan yang menimpa dirinya dan kakak kembarnya, karena keserakahan ayah Satya sendiri. Kemudian ia terbunuh dengan sadis, lalu terkubur disebuah sumur.

Dan dengan tiba – tiba ia dihidupkan kembali. Lagi – lagi tidak dapat mengingat apapun. Ia hanya  mengingat seputar bisikan mengenai takdir hidup yang kedua kalinya. Takdir yang mengharuskan ia bertemu dengan seorang perempuan agar ia bisa sepenuhnya menjadi manusia.

Setelah itu ia hidup menjadi pengembara dari benua ke benua yang lain untuk mencari perempuan yang dimaksudkan. Seiring berjalannya waktu, ia belum pernah bertemu dengan seseorang yang ditakdirkan dengannya.

Satya memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, sambil mencari informasi yang ia butuhkan agar ingatannya dapat kembali. Sehingga ia bisa menemukan perempuan tersebut dengan lebih mudah, tidak meraba – raba seperti sebelumnya.

Disaat ia kembali, tanpa sengaja Satya bertemu dengan segerombolan penjual budak anak – anak. Satya segera menolong para anak – anak tersebut dan membunuh semua pelaku. Anak – anak yang ia tolong, dikembalikan ke asal mereka.

Hanya ada seorang anak yang menolak ketika Satya menawarkan untuk memulangkannya. Anak tersebut menginginkan untuk melayani Satya sebagai rasa terima kasih dan hormat, karena sudah menyelamatkan dirinya. Satya tidak menolak dan membiarkan anak tersebut mendampingi di setiap perjalanan.

Anak tersebut adalah kakek buyut Nata, yang setia mengabdikan diri dan keluarganya untuk melayani Satya. Karena itulah, sejak kecil Nata mengetahui bahwa Satya bukan sepenuhnya manusia.

Kembali ke masa sekarang, Satya tidak berubah banyak semenjak 1000 tahun yang lalu. Wajahnya masih tampan dan muda, bahkan kerutan pun tidak berani muncul di sana.

Semua yang berada di wajahnya terlihat sempurna dengan alis berwarna hitam tebal, mata tajam, berhidung mancung, serta bibirnya yang berwarna merah menggoda.

Kemudian ia tersenyum, mengingat ada perempuan yang membuatnya tertarik kali ini. Dan di hati kecilnya berharap kalau Dewi Lasmana adalah perempuan yang ditakdirkan kepadanya.

“Dewi Lasmana. Siapa sebenarnya kamu? Berhenti meneror pikiranku. Padahal kita belum pernah bertemu.” Ia bergumam, dahinya membentuk kerutan kecil.

Yah, lagipula besok aku akan bertemu dengannya.” Bibir manisnya terangkat keatas, ia tersenyum dengan misterius.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status