Share

Lunch

Masuk ke dalam ruangan setelah sebelumnya berbicara dengan Marcus tentang keinginannya untuk makan siang bersama yang langsung ditolak Grace tanpa berpikir panjang karena pastinya hari ini harus bertemu dengan Ramond. Rekan kerja Grace bukan yang ikut campur urusan pribadi apa lagi sang manager Rachel yang lebih suka hasil daripada hanya membicarakan masalah pribadi, pekerjaan yang tidak harus ditempat memudahkan untuk bertemu dengan Ramond atau Julius. Marcus meski berada dekat dengan tempat Grace tidak pernah mengetahui kedua pria tersebut, entah mungkin Tuhan masih belum mempertemukan mereka dalam satu waktu atau memang Grace yang punya segala macam alasan juga cara.

“Hari ini yang pakai Pak Saiful siapa?” Rachel menatap ketiga anak buahnya.

“Aku harus ke nasabah mungkin ampe siang tapi kalau lebih tinggal aja nanti pulangnya gampang” Devina mengangkat tangan dan membuka suaranya “kamu gimana?” mengalihkan pandangan ke Yusuf “bareng aja nanti tinggal aja dan aku hubungi kalau udah selesai.”

Yusuf menggelengkan kepala “aku ketemu di sini sama Mbak Rachel.”

“Grace?” Rachel menatap Grace yang hanya diam mendengarkan “kalau gak ada kunjungan pekerjaan yang kemarin aku berikan bisa selesai besok?.”

“Aku usahakan karena makan siang sudah ada janji, mbak.”

“Sama yang mana ini?” Devina memberikan gerakan mata menggoda membuat Grace menggelengkan kepala.

“Kamu usahakan secepatnya karena pusat sudah minta,” lerai Rachel yang hanya diangguki Grace.

Rapat singkat memang sering diadakan untuk menentukan pemakaian mobil agar tidak ada yang merasa tidak diperhatikan atau perhatian yang berat sebelah, setelah rapat singkat semua melakukan pekerjaan tanpa ada yang bersuara. Rachel sendiri sudah masuk ke dalam ruangannya meninggalkan ketiga orang di luar dengan kesibukan yang berbeda. Grace mempersiapkan keperluan untuk mereka yang akan bertemu nasabah, meski dirinya hanya akting tetap saja membutuhkan amunisi agar bisa keluar di jam kerja dengan tujuan akhir adalah mencapai target. Memastikan semua pada tempatnya Grace mengerjakan permintaan Rachel tadi pada saat rapat, pekerjaan ini sudah dari kemarin lusa tapi karena kedatangan orang pusat membuat semua berantakan dan mundur dari target yang diberikan.

“Udah semua ya ini?” Grace menatap Devina yang mengangkat map dan hanya dijawab dengan anggukan “aku berangkat minta tolong hubungi Pak Saiful tunggu di lobby.”

Grace melakukan permintaan Devina dengan menghubungi Saiful agar segera meluncur ke lobby, setelah selesai melanjutkan pekerjaannya kembali karena mendekati batas waktu. Yusuf melangkah ke arah Grace untuk menggunakan komputer yang ada di meja samping, tidak ada pembicaraan sama sekali karena sibuk dengan apa yang mereka berdua kerjakan.

“Julius ngajak ketemuan besok, bagaimana?.”

Yusuf selalu begitu ketika akan bertemu dengan salah satu teman pria Grace akan cerita dengan meminta ijin, awalnya Grace bingung tapi setelah dijelaskan baru paham jika Yusuf tidak ingin dianggap ikut campur jika terjadi sesuatu dalam hubungan Grace dan pria-pria tersebut. Meski Grace selalu setuju mereka bertemu tapi hanya beberapa kali Yusuf mengikutinya, alasan utama Yusuf jika menolak meski Grace tidak masalah adalah karena sang istri. Yusuf tidak tega meninggalkan istrinya di rumah sedangkan dia nongkrong bersama temannya, istri Yusuf bukan kuper atau penampilannya kurang tapi lebih suka berada di rumah daripada bersama teman-temannya dan jika pun ada uang lebih yang dilakukannya adalah bersama Yusuf atau keluarga mereka. Grace pernah tanya dan jawabannya bikin hatinya terdiam di mana keluarga adalah utama dan bukan tidak mau berkumpul tapi bukan berarti setiap hari bersama teman, ada momen tertentu di mana mereka harus bersama.

“Untuk apa tanya kalau kamu sudah tahu akan gimananya,” sindir Grace sambil memutar bola matanya malas.

Yusuf tertawa mendengarnya “siapa calon customer saat makan siang ini?” menatap Grace dalam “Ramond?” Grace mengangguk “semoga berhasil meski gak perlu kata-kata ini karena pasti berhasil” mengedipkan matanya ke arah Grace yang hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan dari Yusuf.

Yusuf tidak memulai pembicaraan setelahnya sampai apa yang dikerjakan selesai dan kembali ke ruangan meninggalkan Grace sendirian, Grace tidak tahu apa yang dikerjakan Yusuf karena dirinya juga fokus pada pekerjaan yang diminta Rachel. Berkutat lama dengan pekerjaan Rachel bertepatan jam istirahat telah selesai, Grace membuka ponselnya di mana ada nama ketiga pria tersebut yang masuk di dalam pesannya. Grace membalas mereka sebentar setelahnya ke ruangan Rachel memberitahu bahwa apa yang dikerjakan telah di email, setelah memastikan semuanya selesai Grace langsung keluar dan tidak lupa pamitan dengan Yusuf serta Rachel. 

Langkah kaki Grace ke lobby sedikit ringan dengan harapan Marcus atau pun Julius tidak tiba-tiba muncul dihadapannya, sejauh ini Grace bisa menangani dengan sangat baik agar tidak saling bertemu satu sama lain. Menunggu mobil Ramond di lobby masih dengan perasaan harap-harap cemas akan bertemu dua pria lainnya, mendapati mobil Ramond berjalan mendekat dengan segera Grace masuk ke dalamnya dan memakai sabuk pengaman. Grace tidak tahu jika Ramond tersenyum kecil melihat kelakuannya, setelah memastikan Grace siap mobil Ramond berjalan meninggalkan gedung tempat kerja Grace.

“Kita ke mana?” Grace membuka suara saat sudah jauh dari kantor.

“Rumah.”

“Istri kamu?”Grace sedikit takut jika istri Ramond berada di rumah.

“Keluar kota lusa baru kembali, ini bukan rumah aku dan istri tapi rumah biasa kita bersama.”

Grace mengangguk mendengarnya dan paham di mana semenjak mereka bersama Ramond membeli rumah untuk mereka berdua menghabiskan waktu setelah sebelumnya menggunakan rumah Ramond jika sang istri tidak berada di rumah. Keluarga kecil Ramond sangat bahagia bahkan tidak kekurangan apa pun dari luar, tapi setelah hubungan mereka berjalan di mana Grace baru tahu jika Ramond lelah pada istrinya yang bersikap semaunya dan memiliki emosi yang tidak menentu. Hal ini menjadi satu-satunya alasan Ramond bersama Grace karena bisa memberikan kenyamanan dalam hal batin, tidak menutup kemungkinan hubungan ranjang masuk di dalamnya. Grace tidak peduli dengan masalah keluarga mereka karena bagi Grace adalah uang masuk ke dalam rekening untuk kebutuhan hidupnya juga Olla anaknya yang membutuhkan banyak biaya ke depannya.

“Kamu mau masukin berapa?” Grace menatap Ramond yang baru saja mematikan mesin.

“Terpenting bulan ini mencapai target kamu bukan?” Grace mengangguk “ayo turun.”

Ramond membuka pintu belakang untuk mengambil makanan yang entah kapan dibelinya membuat Grace membantunya membawa makanan ke dalam, rumah yang dibeli Ramond ini hanya sederhana tidak sebesar rumahnya bersama sang istri. Grace meletakkan makanan yang dibeli ke meja makan, Ramond sendiri memutuskan untuk ke kamar mandi entah untuk apa. Rumah ini ada yang membersihkan karena permintaan Grace dan Ramond menuruti permintaan dirinya, setiap pagi orang tersebut akan datang untuk membersihkan dan selesai sebelum makan siang tidak heran ketika mereka datang keadaan rumah tampak bersih.

“Kita makan setelah itu kamu melakukan tugas yaitu memuaskan aku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status