Telepon Randi berbunyi, Randi cepat mengangkat telepon yang tergeletak di meja ruang tamu itu.
"Hallo ?" Jawab Randi di telepon.
"Hallo, selamat siang pak, ini dengan pak Randi Setiawan ?" Tanya Karyawati toko diseberang telepon.
"Iya, betul mbak." Ujar Randi.
"Kami mau memberitahu, kalo pesanan bapak sudah jadi." Jelas karyawati toko .
"Oh, baik mbak, kalo begitu nanti saya datang mengambilnya, terima kasih kabarnya mbak." Jawab Randi.
"Sama sama pak." Jawaban dari karyawati toko. Randi lalu menutup teleponnya, wajahnya terlihat menyiratkan kesenangan.
Ditoko perhiasan, sore itu Randi sedang melihat perhiasan yang dipesannya, mengamati nama ukiran yang ada dikalung dan cincin itu. Randi tampak wajahnya puas melihat hasil tersebut.
"Sudah bagus mbak." Ujar Randi.
"Baik pak." Ujar Karyawati toko dan menerima perhiasan itu untuk dipacking, lalu membuat nota pembayaran, Randi membayar dengan kartu kreditnya.
Setibanya dirumah, Randi langsung mencari tempat aman untuk menyembunyikan perhiasan yang sudah dibungkus kado yang rapi dan cantik itu. Dia berfikir dimana harus meletakkan barang tersebut agar tidak diketahui istrinya. Dewi keluar dari kamarnya, melihat Dewi, Randi menegurnya.
"Mama udah pulang Wi ?" Tanya Randi.
"Belum." Jawab Dewi, lalu melangkah ketaman untuk bermain dengan kucing kucingnya.
Randi melihat jam dinding, jam 17:15 wib, Randi menghela nafasnya, lalu melangkah keruang tamu, dia berjalan menuju ke aquarium kayu jati yang ada disitu, lalu membuka lacinya, dia meletakkan bungkusan kado itu dilaci aquarium.
Randi yakin, Yana tidak akan tahu kalau dia menyimpan kado tersebut dilaci aquarium, karena selama ini Randi tahu, kalau Yana tidak pernah menyentuh aquarium apalagi membuka lacinya, karena Yana tahu laci meja aquarium itu hanya di isi makanan ikan arwana saja, tidak ada barang lain yang disimpan di laci itu. Randi pun tersenyum bahagia.
"Tinggal satu lagi yang aku persiapkan, setelah itu, tinggal tunggu hari H nya." Ujar Randi , lalu ia duduk di sofa, mengambil handphonenya, lalu menelpon seseorang.
"Hallo, selamat sore, saya Randi Setiawan Klaten, yang tadi order buket dan souvenir keramik kacanya mas." Jelas Randi .
"Oh iya, bagaimana pak Randi ?" Jawab karyawan.
"Mas, kalo misalnya pesanan saya itu diantar tepat pas tanggal yang saya tentukan bisakah ?" Tanya Randi memastikan pada karyawan.
"Oh bisa pak, bapak tinggal kasih tau saja mau kapan kami kirimkan setelah selesai, ukiran souvenirnya yang agak lama pak, karena bentuknya unik yang bapak mau, kemungkinan selesai ya pas di bulan yang bapak mau diantar." Jelas karyawan pada Randi.
"Iya , gak apa mas, gak usah buru buru, yang penting hasilnya maksimal dan bagus, serta indah, karena ini hadiah special yang akan saya berikan untuk seseorang yang Saya cintai." Jawab Randi.
"Siap pak." Kata karyawan itu di handphonenya.
"Untuk tanggalnya nanti saya kabari lagi ya, sekalian mungkin saya datang ke tempat masnya buat liat proses pembuatannya." Ujar Randi menjelaskan.
"Baik pak." Jawab Karyawan.
Randi lalu menutup teleponnya. hatinya lega, karena semua yang direncanakannya berjalan lancar.
Malam itu terasa sangat dingin sekali, jam di dinding menunjukkan pukul 21:00 wib. Yana belum juga pulang dari pergi pagi, Randi mencoba menelpon Yana, tidak diangkat, Randi mencoba telepon berkali kali tapi tidak juga diangkat. Dia akhirnya mengirim pesan via wa ke Yana.
"Kamu kemana aja sih Ma, sampe malam begini belum pulang juga.
Kebiasaan jadinya Kamu, tiap hari pergi pulang tengah malam!""Pergi bilang gak kan sampe malam, taunya ngelayap sampe malam." Randi mengirimkan pesan. Pesan diterima dan terbaca. Terdengar bunyi nada wa, Randi mengklik pesan dari Yana."Aku sedang neduh di rumahnya mbak Lastri, kalo hujan reda aku pulang." Jawab Yana dipesan wa Randi.
"Kamu sebenarnya kemana sih ? kok kayaknya kamu sekarang ada yang dirahasiakan dariku ?" Ujar Randi.
"Sebagai istri itu , wajib kasih tau ke Suami mau kemanapun pergi, gak pulang tengah malam tanpa izin Suami!"
"Kalo kamu begini terus , artinya kamu gak anggap suami kamu ada!" Jelas Randi ke Yana. Tidak ada balasan dari Yana.Randi mengirim pesan lagi."Kalo sore Kamu udah pulang pastinya gak kan kehujanan, udah tau tiap sore sampe malam di sini hujan, masih juga keluyuran sampe malam malam, nyiksa diri kamu itu, gak ada manfaatnya!" Ujar Randi dalam pesan yang dikirimnya lagi pada Yana. Tidak ada balasan dari Yana. Randi mengirim lagi pesan.
"Sejak kamu ikutan kelompok sepeda sama ibu ibu erte, kok jadi berubah sikapmu aku rasakan ya ?"
" Kamu semakin jauh dariku !" "Apalagi sejak kamu akrab dengan mbak Lastri .""Ada apa sih ma ?" Randi mulai mengeluarkan uneg2 nya kepada Yana, isi kepalanya yang mulai menaruh kecurigaan diutarakannya kepada Yana.Yana tidak juga membalas, hanya membaca pesan pesan yang dikirim Randi. Itu membuat kesal Randi. akhirnya Randi pun melangkah ke kamarnya, menutup pintu kamar, dan merebahkan tubuhnya di kasur.Wajah Randi terlihat muram, dadanya sesak, jantungnya berdetak, tiba tiba Randi ingin muntah, buru buru dia turun dari tempat tidurnya, ia pun berlari kekamar mandi yang ada didalam kamarnya, Randi muntah .
Randi melangkah terhuyung, dia berhenti melangkah, satu tangannya menyender di dinding kamar, tangan satunya memegang kepalanya, menahan sakit yang sangat luar biasa.
Randi memaksa untuk melangkah, ia terhuyung, linglung dan akhirnya terjatuh pingsan dikamar. Tidak ada yang mengetahui Randi pingsan dikamar itu.
Randi menatap Layar monitor yang ada di ruangan dokter yang memeriksa sakitnya, Randi tampak terdiam melihat hasil CT Scan Otaknya, dimana dalam photo scan tersebut menunjukkan bahwa Randi memiliki penyakit tumor otak yang sudah memasuki stadium 2 .
"Adakah solusi untuk mengobati penyakit saya ini Dok ?" Tanya Randi kepada Dokter.
"Operasi pak."
"Operasi merupakan cara utama untuk mengobati tumor otak bapak.""Pada jenis pengobatan ini, saya akan mengangkat seluruh atau sebagian jaringan tumor yang mungkin bisa diangkat, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya." Jawab Dokter menjelaskan pada Randi. Randi terdiam menatap Dokter, Dokter melanjutkan kembali penjelasannya.
"Tapi, operasi pengangkatan tumor juga memiliki beberapa risiko pak, seperti infeksi dan pendarahan. Umumnya, risiko bergantung pada lokasi tumor di otak." Jelas Dokter pada Randi. Randi terdiam mendengarkan semua penjelasan Dokter padanya.
"Saya menjelaskan ini kepada bapak, agar bapak paham situasi dan kondisinya." Ujar Dokter.
"Resiko apa yang akan terjadi Dok?" Tanya Randi pada Dokter.
"Contoh kasusnya seperti operasi pengangkatan tumor yang terletak di dekat saraf yang terhubung dengan mata, akan berisiko menyebabkan pasien mengalami kebutaan setelah menjalani operasi." Dokter menjelaskan pada Randi. Randi kaget mendengar penjelasan Dokter tersebut.
"Artinya, tidak ada harapan untuk sembuh?" Ujar Randi lemah. Dokter menatap wajah Randi, berusaha menenangkan dan menghibur Randi yang tampak sedih.
"Jika prosedur operasi bapak rasa terlalu beresiko, saya menyediakan berbagai pilihan lain atau alternatif pengobatan yang lebih aman untuk mengatasi kondisi bapak ini." Ujar Dokter menenangkan Randi.
"Apa alternatifnya dok ?" Tanya Randi pada Dokter dengan wajah lemah.
"Terapi radiasi atau radioterapi. Itu dilakukan dengan memancarkan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X atau proton, atau brakiterapi untuk membunuh sel tumor."
"Atau dengan kemoterapi pak.""Sama seperti radioterapi, kemoterapi juga umumnya dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel tumor yang tidak terangkat. Jenis pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, baik dalam bentuk pil minum atau intravena." Jelas Dokter pada Randi. Randi mengangguk paham atas penjelasan Dokter ."Baiklah Dok, saya akan mengikuti saran terbaik dokter tersebut." Ujar Randi.
"Baiklah pak Randi, Saya akan meresepkan beberapa obat-obatan, untuk mengurangi pembengkakan di sekitar tumor, pereda nyeri, dan antikonvulsan (antikejang), Obat-obatan tersebut nantinya guna membantu mengatasi gejala yang muncul." Ujar Dokter.
"Baik Dok. Terima kasih." Ujar Randi.
"Baiklah, untuk selanjutnya, saya akan membuat jadwal kapan pak Randi mulai menjalani terapi yang saya sarankan sebelum operasi." Dokter menyerahkan kertas yang bertuliskan resep obat obatan. Randi menerimanya.
"Diminum yang teratur obat obatan yang saya berikan ya pak." Ujar Dokter mengingatkan Randi.
"Baik Dok."
"Kalau begitu, saya pamit dulu. permisi dok. terima kasih." Randi menjabat tangan Dokter, Dokter berdiri dari duduknya mengantarkan Randi hingga ke pintu keluar, Dokter menepuk bahu Randi dan tersenyum."Semangat pak Randi." Ujar Dokter memberikan semangat pada Randi, Randi tersenyum mengangguk pada Dokter.
"Baik Dok." Jawab Randi mantap, Lalu Randi berlalu dari hadapan dokter yang lantas menutup pintu ruang prakteknya.
Langit siang itu tampak sangat cerah, awan awan bergerak seirama, terlihat indah, Randi tampak berdiri di sebuah jembatan penyeberangan, disisi jembatan, menengadahkan kepalanya ke Langit, menatap Langit tersebut. Air mata Randi tanpa sadar mengalir dari kedua matanya, Randi berusaha tegar atas apa yang sedang dialami pada dirinya, dia menghela nafasnya, lalu dengan sikap tekad kuat , dia melangkah menuruni jembatan penyeberangan tersebut.
Bel Rumah berbunyi, Dewi bergegas membuka pintu rumahnya, tampak Randi berdiri di depan pintu rumah.
"Assalamu'alaikum." Randi memencet bel sambil mengucapkan salam. Terdengar suara Dewi menjawab salam dari dalam rumah.
"Waalaikumu'salam." Jawab Dewi dari dalam rumah. Dewi membuka pintu rumah.
Randi masuk kedalam rumahnya, Dewi menutup pintu rumah nya kembali."Mama udah pulang Wi ?" Tanya Randi kepada Dewi, Dewi menjawab singkat seperti biasanya kepada Randi.
"Belum." Jawab Dewi . Randi mengangguk, lalu melangkahkan kakinya ke kamar.
Keesokan paginya, Randi tetap melaksanakan aktifitas yang sudah dikerjakannya sehari hari untuk membersihkan rumahnya.
Randi selesai mengganti pasir kucing dan memberikan makanan kucing kucingnya, lalu mencuci tangannya di westafel dapur.
Yana keluar dari kamar sudah berpakaian rapi.
Randi melihatnya tersenyum. Mencoba untuk bersikap ramah pada Yana."Sudah rapi Ma, mau kemana ?" Tanya Randi.
"Ada urusan sama mbak Lastri." Yana menjelaskan pada Randi. Randi mengangguk dan tersenyum manis pada Yana yang tampak cuek padanya.
"Semalam pulang jam berapa ?
Papah gak tau Mama pulang, karena lelah dan ngantuk banget." Tanya Randi pada Yana."Jam 9 malam." Jawab Yana singkat. Randi tersenyum kecil mendengar jawaban Yana, dia tahu Yana berbohong padanya, namun dia berusaha agar tetap bersikap tenang didepan Yana.
"Aku pergi dulu, nanti makan siang aku order." Ujar Yana.
"iyaa." Jawab Randi.
Yana melangkah, namun Randi tersadar dan memanggilnya. Langkah Yana terhenti karena dipanggil Randi.
"Ma..."
"Tolong nitip beli makanan kucing sama pasir ya , udah habis semua." Ujar Randi.
"Nanti aku order di petshop langganan biar diantar." Jawab Yana.
"Iya." Ujar Randi.
Yana lantas bergegas membuka pintu samping taman, melangkah ke garasi rumah, suara mesin motor Yana berbunyi, pintu garasi dibuka, lantas motor Yana terdengar berlalu keluar dari dalam garasi rumah.
Randi datang ke garasi, lantas menutup pintu garasi rumahnya sambil melihat kepergian Yana yang begitu saja.Randi lalu kembali masuk kedalam rumahnya.Bel rumah berbunyi, Randi bergegas membuka pintu rumahnya, tampak driver ojol berdiri di depan pintu dengan memegang bungkusan berisi makanan.
"Atas nama bu Yana ?" Tanya Driver ojol itu.
"Iya betul." Jawab Randi. Driver menyerahkan bungkusan berisi makanan tersebut.
"Terima kasih mas." Ujar Randi.
"Sama sama pak." Jawab Driver ojol lalu pergi, Randi menutup pintu rumahnya kembali. Dia meletakkan bungkusan berisi makanan tersebut di meja makan, membuka satu persatu bungkusan kotak makanan yang berisi ayam geprek, ada 3 kotak.
Randi lalu mengambil 1 kotak untuknya, dan menyimpan 2 kotak lagi untuk kedua anaknya, Sekar dan Dewi.
Randi lalu memakan ayam geprek tersebut.Adzan ashar berkumandang, Randi melangkah ke arah taman, ketempat wudhu, saat Randi hendak mengambil wudhu, Terdengar bel rumah berbunyi. Dia bergegas melangkah, sekilas Dia melihat ke monitor cctv yg ada di meja samping televisi.
terlihat dari cctv seorang kurir pengantar makanan kucing dari petshop yang biasa mengantar, Randi lalu bergegas menuju pintu samping taman, membuka pintu, lalu melangkah ke arah garasi rumah.Randi membuka pintu garasi rumahnya, lalu keluar melihat kurir petshop."Dari sini aja mas." Ujar Randi pada kurir. Kurir melihat Randi yang berdiri didepan garasi rumah, lalu Kurir bersiap mengangkat karung pasir.
"Iya, letakkan di sini aja mas, biar nanti saya yang rapikan." Ujar Randi. Kurir mengangguk, lalu meletakkan karung pasir di dalam garasi, disamping dekat pintu garasi.
Randi melangkah keluar menuju motor kurir dan mengambil 1 karung dan mengangkatnya, membantu kurir.
3 karung berisi pasir sudah tergeletak di garasi, kurir lalu memberikan bungkusan besar berisi makanan kucing.
"Sudah semua ya pak." Ujar Kurir.
"Iya, Sudah ditransfer istri saya biaya nya seperti biasa kan mas." Jelas Randi.
"Iya pak."
"Didalam plastik makanan itu ada kwitansinya pak." Ujar kurir pada Randi."Terima kasih mas." Ujar Randi.
"Iya pak." Jawab kurir lalu melangkah ke motornya, menyalakan mesinnya, lalu pergi dari pandangan Randi yang lantas menutup pintu garasi.
Randi pun mengangkat karung karung pasir itu satu persatu dan meletakkannya di samping kandang besar yang ada di ruangan samping garasi rumah.
tempat yang memang biasa disediakan untuk menyimpan karung karung pasir kucing dan stock makanan makanan kucingnya.Sehabis melaksanakan sholat ashar, Randi duduk di sofa ruang tamu. Jam sudah menunjukkan pukul 16 : 07 wib.Randi mengambil ponselnya yang ada dimeja ruang tamu, saat itu ponselnya berbunyi, ada pesan whatsapp yang masuk.Randi lalu membuka pesan whatsapp tersebut.pesan dari Yana.Randi mengklik pesan dari Yana dan membacanya."Udah datang belum kurir antar makanan kucingnya ?" Tanya Yana, Randi pun dengan cepat membalas pesan Yana. Mengirim balasan pesan wa kepada Yana."Sudah tadi." Jawab Randi ."Anak anak udah pada makan siang?" Tanya Yana lagi."Sudah." Balas Randi singkat, lalu Dia mengetik pesan wa lagi kepada Yana."Kamu dimana ma ?""Pulang jam berapa ?" Tanya Randi di whatsapp itu, tidak ada balasan dari Yana, Randi meletakkan ponselnya di meja tamu, lalu Dia melangkah mendekati aquarium besar yang ada diruang tamu itu.Randi memandangi ikan arwana miliknya yang ada didalam aquarium, menat
Yana tampak sudah rapi hendak pergi, saat hendak melangkah ke pintu taman samping garasi rumahnya, Randi yang baru saja selesai membersihkan kandang kucingnya menyapa Yana." Mau kemana Ma ?" Ujar Randi mencoba bersikap ramah pada Yana yang tampak terburu buru , berusaha menghindari Randi yang mendekatinya.."Ada urusanlah !" Jawab Yana ketus. Dia lalu bergegas jalan dan membuka pintu taman, lalu pergi ke garasi rumahnya, Randi mengikuti Yana."Pulangnya jangan malam malam ya Ma, biar kita bisa ngobrolin masalah kita ." Ujar Randi." Gak perlu, gak ada yang harus dibahas." Ujar Yana ketus tanpa melihat wajah Randi sambil melangkah membuka pintu garasi.Yana lalu naik ke motornya, menyalakan mesin motornya."Tapi tetap harus dibahas Ma, agar aku tau masalah sebenarnya." Ujar Randi."Masalahnya udah jelas, aku udah gak mau hidup bersama kamu." Jelas Yana tegas."Tapi Ma..." Belum selesai Randi bicara, Yana sudah berlal
Kembali ke Masa sekarang. Randi yang masih duduk di sofa ruang tamunya menghapus air matanya, menghela nafasnya."Kenapa kamu berubah Yana?" "Hanya dalam hitungan hari kamu lupa semua akan janji janji kita, janjimu yang mengatas namakan Allah mencintaiku, hidup semati?" Gumam Randi.Randi menangis sejadi jadinya, meratapi pernikahannya yang telah hancur berantakan. Malam itu, selepas sholat isya, Yana pulang kerumahnya, masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.Randi duduk di sofa ruang tamu tidak bergeming , tidak mendekati Yana lagi seperti kemarin, karena Randi tahu hal itu sia sia dilakukannya.Dewi keluar dari arah kamar membawa bungkusan kardus kardus dari arah kamarnya, meletakkannya diruang keluarga, lalu Dewi masuk lagi ke kamarnya, lalu keluar kamar dengan membawa tas besar berisi pakaiannya.Dari arah lantai atas terdengar langkah kaki Sekar menuruni anak tangga, Sekar kesusahan mem
Bel pintu berbunyi, Randi segera membuka pintu rumahnya, malam itu tampak Marwan datang kerumahnya."Assalamu'alaikum." Ujar Marwan sambil salim dan mencium tangan Randi.Ya, Marwan selalu mencium tangan Randi tiap bersalaman, untuk menghormati dan segan Marwan kepada Randi, karena Randi pernah membantu dan memberikan modal usaha untuknya merintis usaha potong ayam yang kini sudah sukses dijalaninya selama 3 tahun ini."Waalaikum'salam, masuk Wan, bawa aja helmnya." Ujar Randi, Marwan masuk kedalam rumah dengan membawa helmnya dan meletakkannya disofa panjang ruang tamu. Randi menutup pintu rumahnya."Mau ngopi Wan ?" Tawar Randi kepada Marwan. Marwan duduk di sofa sambil tersenyum menatap Randi."Gak usah repot repot bang, air putih aja." Ujar Marwan."Ya, kalo mau kopi, buat sendiri ya, saya gak tau takaran seleramu." Ujar Randi."Siap." Ujar Marwan tersenyum."Mbak Yana kemana bang, keliatan rumah sepi?" Tanya M
Pagi itu tampak ramai orang orang berkumpul di sekitaran kali yang ada di depan Aula pertemuan RT/RW.Garis pembatas dari Polisi dipasang, beberapa Petugas Polisi ada disitu, Petugas Forensik dari kepolisian mengangkat mayat dari bawah jembatan kali tersebut. Di batu yang ada pada pinggir kali/selokan ada tulisan "Hell...Lo." dan tulisan "Tempatmu di Neraka!"Orang orang yang menyaksikan tampak bergidik ngeri melihat mayat yang rusak terbujur kaku itu, ada sebagian warga yang menutup hidungnya karena tercium bau menyengat dari mayat itu.Terlihat mayat yang ditandu itu mulutnya rusak bekas sayatan pisau, dari jari jarinya menghitam, dan di jari jari mayat tersebut tidak ada kuku kuku mayat tersebut.Sepertinya mayat itu dibunuh dengan kejam dengan menyobek mulut dan mencabut kuku kuku jarinya.Mayat tersebut diangkat dan dimasukkan kedalam mobil ambulance. Diantara warga yang menyaksikan bergidik melihat sosok mayat itu."Itukan p
Bel pintu berbunyi, Randi membuka pintu rumahnya, tampak siang itu 3 petugas kepolisian datang berkunjung kerumahnya."Dengan bapak Randi ?" Ujar Petugas Polisi satu."Benar pak, silahkan masuk." Ujar Randi mempersilahkan masuk polisi polisi itu.Petugas Polisi pun masuk kedalam rumah Randi tanpa melepas sepatu mereka.Randi menutup pintu rumahnya."Maaf, pintunya saya tutup pak, khawatir kucing kucing saya kabur keluar." Ujar Randi.Petugas Polisi mengangguk dan melihat kucing Randi yang tidur diatas aquarium ikan arwananya."Tidak apa Pak." Ujar Petugas Polisi dua."Maaf pak, maksud kedatangan kami kesini, ingin menanyakan keberadaan pak Randi saat hari dan waktu kematian almarhum pak Riyadi tetangga bapak." Ujar Petugas Polisi tiga."Bisa dijelaskan pada kami dimana dan kemana bapak pada tanggal 30 januari jam 23:00 wib hingga jam 01:00 wib?" Ujar Petugas Polisi tiga."Oh saya ada dirumah pak, gak kemana
Siang itu Yana datang kerumahnya, Yana mengeluarkan semua pakaian pakaian Randi yang ada didalam lemari pakaian didalam kamar mereka.Pakaian Pakaian itu diletakkannya di ruang musholla rumahnya.Randi merapikan pakaian pakaiannya dan memasukkannya kedalam koper dan tas tas yang sudah disiapkannya."Jadi nanti malam jam sepuluh kamu berangkatnya?" Ujar Yana."Iya." Ujar Randi sambil memasukkan semua pakaian pakaiannya ke dalam tas ."Tolong bilangin erte, kalo nanti malam ada mobil yang mau angkut barang barangku. Nanti Keamanan erte sok jagoan itu marah marah lagi nyuruh pergi karena malam malam. Jangan sampe kejadian aku emosi ke orang itu nanti." Ujar Randi pada Yana."Nanti aku izin ke erte biar dikasih tau ertenya." Ujar Yana."Ya udah aku pergi." Ujar Yana melangkah tinggalkan Randi yang masih merapikan pakaian pakaiannya kedalam tasnya. Sore Harinya, Marwan datang kerumah menemui Randi, Marwan men
Pagi itu Randi tiba dirumah yang disewanya. Rumah itu berada didalam komplek perumahan.Barang barang sudah disimpan didalam kamar, sementara kandang kandang kucing diletakkan di ruangan bagian belakang rumah, didapur.Driver Rental tampak menghitung uang yang ada di amplop yang diberikan Randi padanya."Sudah pas pak, terima kasih.""Saya pamit langsung ya pak." Ujar Driver rental."Gak istirahat dulu disini pak." Ujar Randi."Terima kasih pak, saya istirahat dirumah saudara saja, paling sore lanjut balik ke klatennya." Ujar Driver rental pada Randi."Baiklah kalo begitu , terima kasih ya , hati hati dijalan, sampe ketemu lagi pak." Ujar Randi pada driver rental.Driver rental mengangguk, lalu berjalan masuk kedalam mobil yang diparkir digarasi rumah, mobil melaju keluar rumah dan pergi , Randi menutup pintu pagar rumahnya lalu masuk kedalam rumah.Randi membuka pintu kandang kucing, 3 ekor kucingnya pu