Share

Derita Mazaya

Mazaya termenung di kamarnya, sekarang dia benar-benar

sebatang kara, Si Bisu bukanlah keluarganya. Dia sangat membencinya, sejak kedatangannya di rumah ini, perhatian ayahnya terbagi, dan menampakkan bahwa ayahnya lebih sayang kepada si Bisu.

Mazaya memang sengaja melarikan diri di malam pernikahan, betapa muaknya dia dengan Riki, anak jalanan yang tak tau diri. Laki-laki itu patut diberikan pelajaran, supaya dia sadar dari mana dia berasal.

Lima tahun Mazaya menghabiskan waktu bekerja di sebuah perusahaan makanan. Walaupun hanya sebagai karyawan biasa, tapi gajinya lumayan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun akhir-akhir ini, gajinya tak lagi cukup, sebuah penyakit di rahimnya butuh obat yang biayanya lumayan besar.

Dua tahun ini Mazaya sudah berobat kesana kemari, bahkan sudah berutang di sana sini, namun dia belum juga sembuh, semua dokter menyarankan kepadanya bahwa penyakit yang dideritanya bisa sembuh sendiri jika dia hamil secepat mungkin.

Hamil? Mazaya tak percaya, bagaimana dia bisa hamil, dia tak mau mencari pendonor benih, karena nanti ketika bayi itu lahir tak ada kejelasan siapa bapaknya.

Dia tahu, statusnya masih sebagai istri si Bisu. Selama lima tahun ini pun dia tak sempat berpacaran, karena sibuk mencari sesuap nasi. Tak ada satupun laki-laki yang menarik perhatiannya.

Sekarang ini, demi hidupnya, dia pulang, karena si Bisu adalah harapan satu-satunya untuk mewujudkan ke inginan itu. Mereka masih sah sebagai suami istri, sampai detik ini, si Bisu belum menceraikannya.

Demi hidupnya, dia harus membuat si Bisu tidur dengannya, mudah- mudahan saja dia subur, sehingga sekali melakukannya akan membuatnya langsung hamil.

Mazaya sudah membuang harga dirinya, mengetuk pintu kamar si Bisu dengan pakaian terbuka, bertingkah layaknya seorang pelacur. Dia harus melakukannya, dari pada dia mati menggenaskan dengan penyakit yang menggerogotinya.

Tapi apa yang dilakukan si Bisu ke padanya, dia mengusir dirinya dari kamar dengan mendorong agak kasar. Tak sedikit pun dia tertarik, dia terlihat jijik.

Mazaya hanya terpaku mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Dia harus mencari akal agar ke inginannya terwujud. Jika dia menunggu lebih lama, hari kematiannya semakin dekat.

Dia tak boleh menyerah, si Bisu tetap saja seorang laki-laki. Jika dia normal, dia akan tertarik dengannya, tubuhnya sempurna, banyak para wanita iri dengannya, banyak laki-laki yang ingin memilikinya.

Mazaya tertawa miris, si Bisu tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang sangat tampan. Bahkan ketika pertama bertemu tadi, Mazaya cukup terpesona, tapi ketika mengingat laki- laki itu adalah si Bisu yang sangat dibencinya, pesonanya langsung pudar begitu saja.

Tak ada kacamata minus dulu di wajahnya, rahang tegas dengan bibir merah muda, hidung mancung dan pipi tirusnya, rambut gelap, mata bulat berbulu lentik. Tubuhnya tinggi berotot sempurna, jika Mazaya berhasil hamil dengan si Bisu, setidaknya wajah anaknya nanti tidak mengecewakan, bukan?

Mazaya bertekad, tak akan menyerah, demi kesembuhannya. Dia harus hidup.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fahmi
Tidak ada kacamata minus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status