Share

4

Seorang gadis nampak muram karena tidak ada perubahan sama sekali pada ibunya, padahal sudah lama ibunya terbaring lemah di rumah sakit yang mengakibatkan dirinya harus bolak balik dari rumah, kampus, tempat kerja dan ke rumah sakit.

“Ya Allah kenapa hidup aku susah sekali sih? Apa dosa hamba yang membuat hidup hamba susah? Hamba tau semua orang juga punya ujian masing masing, hamba tau hamba salah. Hamba tidak kuat ya Allah dengan cobaan yang bertubi tub8,” keluh Keyla yang merasa sangat lelah dan hidupnya susah. Ia hanya manusia biasa yang punya rasa capek dan putus asa.

Keyla sedang ada di titik terendah dalam kehidupannya, di mana ibunya yang selalu memberikan semangat dan wejangan untuknya jatuh sakit tak berdaya.

***

“Kakak,” panggil Vina dengan senyum lebarnya kepada Keyla yang baru saja datang ke rumah mereka. Saat ini ini, mereka sudah ada di depan rumahnya untuk menantu kedatangan Keyla bersama dengan ayah mereka.

“Kenapa tidak datang nanti sore, saja?” sentak Erlan menatap nyalang ke arah baby sister baru anak kembarnya. Ia sudah lama menunggu Keyla, iya kalau dia pengangguran tidak apa apa menunggu Keyla walah sampai bulan purnama sekali pun.

“Maaf pak, tadi saya habis membantu memandikan ibu saya dan menyuapi ibu saya yang sedang sakit,” ucap Keyla menunduk. Ia tahu kok kalau dirinya salah.

“Alasan saja!!”

“Papa, jangan marahin kakak dong, kan kakak ini baik,” celetuk Vina yang tidak rela jika kakak baru mereka dimarahi ayahnya sendiri.

“Papa nggak marahin dia kok, lagian kan emang Kaka ini salah dan sudah seharusnya papa ingatkan, biar tidak diulangi lagi.” Erlan membela dirinya dan tidak mau disalahkan.

“Tapi kan itu sama aja,” sambung Vino yang diangguki oleh kembarannya.

Erlan heran kenapa anak anaknya malah membela Keyla? Padahal biasanya juga mereka tidak gampang mengenal dekat dengan orang baru. Banyak mantan baby sister si kembar yang pindah karena si kembar yang kurang nyaman dengan mereka dan kini dengan Keyla, malah semudah itu mendapatkan hati keduanya. Bahkan baru berapa hari mereka saling kenal, tapi si kembar malah terlihat nyaman bersama dengan Keyla bahkan berani membela gadis itu ketimbang dirinya yang sebagai ayahnya. Ini sungguh tidak adil!!

“Sudah ah ngomong sama kalian lama lama bisa keburu tua nanti papa,” pamit Erlan yang sudah dijemput oleh asisten pribadinya.

“Kalian jaga diri baik baik di rumah, ya? Ingat, jangan nakal dan harus nurut sama kakak ini!! Jangan bandel atau papa kirim kalian ke tempat kakek dan nenek!!”

Keduanya nampak mendengkus, mendengar ancaman dari ayahnya yang selalu seperti itu. Emang tidak ada ancaman yang lain, apa?

“Baik papa,” keduanya mencium punggung tangan ayahnya, pun dengan Erlan yang mencium kedua kening dan pipi si kembar yang mirip sekali dengan bakpao.

Erlan berdiri dan menatap wajah Keyla yang kalau dilihat lihat sangat cantik dan manis alami. Ahh apa ia baru sadar ya, dan selama ini, ia ke mana saja? Atau jangan jangan …?

“Saya permisi mau ke kantor karena ada banyak kerjaan di sana. Saya titip anak anak saya, awasi mereka dan jangan sampai hilang!!”

“Baik pak, bapak tenang saja. Saya paling suka kalau main sama anak anak nanti,” ucapnya meyakinkan pak bosnya.

“Papa hati hati di jalan ya, jangan lupa nanti belikan Vina eskrim sama coklat yang banyak, “ pintanya merengek.

Erlan yang tak mau urusannya semakin panjang, maka ia pun hanya bisa mengangguk.

***

Keyla membawa kedua anak kembar itu ke dalam ruangan tengah dengan membawa mainan keduanya.

“Kakak, kenapa kakak nggak tinggal di sini aja sama kita dan papa?” tanya Vina yang paling banyak bicaranya dibandingkan dengan saudara kembarnya.

“Karena kakak punya rumah sendiri dan ada ibu kakak di rumah,” sahut Keyla sekenanya.

“Tapi, Vina pengin kita sama sama ketemu serupa hari dan malam,” celetuk Keyla yang diangguki oleh Vino.

“Iya kak.”

Keyla menatap kedua bocah asuhannya dengan mengerjapkan matanya. Ia memang harus punya kesabaran yang banyak karena mengasuh anak kecil itu menguras tenaga juga kesabaran. Banyak tingkah aneh mereka yang suka membuat orang tua pusing, apalagi dengan si kembar yang sangat aktif.

“Udah, mending kita main aja di sini. Jangan kebanyakan nanya, ya. Nanti kalau kalian besar kalian pasti akan tahu,” terangnya yang membuat si kembar mengangguk. Takut si Keyla marah dan tidak mau sama mereka lagi.

“Kakak nggak marah, kan?” tanya Vino memastikan. Semoga saja sih tidak. Bisa gawat kalau kakak ini marah dan tidak mau menjaga dirinya dan Vina lagi. Ia tidak mau dijaga sama orang lain selain Keyla.

“Nggak dong, kenapa harus marah? Kan kalian nggak salah,” jawab Keyla tersenyum manis yang membuat Vino mengangguk percaya.

“Ya kali aja kakak nggak suka sama pertanyaan kita,” ucap Vino.

“Kakak jangan marah, ya? Vina mau sama ka Vino dan kak Key terus,” ucap Vina dengan tatapan memohon.

“Iya sayang, kakak nggak marah kok. Tenang aja, kakak bakalan jaga kalian di sini, kok. Jangan khawatir!!”

Keduanya sama sama mengangguk patuh. Keyla jadi heran kenapa ayah mereka memiliki sifat yang dingin dan tidak menyenangkan, beda sama kedua anaknya. Apa jangan jangan kedua anak kembar itu mewarisi sifat ibu mereka.

***

Bruk!!

Baru saja Keyla membuka pintu kamar si kembar dan hendak keluar tiba tiba saja ia tidak sengaja menabrak seseorang yang tak lain adalah Erlan.

Sekarang ia berada di dalam dekapan Erlan yang baru saja pulang kerja dan menatap Keyla dengan garang.

“Ceroboh!!” makinya tajam.

“Maaf pak, saya tidak sengaja,” ucap Keyla lirih, merasa bersalah. Ia juga meruntuki dirinya yang tidak hati hati saat keluar dari dalam kamar si kembar.

“Minta maaf terus, tapi diulangi lagi itu sama saja. Coba kamu perbaiki semua kealahan kamu!! Saya heran deh sama kamu, kenapa kamu suka ceroboh dan menyusahkan!!” Keyla tetap diam mendengarkan ocehan dosennya yang galak dan terkenal dingin.

“Iya pak, saya akan memperbaiki diri saya menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya dan sekali lagi, saya minta maaf atas kejadian tadi,” ucapnya yang kembali meminta maaf kepada dosen sekaligus majikannya.

Tanpa menjawab, Erlan langsung berlalu dari hadapan Keyla yang membuat gadis itu nampak kesal sekaligus bernafas lega. Kesal karena Erlan sama sekali tidak mendengarkan ucapannya dan lega karena pada akhirnya ia lepas dari cekalan Erlan yang sudah seperti malaikat maut saja, sangat menakutkan umat sejagat raya.

“Emang dasar ya kalau orang kaya suka begitu,” ucap Keyla lirih. Tentu saja ia tidak mau Erlan mendengarnya dan kembali memberikan hukuman yang sama sekali tidak masuk akal di otak manusia.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status