"Eh ibu," ucap Keyla kikuk, ia menyalami mami Erlan yang berdiri membukakan pintu rumah Erlan. "Masuk!!" titah Marwa lembut, tidak seperti Erlan yang galak. "Makasih, Bu." "Kalian ke mana aja sih? kok lama banget? Oma kan sendirian di rumah?" rajuk Marwa pada kedua cucunya. "Hehehe maaf nek, kita main ke rumah kakak cantik," sahut keduanya kompak. Keyla tersenyum kaku, ia merasa tidak enak kepada ibu dari majikannya. buru buru ia meminta maaf karena takut dianggap lancang. "Maaf ya Bu, kalau saya kesannya lancang," mohon Keyla tak enak hati. "Nggak papa nak, kamu ini kaya sama siapa aja sih." Marwa menatap perempuan yang menjadi pengasuh cucunya itu dengan lekat dan lembut. "Kamu kok mau sih jadi pengasuh anaknya dosen kamu sendiri? jangan bilang karena ada ancaman?" tebak Marwa. Ia sangat tau betul sifat Erlan belakangan ini yang selalu arogant dan pemaksa. "Nggak kok, Bu. ini atas dasar kemauan saya sendiri. itung itung buat penghasilan tambahan," elak Keyla. ia takut nanti
Saat ini, si kembar berada di sebuah mall bersama dengan omanya karena tadi sebelum ke sini, Marwa sempat mengajak cucunya dan cucunya mau diajak ke mall karena ada acara arisan di sana. "Hai jeng, bawa cucu ya? duh lucunya. pengin saya bawa ke rumah deh," ucap salah satu temen Marwa dengan gaya sosialita. "Ya jangan dong!! nanti saya dimarahi sama anak saya," balas Marwa tersenyum. "Ih pelit," kikiknya."Nama kamu siapa, nak?" "Vina dan ini Vino," jawab Vina dengan cepat. sedangkan Vino hanya diam saja duduk di samping omanya. Sebenarnya ia malas bertemu dengan banya orang, tapi tadi Vina sempat memaksa dirinya untuk ikut, jadilah ia hanya bisa pasrah dari pada adiknya nangis. "Kasian ya ganteng dan cantik, tapi nggak punya ibu," celetuk salah satu dari mereka yang membuat wajah Vina dan Vino langsung murung. mereka paling sensitif jika ada yang membahas soal ibu. Marwa yang melihat itu pun ikut emosi. Ia memang tidak suka dengan cara bicara temannya yang menurutnya tidak bisa me
Keyla membuka matanya setelah mendengar bising bising dari luar, ia hafal suara itu, pasti itu suara si kembar dan neneknya. "Kenapa kembar dan ibu Marwa ada di sini?" gumamnya. ia jadi merasa tidak enak dengan ibu majikannya. Ia pun berusaha bangkit untuk menemui mereka di ruangan tengah. "Lo kok bangun, nak?" Marwa kaget karena melihat pengasuh cucunya itu bangun padahal sedang sakit dan ia merasa tidak enak. pasti karena ulah dirinya dan cucu cucunya. Kembar dan Rohimah pun menoleh, si kembar langsung tersenyum karena mengira jika Keyla sudah sembuh. "Yey!! kakak sembuh!!" pekik Vina yang diikuti oleh Vino. "Vina, Vino, duduk!!" titah Marwa kepada kedua cucu kembarnya dan keduanya pun menurut ucapan neneknya. "Baik, oma." Keduanya kembali duduk anteng di samping Marwa. "Kamu bangun, nak? apa ada yang sakit?" tanya Rohimah khawatir setelah Keyla duduk di sampingnya. "Iya Bu, nggak papa kok. udah mendingan," sahutnya karena tidak mau membuat tamunya kecewa. "Maaf ya Key ka
Marwa menatap Keyla dengan intens, ia bisa melihat kebaikan dalam diri Keyla. 'Cocok jadi mantu, tapi apakah dia mau dan Erlan juga sepertinya bakalan menolak,' batin Marwa. Ingin sekali ia menjodohkan Erlan dengan Keyla yang dirasa cocok, selain itu, Keyla juha sangat dekat dengan anak anak Erlan. "Eh ibu." Keyla kaget karena tidak melihat keberadaan Marwa di belakangnya. "Tidak apa apa, nak. Ibu cuma mau lihat cucu cucu ibu aja," ucap Marwa tersenyum manis dan Keyla pun mengangguk. "Kamu, udah punya kekasih?'' tanya Marwa tiba tiba. Mustahil jika Keyla tidak ada yang naksir cewej secantik dan sepintar Keyla. Keyla tertawa mendengar itu, mana ada yang mau dengan dirinya yang hanya gadis, biasa? Kebanyakan zaman sekarang ya memilih kekasih yang sepadan. "Belum ada bu, lagian mana ada yang mau sama Keyla? zaman sekarang kan banyak yang mandang fisik, dan latar belakangnya, bu.'' Marwa tercenung, ia tahu apa yang dimaksud oleh Keyla. "Iya sih, tapi nggak semua orang seperti itu j
Si kembar asyik mainan pasir ditemani oleh Keyla. Sedangkan Erlan dan Satria duduk anteng sambil meminum es kelapa muda. "Bos menurut bos Keyla itu gimana orangnya?" tanya Satria tiba tiba memnuat Erlan menyembur wajah Satria menggunakan air kelapanya spontan. "Aaa bos mah jorok!!" "Sorry, sengaja," ucapnya tertawa lirih, membuat Satria kesal dan meraup wajahnya menggunakan tisu. Untung saja di situ ada tisu. Erlan memicing, entah kenapa Satria bertanya seperti itu? "Kenapa, kamu nanya, dia? kamu suka sama, dia? kalau bisa jangan deh, saya rasa dia nggak bakalan mau nikah muda sama kamu." Satria mengerutkan dahinya, dari mana Erlan bisa tahu itu? "Lah saya itu cuma nanya bos, bukan suka sama dia. kalau pun suka juga tak masalah, bukan? dia kan beljm punya kekasih," sahut Satria membuat Erlan diam. Bingung mau menjawab apa. "Tapi, dia mau fokus sama kuliahnya dulu," ucapnya kembali, membuat Satria curiga jika Erlan jatuh cinta kepada mahasiswa dan juga pengasuh anak kembarnya se
Keyla gelagapan karena bukan dirinya yang melakukan, melainkan Maudy sendiri yang menyakiti diri sendiri. “Erlan kami tau kan kalau mahasiswa kamu yang satu ini itu sudah kurang ajar sama aku, intinya aku mau dia dikeluarkan dari sini!!” “Pak, tapi bukan saya yang melakukannya. Bu Maudy sendiri yang menampar wajahnya sendiri!!” bantah Keyla tak terima. “Kamu gila!! Mana mungkin ada orang yang melukai dirinya sendiri!! Kalai salah ya ngaku salah, jangan malah membantah!!” sahut Erlan yang lebih percaya kepada Maudy dibandingkan dengan Keyla dan membuat Maudy senang. Akhirnya, Erlan percaya pada dirinya juga. “Awsss!! Sakit,’’ ringis Maudy berpura pura sakit agar menarik perhatian Erlan, laki laki yang menjadi pujaan hatinya. “Minta maaf sama Maudy sekarang!!” titah Erlan tegas. Keyla menghela nafasnya panjang, bukan tidak mau meminta maaf, tapi memang dirinya di sini posisinya tidak salah. “Pak, tapi saya tidak salah di sini. Bu Maudy sendiri yang melakukan itu,” ucap Keyla yang
Maudy merasa senang karena pada akhirnya pihak kampus mengeluarkan Keyla dari kampus dan berita itu membuat semua dosen dan mahasiwa heboh, karena pasalnya selama ini, Keyla merupakan mahasiwi teladan dan sudah beberapa kali memgharumkan nama kampus dan semakin maju, namun tiba tiba saja Keyla dikeluarkan tanpa alasan yang jelas. Banyak dari mereka yang mengenal Keyla adalah gadis yamg baik, rajin, dan ramah, tidak mungkin ia tega melukai dosennya sendiri. apalagi pada bu Maudy, banyak dari mereka yang sudah menerka jika bu Maudy lah yang berulah dan tega membuat Keyla keluar dari kampus. ini sangat keterlaluan dan tidak adil!! "Masa sih Keyla beneran dikeluarkan dari kampus?" "Iya, beritanya udah nyebar ke mana mana dan katanya sih karena nampar bu Maudy." "Antara percaya nggak percaya sih kalau urusannya sama bu dosen itu, sedangkan yang kita tau Keyla itu anak baik baik dan gue rasa sebejat bejatnya orang, mana berani nampar dosennya sendiri." "Iya sih, apalagi selama ini, bu
"Maaf," lirihnya merasa bersalah. setelah satu minggu, Erlan tidak bertemu dengan Keyla, dan itu membuat ia merasa bersalah sekaligus mendapatkan amukan dari ibu dan kedua anak kembarnya. Erlan berdiri di depan rumah Keyla yang nampak sepi, karena ibu dan adik Keyla yang bernama Keysa sedang berkunjung ke rumah saudaranya yang ada di Sukabumi dan Keyla memilih diam di rumah saja. Keyla kaget karena kedatangan dosen sekaligus bosnya yang tiba tiba dan mengucapkan kata maaf. Beberapa kali, Keyla memgerjapkan matanya merasa heran dan juga aneh. apa laki laki di hadapannya itu sedang kesambet? "Mari masuk, pak." Keyla mempersilhkan dosennya masuk terlebih dahulu, meski sebenernya ini tidak bisa dibernakan karena ia seorang gadis dan menerima tamu laki laki dewasa dan di rumah hanya berdua saja. apalagi di lingkungannya yang sangat menunjung tinggi norma dan agama. Keyla membuka pintunya agar tidak begitu menimbulkan fitmah, di lingkungannya warganya sangat ganas. apa yang mereka lihat