Share

Bab 24 Janji Jingga

"Hari ini panas sekali," keluhku, menaruh kantong belanjaan di meja.

"Panas mengeluh, hujan mengeluh," tukas Lenni yang sedang memeras lemon.

Aku tertawa. "Begitulah aku."

"Calon Nyonya baru datang, dia sedang di kamar Edlyn," ujar Lenni.

"Oh, ya?" 

Ada geleyar nyeri menyusup perlahan di aliran darah.

"Ada Pak Aksara juga," lanjut Lenni.

Aku menarik nafas panjang, meredam rasaku yang entah apa. Kecewa? Sedih? Patah hati?

"Tolong, antar lemon tea ini." Lenni menaruh nampan berisi tiga gelas es lemon tea.

"Kamu saja, Len," tolakku.

Lenni membulatkan matanya. "Sudah sana kamu saja."

Aku kembali menghela nafas. Kaki ini terasa berat melangkah ke kamar Edlyn. Di ujung teratas anak tangga, aku mendengar tawa Soraya dan Pak Aksara. Oke, aku bisa menghadapi apa pun.

Jariku mengetuk pintu kamar, terpampang lukisan satu keluarga yang sedang bercengkerama. Aku berjalan masuk kemudian meletakk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status