Share

Xun Er

**Ranah Kultivasi : Penguat Tubuh, Penguat Tulang, Pembukaan Vena, Pemurnian Qi, Pemurnian Roh, Pembangunan Fondasi, Inti Emas, Jiwa Baru Lahir, Pendewasaan, Transformasi, Pendewaan, Transenden, Mahayana. (1-3 Bawah, 4-6 Menengah, 7-9 Atas).**

Seminggu berlalu sejak Ling Yan mendapatkan warisan Yao Di Wang. Selama ini ia tidak beranjak sedikit pun dari makam yang ditinggalkan.

" Aku yang sekarang sudah bisa mengendalikan kekuatan ku dengan cukup baik, mungkin sudah saat nya bagiku untuk keluar dari tempat ini." Gumam Ling Yan sambil menatap langit berbintang dengan tenang.

" Yosh, aku akan pergi besok. Jadi lebih baik jika sekarang aku beristirahat..." Ucap Ling Yan setelah mengumpulkan semangat nya.

Saat Ling Yan baru saja mau melangkah masuk ke dalam bangunan makam, mata nya segera menyipit sebelum kemudian ia berbalik dan menatap ke arah tertentu dengan ekspresi serius.

" Perasaan yang tidak mengenakkan ini... Mungkinkah sedang terjadi sesuatu yang buruk di arah sana?" Gumam Ling Yan dengan nada serius.

" Lupakan, lebih baik aku melihatnya langsung dengan mata kepala ku sendiri!!"

Ling Yan segera keluar dan terbang sangat cepat menuju ke satu arah.

....

Desa Roh Naga merupakan desa kecil yang berada di kaki gunung naga melingkar. Desa ini memiliki populasi lima ratusan orang yang terdiri dari berbagai usia.

Kebanyakan dari mereka merupakan lansia yang cukup berumur. Meski begitu para lansia ini sangat berbeda dengan lansia di bumi.

Mereka masih terlihat sangat sehat meski memiliki usia yang menginjak 100 tahun atau lebih.

Mungkin ini terjadi karena efek aura dunia yang masih sangat murni dan sangat berbeda dengan aura bumi yang sangat kotor dan juga penuh polusi.

Mayoritas penduduk desa ini adalah orang biasa, meskipun juga ada beberapa orang yang merupakan seorang kultivator, tetapi kekuatan tertinggi yang penduduk ini miliki hanya berada di tingkat Penguat Tubuh Menengah.

Meski kekuatan penduduk nya sangat rendah, tetapi Desa Roh Naga selalu aman dan belum pernah sekalipun di serang oleh orang jahat maupun binatang iblis.

Mungkin hari ini adalah hari pengecualian, karena hari ini ada seekor Harimau Ekor Api tingkat atas Penguat Tubuh yang tiba - tiba muncul dan mengamuk kepada para penduduk Desa Roh Naga.

Amukan Harimau Ekor Api sangat mengerikan dan segera membuat kepanikan semua orang.

Korban terus berjatuhan karena serangan brutal yang di keluarkan oleh Harimau Ekor Api.

Lima menit berlalu sejak Harimau Ekor Api mulai mengamuk, kini penduduk Desa Roh Naga hanya tersisa beberapa orang saja.

Mereka adalah para kultivator tahap tengah Penguat Tubuh yang tidak berdaya melawan Harimau Ekor Api itu.

Semua orang terluka parah dan terlihat seperti sedang sekarat tidak jauh lagi dari kematian.

Di salah satu sela reruntuhan bangunan, terdapat seorang anak perempuan kecil yang sedang menangis tanpa henti.

Anak kecil itu memegang sebuah liontin giok hijau dan terus menangis di depan mayat seorang lelaki paruh baya.

" Ayah... Kenapa Ayah meninggalkan Xun Er? Xun Er tidak bisa hidup sendiri tanpa Ayah.... Tolong segara bangun dan ajak Xun Er pergi bersama Ayah..." gadis kecil itu berkata dengan nada terisak.

Suaranya menarik perhatian Harimau Ekor Api yang baru saja selesai menghancurkan tubuh seorang kultivator. Harimau Ekor Api itu segera bergerak mendatangi ke tempat dimana Xun Er sedang bersembunyi.

Begitu melihat Xun Er yang berada di sela -sela reruntuhan, Harimau Ekor Api itu terlihat bersemangat dan segera mengayunkan cakar besar nya.

_Cakar!!_

_Ledakan!!_

Harimau Ekor Api dengan santai nya menghancurkan reruntuhan tanpa mempengaruhi keadaan Xun Er.

Xun Er menatap Harimau Ekor Api itu dengan kesedihan yang sangat jelas di mata nya.

" Ini semua karena kamu! Harimau jahat?! Xun Er pasti akan membalaskan dendam Ayah?!" Xun Er berteriak sedih dan segera berlari menuju ke arah Harimau Ekor Api.

Harimau Ekor Api terlihat tersenyum menyeringai kejam saat ia kemudian membuka mulut selebar - lebar nya.

Saat tubuh kecil Xun Er hampir di masuk ke dalam mulut Harimau Ekor Api, mata Harimau Ekor Api tiba - tiba membelak.

Tubuh nya membengkak secara tiba - tiba sebelum kemudian meledak menjadi kabut darah yang tidak terhitung jumlahnya.

_Bruak!!_

Xun Er yang berlari tersandung sebuah batu dan hampir saja jatuh menghantam batu yang lain.

Beruntung saat ini sepasang tangan muncul dan menangkap Xun Er sebelum kepala nya menghantam batu di depan nya.

" Gadis kecil, masih terlalu dini bagimu untuk mati." Ucap Ling Yan dengan nada serius.

" Kakak ini.... Siapa..." Xun Er bertanya pelan sebelum ia kehilangan kesadaran dan pingsan di gendongan Ling Yan.

Ling Yan menepuk bahu Xun Er pelan dan berbisik pelan di depan telinga kecil nya.

" Beristirahat lah dengan tenang...."

Ling Yan menggendong Xun Er sambil mengamati keadaan sekitar yang sangat - sangat kacau.

" Aku merasa ada tujuh ahli yang berada di sekitar sini, mereka pasti menyadari kehancuran desa tetapi mereka tidak peduli dan juga tidak mau turun tangan untuk menyelamatkan desa ini.

Mungkinkah dunia para kultivator memang sekejam dan sedingin ini." Ucap Ling Yan dengan nada datar.

Ling Yan mengulurkan tangan nya ke atas dan awan berwarna hitam muncul secara tiba - tiba di langit.

Awan hitam itu mulai mengeluarkan hujan yang kemudian memadamkan api yang membakar reruntuhan bangunan itu secara perlahan.

Selesai memadamkan api, Ling Yan kembali menggunakan kekuatan nya untuk mengurus mayat - mayat penduduk desa yang bergelimpangan tidak karuan di seluruh tempat.

Butuh beberapa menit agar Ling Yan menyelesaikan pekerjaannya.

Saat Ling Yan selesai, ia baru sadar jika ada seseorang yang baru saja datang ke desa ini.

" Seorang kultivator di tahap Penguatan Tulang?" Gumam Ling Yan dengan ekspresi aneh.

Ia kemudian tersenyum tipis dan berkata sambil tersenyum, " Mungkin tidak semua kultivator memiliki hati kejam, aku harus menyambut orang yang bersedia datang kemari ini dengan cara yang baik."

Tubuh Ling Yan menjadi kabur saat sosok nya menghilang dan muncul tepat di belakang kultivator tahap Penguatan Tulang itu berada.

" Seorang Wanita?" Gumam Ling Yan tanpa sadar begitu ia melihat sosok kultivator itu dari belakang.

Kultivator wanita terkejut dan segera meloncat ke depan sambil menatap waspada ke arah Ling Yan.

" Siapa kamu dan sejak kapan kamu tiba di belakangku?!" Tanya kultivator wanita itu dengan panik.

Sementara kultivator wanita itu fokus pada Xun Er di gendongan Ling Yan, Ling Yan sendiri malah fokus menatap ke arah tubuh kultivator wanita itu.

Alasan nya tidak perlu di tanyakan, kecantikan kultivator wanita ini terlalu tinggi!

Jauh lebih tinggi ketimbang wanita tercantik yang pernah Ling Yan lihat selama hidupnya.

Tidak hanya cantik, tapi kultivator wanita ini juga memiliki tubuh yang sangat luar biasa.

Ia mengenakkan gaun putih pucat yang sangat ketat sampai memperlihatkan lekuk tubuh nya yang terlalu di besar-besarkan.

_Gulp..._

Ling Yan menelan, tenggorokan nya sedikit kering saat ia terlalu fokus menatap kultivator wanita itu.

Kultivator wanita menyadari tatapan Ling Yan dan segera merasa kesal. Ia menghunus pedang nya dan mengarahkan bilah pedang itu ke arah leher Ling Yan.

" Jaga pandangan atau pedang ku ini akan memotong leher mu!!" Kata kultivator wanita itu dengan nada dingin.

Ling Yan terkejut dan segera bangun dari delusi nya.

" Ehem, maaf nona. Tapi aku tidak bermaksud menatap mu dengan cara yang tidak sopan. Hanya saja pakaian mu itu yang terlalu mencolok..." Jelas Ling Yan untuk membela diri.

" Kamu?!" Kultivator wanita itu merasa kesal dan mendekatkan bilah pedang nya ke leher Ling Yan.

" Tenanglah.... Kamu datang kemari bukan untuk membunuh orangkan?" Kata Ling Yan dengan nada santai.

Kultivator wanita itu tertegun dan segera mengingat kembali tujuan nya datang kemari.

" Apa semua orang sudah mati?" Tanya kultivator wanita itu dengan nada serius.

Ling Yan terdiam sebelum kemudian ia mengangguk dengan ekspresi gelap.

" Salahku karena terlambat menyadarinya... Jika aku datang lebih cepat, pasti penduduk desa tidak akan mati seperti ini..." kultivator wanita itu merasa lemas dan mundur beberapa langkah sambil bergumam menyalahkan diri sendiri.

_Brukk!!_

Kultivator wanita itu jatuh terduduk di tanah dan mulai menangis dengan aliran air mata yang cukup deras.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status