Share

Bab 181

"Nona Nancy, ini putriku Anne. Dia memaksa ingin ikut lihat-lihat, dia pianis."

Nancy tersenyum dan berkata dengan sopan.

"Aku pernah melihat poster Nona Anne. Aku cukup beruntung bisa melewati teater sebelumnya ketika pergi ke luar negeri, tapi sayangnya aku nggak punya waktu untuk masuk dan menikmati pertunjukannya."

Anne memiliki temperamen yang tenang dan dia berkata dengan lembut.

"Nona Nancy, sama-sama. Aku ada pertunjukan di teater beberapa hari lagi. Kalau punya waktu, kamu bisa datang untuk mendukungku."

Entah itu memang ciri-ciri penari, Anne dan Winda cukup mirip dalam beberapa aspek.

Mereka memberi kesan rentan, lembut, lemah dan rapuh.

Namun, Anne tidak memberi kesan sejahat dan seganas Winda.

Selama makan, mata Anne tertuju pada Nancy dari waktu ke waktu.

Nancy menyadarinya dan hanya mengangguk saat saling bertatapan.

Ketika hampir selesai, ponsel Anne berdering. Dia melirik ponselnya, lalu menatap ayahnya sambil tersenyum dan mengatakan sesuatu.

Targo Tisman melambaikan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status