Share

Bab. 18. Pujian yang Menyenangkan

Nafisa pun duduk di sama, di antara karung terigu dan ember wadah mentega. Dia ingin membantu, tapi untuk melakukannya perlu melihat bagaimana dulu suami dan ayah mertuanya bekerja.

Namun, belum lima menit mereka sampai, dua pelanggan datang. Nafisa yang tak mau hanya duduk berdiam diri pun berdiri, melayani ibu-ibu yang datang dengan menanyai apa yang dibutuhkan mereka sambil mencatatnya. Begitu selesai ia langsung mengambil barang-barang tersebut dengan bantuan Arzan, lalu mengantonginya sebelum menjumlahkan semua menggunakan kalkulator.

“Dua ratus lima belas ribu, Bu. Ini bonnya.” Nafisa tersenyum tipis setelah sebelumnya menyengir pada Arzan. Ia pikir, melayani pelanggan itu tidak seribet yang dia pikir. “Terima kasih sudah belanja di sini, Bu. Jangan lupa ke sini lagi besok.”

“Oh, tentu atuh, Neng. Ibu memang sudah jadi pelanggan di sini.”

Nafisa mengangguk, mengiyakan sebelum pelengan di hadapannya itu mengucap pa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status