Share

Iya, Ajari Aku

Jam dinding terus bergerak jarumnya, nyatanya Afsana tidak semudah itu memajamkan matanya kembali setelah bermimpi buruk.

“Kenapa belum tidur?” tanya Deryl saat melihat mata istrinya masih terbuka.

“Aku jadi nggak ngantuk, Mas. Kamu tidur aja.”

“Kenapa?”

“Ya karena kamu pasti ngantuk, kan? Nggak usah nungguin aku tidur, Mas.”

“Bukan itu. Kamu belum ngantuk karena takut bermimpi buruk lagi, kan?” tebak Deryl.

Lebih tepatnya, Afsana belum bisa tidur karena bimbang akan mengatakan mimpi itu pada Deryl atau disimpan sendiri. Namun, mimpinya tadi seperti sebuah petunjuk. Juga, kejadian-kejadian di luar nalar yang beberapa waktu lalu dialami makin menambah pikiran.

“Aku cerita, tapi kamu jangan tersinggung, ya, Mas.” Afsana memberanikan diri.

“Cerita soal mimpi burukmu itu? Kenapa harus tersinggung?”

“Aku ngomong dulu sebelum cerita, Mas. Soalnya, dalam mimpiku sosok itu ngomongnya agak aneh.”

“Kamu cerita sambil tiduran begitu?”

Memang benar, Afsana tidak beranjak dari tempat pembaringann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status