Share

Kelemahan Daniel

Dua tahun belakangan ini, Daniel tidak dapat tidur dengan nyenyak. Setiap kali dia menutup mata, lelaki itu seakan ditarik kembali ke masa lalu. Suara tembakan pistol, meledaknya bom yang menghancurkan setengah bangunan The Eagle, sampai tatapan terakhir Jason yang memerintahkannya untuk menjaga sang putri.

Sulit bagi Daniel untuk sekadar berhadapan dengan Jason. Dia tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa dia gagal menepati janjinya. Leona Salvatrucha menghilang. Daniel menduga Leona diculik oleh Malores secara diam-diam dari Scorpion. Itulah mengapa Daniel diikuti oleh dua orang misterius yang berusaha memperlambat lelaki itu.

Daniel juga tidak dapat secara gegabah mencoba merebut Leona kembali. Semenjak mendapat bantuan dari negara nenek moyang mereka, kekuatan Malores bertambah. Kali ini, dia tidak boleh gagal lagi. Janji tetaplah janji. Daniel harus mempertaruhkan hal yang besar, termasuk nyawanya sendiri, untuk membawa Leona kembali pada Salvatrucha.

Embusan napas yang terdengar lelah keluar begitu saja dari mulut Daniel. Lelaki itu berjongkok di depan sebuah makam. Daniel menatap tulisan di batu nisan dengan nanar. Dia seakan tenggelam dalam penyesalan yang tidak berujung.

Tidak ada kata lain selain maaf yang dapat Daniel ucapkan. Kakak yang selalu membelanya, mengajarkannya banyak hal termasuk cara untuk menghadapi dunia yang keras sedari mereka kecil. Begitu banyak hal yang telah Jason lakukan untuk Daniel, tetapi lelaki itu bahkan tidak dapat melaksanakan perintah Jason dengan baik. Hingga dua tahun setelah kepergian Jason, Daniel masih belum dapat memaafkan diri sendiri.

Dua tahun Daniel lewati dengan sulit. Satu-satunya hal yang dapat Daniel lakukan untuk menebus kesalahannya adalah membangkitkan Salvatrucha yang nyaris hancur. Semenjak kejadian dua tahun yang lalu, Daniel berusaha mengembalikan eksistensi Salvatrucha lagi. Mafia Salvatrucha yang merupakan organisasi terstruktur di seluruh negeri, bahkan sampai luar negeri, dapat bangkit lagi berkat strategi cerdas dan kegigihan Daniel untuk mempertahankan klannya.

Daniel tidak dapat mengatakan bahwa dia senang menjadi pemimpin baru Salvatrucha. Putra pertama Salvatrucha--Axel--yang seharusnya memimpin Salvatrucha terbunuh dalam penyerangan dua tahun yang lalu. Daniel adalah satu-satunya Salvatrucha yang tersisa.

Kini, Salvatrucha menjadi semakin kuat setelah kepemimpinan Daniel. Organisasinya semakin maju dengan banyak anak buah di mana-mana. Lelaki itu melakukan pembaruan, termasuk mengganti orang-orang yang bekerja di The Eagle dan Scorpion. Penyerangan dua tahun yang lalu dapat terjadi karena dia gagal mengidentifikasi keberadaan mata-mata Malores di markasnya. Kejadian tersebut tidak boleh terulang.

“Aku kembali lagi, Brother,” ucap Daniel dengan pelan. “Maafkan aku karena dengan lancang ke sini tanpa membawa kembali putrimu.”

Bagaimana Daniel dapat membawa Leona kembali, jika dia saja tidak mengetahui bagaimana rupa perempuan itu? Rasa bersalah menghantui Daniel lagi dan lagi. Dahulu, Jason sering menyuruh Daniel untuk sekadar berkenalan dengan Leona, bahkan jauh sebelum Jason memintanya untuk menikahi Leona. Daniel tidak pernah ingin repot-repot untuk menemui Leona.

Jason bilang kalau Leona lebih muda beberapa tahun dari Daniel. Lelaki itu bertanya-tanya, berapa usia Leona sekarang? Daniel menyesal karena tidak pernah memperhatikan saat Jason bercerita tentang putrinya. Daniel yang dengan sombongnya merasa bahwa tidak penting untuk mengetahui apa pun tentang putri dari Jason karena dia telah disibukkan oleh urusan klannya.

“Sebegitu rahasianyakah dia sehingga kau bahkan tidak mempunyai foto putrimu sendiri?” tanya Daniel, meskipun dia telah mengetahui jawabannya. “Aku akan terus mencoba untuk mencarinya. Setelah menemukannya, akan kujadikan dia pemimpin Salvatrucha, sebagaimana haknya sebagai keturunan asli Salvatrucha.”

Daniel memiliki keyakinan di dalam hatinya bahwa Leona masih hidup di luar sana. Entah Malores benar-benar menculik Leona, ataukah ada hal lain yang terjadi kepada perempuan itu. Sulit untuk menembus dinding pertahanan Malores. Mata-mata Salvatrucha juga belum dapat memastikan apakah Leona disandera di markas Malores.

Seseorang yang begitu penting seperti Leona Salvatrucha tidak mungkin disandera di ruangan biasa. Malores pasti akan membuatkan ruangan khusus yang tidak dapat diakses oleh sembarang orang. Daniel memiliki firasat jika Malores akan sewaktu-waktu menggunakan Leona untuk membuat Salvatrucha menuruti perintah mereka. Kemungkinan besar, Malores sedang mempersiapkan rencana dalam waktu dua tahun belakangan.

“Aku ke sini hanya untuk mengatakan bahwa aku belum menyerah untuk mencari putrimu,” ucap Daniel lagi. “Aku tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya mengancamnya, tetapi jika menikahinya merupakan satu-satunya cara untuk menjaga putrimu maka akan kulakukan.”

Daniel menatap batu nisan di depannya sekali lagi. Lelaki itu akhirnya berdiri setelah berjongkok beberapa lama. Embusan napasnya terdengar berat. Langkahnya membawa lelaki itu menjauh dari makam sang pemimpin Salvatrucha terdahulu. Pemimpin yang telah Daniel kecewakan.

Udara di area pemakaman tersebut begitu menyesakkan bagi Daniel. Cepat-cepat dia memasuki mobil, di mana sang supir telah menunggunya. Daniel bahkan tidak sanggup untuk menoleh sekali lagi ke sana seiring dengan melajunya mobil menjauhi area pemakaman tersebut.

Daniel memutuskan untuk kembali ke mansionnya. Sudah cukup urusan bisnis dan strategi pertahanan yang harus dia pikirkan di markas. Daniel perlu satu jam saja untuk memejamkan mata.

Begitu tiba di mansionnya, Daniel disambut oleh seorang gadis yang ternyata sedari tadi menunggunya di sofa ruang tamu. Senyuman ceria dari gadis itu mampu membuat sudut bibir Daniel tertarik membentuk senyuman juga. Dia gadis yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Daniel.

Dua tahun yang lalu, beberapa hari setelah kejadian penyerangan di markas, Daniel bertemu dengan seorang gadis polos bernama Bella. Waktu itu, Bella masih berumur tujuh belas tahun. Kedua orang tua Bella tewas terbunuh, sehingga karena kasihan Daniel akhirnya membawa Bella bersamanya.

Bella sudah Daniel anggap sebagai adiknya. Keberadaan Bella di sisinya dapat menguatkan Daniel. Rasa sayang tumbuh begitu saja terhadap gadis itu. Selama bulan-bulan pertama setelah penyerangan, Bella yang menenangkan Daniel saat lelaki itu hampir gila. Bella adalah satu-satunya kelemahan Daniel.

“Lama sekali,” gerutu Bella, namun tetap dengan senyuman terpatri di bibirnya. “Aku sudah menunggu sedari tadi.”

“Buat apa menungguku?” tanya Daniel. “Katakan, kekacauan apa yang kau perbuat kali ini?”

Senyuman di bibir Bella berubah menjadi decakan sebal. Dia menarik lengan Daniel untuk duduk di sampingnya. Daniel tidak melawan sama sekali.

“Tolong, ya, jangan terlalu berprasangka buruk denganku!” protes Bella. “Aku ingin meminta izin.”

“Izin apa?” tanya Daniel lagi.

Bella langsung memasang wajah manis. Daniel menatap Bella dengan curiga. Tidak biasanya Bella bersikap sok manis seperti ini. Pasti ada hal yang Bella inginkan, tetapi dilarang untuk dia lakukan.

"Malam ini temanku mengadakan pesta ulang tahun,” jawab Bella. “Aku boleh datang, ‘kan?"

Daniel menggelengkan kepala tanpa berpikir panjang. "Tidak boleh."

Bella merengut kesal. "Kenapa, sih? Aku cuma ingin hadir ke pestanya. Ayolah, Daniel, izinkan aku!"

Daniel kembali menggelengkan kepala. "Kubilang tidak."

Bella memutar bola matanya, kemudian kembali berdecak. Dia benci sekali saat Daniel menjadi keras kepala seperti ini. Selama tinggal dengan lelaki itu, Bella memang tidak kekurangan apa pun, kecuali kebebasan. Dia tidak boleh pergi keluar mansion tanpa pengawal. Daniel memang menjaganya dengan baik, tetapi Bella hanya ingin pergi ke pesta ulang tahun temannya sebentar saja.

“Aku janji tidak akan membuat masalah,” bujuk Bella.

“Seingatku kau pernah bilang begitu, kemudian malah hampir meledakkan dapur,” kata Daniel.

Bella memukul lengan Daniel dengan sebal. “Itu setahun yang lalu, jangan diungkit lagi!”

“Makanya jangan melakukan hal yang kularang,” sahut Daniel. “Sudah, ya, aku mengantuk.”

Gadis itu menahan lengan Daniel, kemudian memasang wajah sesedih mungkin. Dia tahu bahwa Daniel tidak akan dapat menolak permintaannya jika dia sudah memasang wajah memelas. Daniel terpaksa menghentikan gerakannya.

"Aku iri melihat teman-temanku pusing memikirkan gaun apa yang harus mereka pakai malam ini, tetapi aku malah pusing memikirkan bagaimana caranya agar kau mengizinkanku," ucap Bella dengan pelan. “Tidak apa-apa jika aku hanya diberi waktu satu atau dua jam di sana, aku hanya ingin pergi.”

Daniel melirik Bella. Dia menghela napasnya. Melihat gadis itu sedih membuat Daniel tidak tega. Dia tahu bahwa Bella sengaja memasang wajah sedih, tetapi apa yang keluar dari mulut Bella merupakan kesedihan yang benar-benar gadis itu rasakan.

"Ya sudah, tapi harus ditemani Jackson dan Harry," pungkas Daniel. “Kalau tidak mau, aku juga tidak akan mengizinkanmu pergi.”

Bella berdecak kesal, tetapi memilih untuk menyetujuinya. Dia lebih baik pergi ke sana dengan kedua pengawal pribadinya dibandingkan tidak jadi pergi sama sekali. Bella sudah bersusah payah menyiapkan kado untuk temannya. Jika dia tidak dapat pergi malam ini, dia tidak akan bisa tidur dengan tenang.

“Oke,” ucap Bella, menyetujui persyaratan dari Daniel. “Aku akan pergi dengan Jackson dan Harry, tapi mereka tidak boleh membatasi pergerakanku.”

Daniel hanya mengangguk, meskipun dia tetap akan memerintahkan kedua pengawal pribadi Bella untuk terus mengawasi gadis itu, serta mencegah Bella melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya. Lelaki itu membiarkan Bella pergi dari hadapannya sambil memasang wajah cemberut. Terkadang, Bella agak sulit diatur sehingga Daniel harus ekstra memperhatikan gadis itu.

Sejujurnya, Daniel juga tidak ingin membatasi keinginan Bella. Dia cukup tahu bahwa dia yang membawa Bella ke dalam dunianya yang keras dan kejam. Menjadi anggota keluarganya sama artinya dengan mempertaruhkan nyawa sendiri. Daniel dan Bella, dua orang yang sama-sama mengalami kehilangan orang terdekat mereka. Luka dan duka yang sama membuat keduanya menjadi dekat secara emosional.

Daniel mengagumi bagaimana Bella masih dapat tersenyum ceria setelah mengalami kejadian paling menyakitkan dalam hidupnya. Lelaki itu bahkan tidak dapat tidur dengan tenang selama dua tahun terakhir. Melihat keceriaan yang Bella bawa kepadanya, membuat Daniel merasa bahwa hanya saat bersama Bella dia dapat beristirahat.

Batin Daniel bergumam miris. Dia tidak seharusnya membawa Bella ke dalam kehidupannya. Dia tidak pantas. Gadis itu terlalu polos. Dia bagaikan kertas putih tanpa noda. Berbanding terbalik dengan Daniel yang bagaikan malaikat maut. Dia siap mencabut nyawa seseorang dalam sekali tembak.

Terlalu banyak dosa yang dia lakukan. Terlalu banyak kesalahan yang menyebabkannya menjalani hidup seperti ini. Dia tidak seharusnya membawa Bella ke dalam kehidupannya, karena pada akhirnya, Bella menjadi satu-satunya kelemahannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status