Share

MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)
MY CHUBBY GIRLFRIEND (INDONESIA)
Author: HANINA

1. Hot Coffe

"Pagi, Sam? "Edward menyapa sekretarisnya Samantha yang tengah sibuk menyusun dokumen untuk di periksa Edward.

"Pagi, Pak, Bapak mau minum apa?"

"Coffe please." Sudah menjadi kebiasaan Edward untuk sarapan di kantor. Ia malas untuk sarapan sendirian di apartemennya. Sudah dua tahun Edward tinggal di apartemen berpisah dengan orang tuanya. Dia bosan mendengar omelan Mommynya karena pulang dalam keadaan mabuk ataupun tidak pulang semalaman sehabis kencan.

"Kopi yang seperti biasa, Pak?"

"Kopi yang seperti kemarin, Sam, rasanya enak dan gurih, saya suka."

"Tapi itu kopi dari kafe depan, Pak. Sedangkan emm … para ob sedang briefing."

"Kamu sudah sarapan, Sam? Tinggal deliv aja kan, bisa."

"Eh, iya, ya, Pak, saya lupa." Samantha tersenyum merutuki kebodohannya karena lupa bahwa di era modern seperti sekarang ini hampir seluruh resto dan kafe menyediakan jasa delivery. "Kalau begitu saya pamit dulu, Pak."

"Jangan lupa kupaskan dua buah apel untuk saya." Edward pemilih soal makanan, dia lebih suka makan buah di pagi hari daripada makanan berat seperti roti, waffle dan sejenisnya.

"Baik, Pak," Samantha mengangguk dan keluar ruangan untuk mulai menjalankan tugasnya.

***

"Permisi, pesanan kopi dari first cup caffe atas nama Nona Samantha Blair."

"Oh ya, tolong letakkan di meja sebelah sana, Nona. "Samantha masih fokus mengetik laporan yang harus di serahkan kepada Edward pagi ini.

Baru saja Jenifer membalikkan badan, tiba-tiba dari arah belakang Edward yang sedang bicara dengan klienya melalui ponsel menabraknya, karena kurang fokus dalam berjalan.

"Aww …." Mereka berdua berteriak bersamaan karena kaget terkena tumpahan kopi yang panas.

"Pak, Bapak tidak apa-apa? Maaf sudah bikin jas dan kemeja Bapak kotor." Jenifer mengambil tisu dan mengelap kemeja Edward yang basah.

Mata Edward fokus ke dàda Jenifer yang basah. Lekukan dàdanya tercetak jelas akibat tumpahan kopi. Kaos putih yang dikenakan Jenifer terlihat transparan sehingga bra warna merah dapat terlihat membungkus payudàra yang besar dan emm … padat. Mendadak hormon kelelakiannya Edward naik, jakunnya bergerak tak beraturan bahkan yang di bawah sana sudah bangun tanpa permisi. Ia mati-matian menahan hasratnya agar tidak lancang untuk meremas dàda montok yang ada di depan matanya. Tapi apa daya tangannya sulit di kendalikan otaknya, perlahan tangan itu maju dan …

"Sir, are you okay?" Untung saja panggilan gadis itu menyadarkan dirinya untuk tidak berbuat lancang.

"Oh, s-saya tidak apa-apa, bagaimana denganmu? Bukankah kopi panas itu juga tumpah di badanmu?"

"Ah, ini tidak apa-apa, cuma masalah kecil." Jenifer Mengusap-usap dàdanya yang basah. Bukannya menyamarkan noda kopi, tapi gerakan tangan berulang Jenifer yang mengusap dàdanya kelihatan sensual di mata Edward.

'Shít.' Umpat Edward dalam hati. Kepalanya kembali pusing di saat hasratnya datang lagi. Usapan tangan Jenifer membuat dàda möntoknya bergoyang-goyang hingga Edward memandangnya dengan frustasi.

"Emm … sebenarnya di sini saya yang salah. Saya yang menabrak Anda dari belakang, Nona …."

"Jenifer Watson, panggil saja Jeny."

"Edward Williams, biasa di panggil Edy. Edward menerima uluran tangan Jenifer."

"Oke, Ed, sebagai tanda jadi pertemanan kita. Bagaimana kalau aku traktir kopi baru, untuk menggantikan yang tumpah tadi."

"Baiklah Jen, kalau kau memaksa. Lagi pula siapa yang bisa menolak pesona kenikmatan kopi dari kafemu, benarkan? "Mereka tertawa bersama.

"Maaf, Pak, Tuan Peter menghubungi anda, urgent katanya." Samantha menginterupsi obrolan mereka.

"Kalau begitu aku pamit dulu, Ed, masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan di kafe. Sampai jumpa, Ed. "Jenifer berjalan mundur dan melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa, Jen, see you soon."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ita Ayu R FACEBOOK
Aneh aja tiba2 panggil nama depan aja. Baru juga ketemu. Dari sir dan nona tiba2 menjadi ed n jen..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status