Share

LAMARAN

“Ma..maaf Mas! Aku ngambilin serbet ya?” Afura bergegas pergi ke daput dengan tergopo-gopo. Sampai-sampai menyandung meja dapur dan kursi. “Ini Mas!” Menyerahkan kain pada suaminya.

“Kamu masih nyuruh saya bersihin?”

“Maaf.” Afura langsung jongkok dan membersihkan  kaligrafi Abizar yang tersiram kopi.

“Saya udah bilang nggak butuh kopi. Tapi lihat, kamu tetap buat kopi sampai  kaligrafi saya kotor!”  jelas Abizar panjang lebar saking marahnya. “Kamu itu emang keras kepala. Seperti bekal yang biasa kamu bikin. Saya udah bilang nggak mau tapi tetap kamu bawain. Dan saya kemarin sengaja buang bekal itu di depanmu  agar kamu sedikit sadar bahwa perjuanganmu sia-sia. Saya tetap tidak akan pernah mengingatmu.”

Mendengar ucapan Abizar yang menusuk dadanya. Afura langsung beranjak pergi  ke kamar. “Hiks…hiks…”

    &

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status