Share

32

"Antisipasi tak ada salahnya Nis. Lagipula kenapa sih pakai banyak acara kesini memberi aku makanan. Aku tidak kekurangan. Masih banyak diluar sana yang membutuhkan," gerutu Hisyam dengan kesal.

Rupanya gerutuannya tersebut terdengar oleh Pak Fikri. Hati laki laki tua itu semakin bergetar. Ia takut jika rumah tangga anak semata wayangnya itu kenapa Napa.

"Syam, kamu marah?" tanya Pak Fikri dengan pelan yang tiba tiba muncul di belakang Nisa dan Hisyam yang ada di ruang makan.

Mereka terpekik kaget. Hisyam salah tingkah. Ia tau jika sang bapak gampang kepikiran sesuatu.

"Eh tidak Pak. Tidak apa apa." jawab Hisyam

"Apa kamu marah dengan ibu?" tanya Pak Fikri tiba tiba.

Hisyam bukan tipe orang yang suka berbohong. Jika berbohong raut wajahnya akan memerah.

Ia hanya menghela nafas pelan sebagai jawabannya. Dan Pak Fikri mengerti maksudnya.

"Maafkan ibumu ya Syam. Jangan goyah hanya karena ibu," pesan Pak Fikri. Wajah tuanya terlihat tak enak hati

"Iya Pak. Bapak tenang saja. Mas Hisyam d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status