Share

Chapter 9

—Devon Woody

“Bagaimana?”

“Apanya?” Kumainkan ujung rambutnya dengan santai. Tatapanku tidak mengarah padanya.

“Permainan kita.”

Ah, aku begitu enggan membahasnya. Sejak awal dimulai, aku terus berhati-hati. Cemas andai menyakitinya. Dia masih belum pulih benar. Aku bisa saja membuatnya kembali harus berbaring lama, andai menyerang terlalu brutal.

“Cukup menyenangkan. Aku—”

“Kau tampak tidak puas, Dev.” Dia menginterupsiku lewat elusannya di sekitar dadaku.

“Itu wajar, bukan? Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita melakukannya.”

Jadi jangan tanya, selama dua tahun ini aku melampiaskannya pada siapa. Aku tidak akan mau menjawabnya.

“Kau jadi pergi?”

“Harus.”

Istriku menghela napas. Entah keberatan atau tidak, sejak bangun dari koma hingga hari ini, sikapnya sedikit berubah.

Dia nyaris tidak ingin lepas dariku. Walau dulu pun begitu, tapi yang ini lebih mengejutkan bagiku. Terlalu posesif.

“Kenapa aku tidak boleh ikut?”

Ini. Ini dia.

Dulu, sebelum koma, Esme hampir tidak memiliki ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status