Share

Ada yang Lain

Di tengah pikiran yang resah, aku kembali mengirim pesan.

"Aku izin ke ke salon, ya."

Sejak awal menikah, aku selalu izin padanya saat hendak keluar rumah. Biasanya aku akan menunggu hingga mendapat jawaban. Kali ini tidak. Karena tak yakin ia akan cepat membaca pesan itu, aku langsung pergi setelah bersiap.

Sebelum memesan taksi online, aku menelepon Seva. Sahabatku sejak di bangku kuliah itu memiliki tempat perawatan kecantikan yang cabangnya sudah tersebar di banyak tempat. Di Jakarta bahkan ia sudah membuka enam cabang.

Seva langsung menjawab di dering pertama. Suaranya terdengar renyah seperti biasa. Wanita itu tak berubah.

"Hai, cantik. Udah lama nggak muncul. Gue lagi di Cilandak, nih."

"Oke, aku ke sana sekarang, ya."

"Serius? Perawatan atau mau ketemu gue doang?"

Aku tertawa.

"Sekalian, lah. Kalau mau perawatan doang, mending aku ke tempat kamu yang di Bintaro. Lebih deket dari rumah."

Seva yang tertawa kali ini.

"Oke. Gue tunggu, Widia Sayang."

Bergegas aku membuka aplik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Umi Nazira
terlalu banyak guna koin bonus nya, jika topup duit pn, sedikit saja baca sudah mau topup lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status