Maya berdiam diri dikamar selama hampir dua hari. Ia berpikir keras cara untuk dapat membayar finalty pada Star Tomo.
Ia membaca ulang berkas perjanjian kerja dengan Star Tomo. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke kantor pengacara Johan B. Bastian.
Ia ingin minta pendapat Paman Johan. Dan ia sangat berharap jika Paman Johan bisa memberikan sedikit solusi pada dirinya.
Ia menelfon Marcel untuk menangani sementara waktu kantor dengan berbagai rapat yang sangatlah penting.
Namun sebelum ia pergi kekantor pengacara tenar itu, Maya terlebih dahulu berkunjung kerumah sakit untuk menjenguk sang Papa tercinta.
Dan saat ia menjenguk sang Papa, tanpa terduga ia mendengar pembicaraan sang dokter dengan sang Mama.
Jika saraf pada batang otak belakang Papanya koyak sehingga suatu hal yang mustahil bagi Papa Erwin dapat kembali seperti sediakala.
Berita yang cukup berat untuk di terima oleh Mama Marwah, ia benar-benar syok mendengar penjela
Keesokan paginya.Rapat pemegang saham tahunan pun di gelar. Hari ini adalah keputusan akhirnya yang harus di ambil.Marcel dan Maya sudah memikirkan hal terburuk jika para pemegang saham akan hengkak dari perusahaan New-A.Debat segit pun terjadi, Marcel angkat bicara sebagai wakil Direktur. Ia mencoba menarik simpati para tertua di New-A untuk mendukungnya.Namun pihak Zinus keberatan karena latar belakang pendidikan Marcel tidak sejalan dengan bisnis.Gebrina bersikeras memberi ide baru jika mereka memberi jalan untuk New-A marjer di bawah naungan Star Tomo.Beberapa pihak sudah mulai memilih jalan voting sebagai hasil akhir.Marjer atau hengkang??.Maya benar-benar dibuat pusing dengan semua ide ini. New-A benar-benar di ujung tanduk.Dan Gebrina dengan senyum percaya diri akan memenangkan pertarungan akhir ini.Marcel kehilangan simpatik para petinggi pemegang saham, tak terkecuali Paman Johan yang juga
Kini Maya berada di kamarnya, ia pulang lebih cepat dari biasa demi untuk menyambut sang Papa tercinta.Papa Erwin akhirnya kembali kerumah setelah hampir 3 bulan berada di rumah sakti. Walau kondisinya tak begitu baik.Maya mendorong kursi roda sang Papa, dan terlihat Marcel menemani sang Mama yang terlihat kelelahan."Selamat kembali pah" seru Maya pelan.Perlahan ia berbalik untuk bisa turun di hadapan sang Papa."Pah, berjanji lah untuk selalu semangat menjalani terapi, Papa pasti bisa berjalan lagi, Maya yakin dan percaya Papa pasti bisa lewati ini" ucap Maya memberikan suport positif untuk sang Papa.Mama Marwah mendekat dan ikut membelai lembut pundak suaminya yang terlihat kaku."Kita akan suport dan semangatin Papa selalu" ucap sang istri dengan penuh sayang dan ia menjatuhkan satu kecupan di punca kepala sang suami.Dan malam harinya syukuran kecil pun di buat untuk menambah semangat bagi Papa. Tante Safa
Waktu berjalan, dan Maya tak menyia-yiakan waktu yang masih ia punya sebelum peresmian Star Tomo dan New-A.Kini ia duduk di ruang kerja pengacara Ferdian Bastian seorang diri. Maya sengaja memilih untuk menunggu pria itu. Setidaknya itu adalah sebagai penilaian Ferdian bahwa ia benar-benar serius.Namun sampai menjelang sore hari. Sosok Ferdian Bastian tak kunjung tampak. Maya pulang dengan wajah kecewa dan tangan kosong.Hal itu terus terjadi hingga hampir 1 minggu lebih.Hingga satu ketika saat seluruh karyawan kantor Bastian telah pulang. Maya masih mencoba untuk menunggu pengacara Ferdian hingga sore hari.Dan karena kelelahan, tanpa di sadari Maya tertidur di sofa ruangan itu dengan menopang keningnya.Tak lama, perlahan terdengar langkah derap kaki yang kian mendekat masuk ke dalam ruangan kerja itu.Namun betapa kagetnya Ferdian ketika melihat sosok wanita yang terlihat tertidur tengan di sofa tersebut."Sejak kapan??"
Terlihat Maya tengah termenung di kamarnya.Ia akhrinya pulang dengan tangan kosong, harapan terakhir benar-benar gagal. Ferdian Bastian memang benar-benar pria yang susah di mengerti apa lagi di takluk kan."Tante Lusya??" ucap Maya mengulang nama wanita yang membuatnya penasaran."Apa mas Ferdian suka tipe Tante-tante??" gumamnya lagi dengan berpikir."Huuufft, dunia oh dunia.. makin hari makin banyak saja orang berselera aneh" decak Maya dengan mengelengkan kepala.Mata Maya terpejam sesaat, rasa lelah dan stres mulai menghinggapi dirinya. Ia tak bisa membayangkan jika Dimas akan menguasai Star Tomo.Ini benar-benar mimpi buruk, ia tak bisa membayangkan jika Dimas Anggara akan menjadi suaminya. Akan jadi seperti apa rumah tangga dengan suami yang suka main perempuan.Maya menghela nafas pelan."Tuhan, kuatkan aku.." bisik Maya pasrah.🍃🍃🍃Di lain tempat, Master duduk di satu sofa mewah. Ia di jamu dengan sanga
"Sepertinya kau memang perlu bukti!!" ucap Ferdian dengan tatapan tajam menatap DimasTanpa pikir panjang Ferdian pun meraih wajah Maya yang masih terkaget dan bingung, lalu sedetik kemudian dengan cepat menjatuhkan satu kecupan tepat di atas bibir ranum Maya.Sontak kedua bola mata Maya melebar mendapatkan ciuman tak terduga itu. Ia dapat merasakan jika bibir Ferdian melumat bibirnya dengan sangat manis."Ya Tuhan!!" seru batin Maya yang terkesiap menerima kecupan manis itu di depan para colleganya.Beberapa detik kemudian, perlahan bibir Ferdian menyudahi ciumannya itu."Permain ini kita!!" bisik Ferdian yang berada beberapa inci dari wajah Maya yang masih terlihat syok.Lalu dengan wajah tenang ia berbalik menatap Dimas yang terlihat kaget dan marah."Well, aku rasa sudah cukup bukti jika Zarulita Maya adalah wanita ku, jadi berhenti lah bermimpi Dimas Anggara.." ucap Ferdian penuh penekanan."Kau!! ?" hardik Dimas mar
Rasanya, Maya hanya berpikir jika urusan penting dengan Star Tomo sudah benar-benar berakhir dan selesai. Namun nyatanya tidak begitu ketika Maya tiba dirumah jam setengah 2 malam. Wajah Marcel menyambutnya dengan penuh curiga. "Sejak kapan??" Maya seketika kecut ketika melihat wajah dingin Marcel. "Ah, itu.."jawab Maya ragu-ragu "Ferdian Bastian tidak menyukai wanita muda, dia seorang mother complex" ujar Marcel serius. Maya seolah terkesiap dengan ucapan Marcel. "Ah, yaa.. tapi mungkin saja dia sudah berubah" sela Maya dengan mencoba memberi keyakinan pada Marcel. "Aku tidak percaya?? apa kau tau Maya, tidak ada orang yang bisa menyembuhkan tipe pria seperti itu, dan yang aku takutkan kau akan mengalami hal yang tidak menyenangkan jika bersama Ferdian!!" seru Marcel lantang. Hingga tanpa di sadari mama Marwah mendengarkan ucapan Marcel dengan wajah syok. "APA???" seru Mama Marwah yang tib
Ke esokan paginya. Maya bangun dengan perasaan lega. Lega karena semua yang berhubungan dengan Star Tomo dan Dimas Anggara selesai.Senyum cerah di wajahnya kian terpancar jelas. Maya berniat untuk masuk kantor sedikit telat. Ia ingin memanjakan diri dengan tidur telah lama.Namun nyatanya niatnya itu agak susah terlaksana, lantaran Maya terus berpikir tentang uang yang di miliki Ferdian Bastian yang dapat membayar seluruh finalty pada Star Tomo.Maya berbalik badan dengan mata terpejam, otaknya terus menerka-nerka dari mana pemasukan Ferdian Bastian yang hanya seorang pengacara.Walau dalam setiap kasus mungkin saja nilai yang di bayar sangar fantastis. Ia memang tidak akan meragukan jika hal itu benar terjadi pada Paman Johan yang jelas-jelas pengacara yang sudah cukup tenar dengan jam terbang hingga kasus internasional."Hmm, apa mungkin dari main saham??" pikir batin Maya lagi.Namun sesaat ia mengingat kembali moment saat Paman Jo
Di satu perusahaan besar, tepatnya di ruang Direktur utama Star Tomo. Terlihat wajah marah Dimas Anggara.Ia memporak-porandakan meja kerjanya di hadapan beberapa staf kepercayaan."DG!!" seru Dimas dengan wajah penuh kemarahan pada selembar kertas yang berisikan profil perusahaan yang telah membayar lunas seluruh finalty New-A."Cari dan temukan Master, aku ingin bertemu orang yang sudah sangat lancang menghancurkan semua rencana ku ini!!" ujar Dimas dengan penuh penekanan.Sungguh seluruh rencananya berantakan. Dan ia sudah kehilangan kesempatan besar untuk menghancurkan New-A.Para staf Dimas pun bersegera keluar dari ruang itu dengan cepat. Hingga hanya tinggal Dimas dengan amarahnnya.Sungguh kejadian semalam sangat memalukan. Dan ia akan mengingat jelas wajah pria yang sudah membawa wanita yang seharusnya bertekuk lutut di hadapannya saat ini."Kau hanya beruntung Maya, tapi tidak di lain waktu..!!" ucap Dimas penuh