12 Tahun Lalu
Suasana di ground D begitu hening. Tidak ada seorangpun yang berani berbicara, puluhan pasang mata melototi arena, tidak ingin berkedip agar tidak ada satupun yang terlewati. Di tengah arena, seorang murid laki-laki dan perempuan yang menggunakan seragam training abu-abu tua menggerakkan tubuh mereka dengan sangat cepat. Murid perempuan melemparkan tinjunya tanpa ragu, yang jika tidak dihindari, maka bisa dipastikan wajah anak laki-laki yang menjadi lawan bertarungnya hari itu akan meninggalkan bekas sampai minggu depan.
Pertarungan mereka begitu intens hingga murid yang berada di arena lain tidak berniat melanjukan latihan mereka, malah memilih untuk menonton. Ini hanya latihan umum seperti biasanya, kenapa dua orang ini menjadikannya seperti pertarungan hidup dan mati?
Gadis muda berambut hitam yang diikat pony tail bergerak dengan sangat cepat, gerakan cepatnya terlihat seperti sedang menari di atas arena. Ia melemparkan belati kepada lawannya ketika sang lawan menghindar didetik-detik terakhir. Sang murid laki-laki belum bisa bernafas lega karena ternyata, dari arah belakang, ia menerima serangan yang membuatnya jatuh ke lantai arena yang licin. Wajahnya jatuh terlebih dahulu, rasa sakit menguasai kepalanya, yang kemudian diiringi oleh beban berat di atas tubuhnya. Gadis itu menahan kedua tangannya di belakang kepala, “tumbang” ujar sang gadis. Ia yakin jika saat ini dia sedang tersenyum.
“Good job, Q1” colonel Darrel yang berdiri di tepi arena memperhatikan latihan mereka tersenyum dengan puas. Ia lalu mengumpulkan semua anggota pelatihan 197. “Latihan kali ini masih didominasi oleh Q1.” Sang kolonel menoleh kepada pemuda yang masih tertahan di lantai, Quinn— yang memiliki kode nama Q1 selama pelatihan sepertinya belum akan melepaskannya dalam waktu dekat.
“Siapa yang tahu kenapa X1 bisa kalah?” kumpulan peserta latihan itu tidak berbicara, bagaimana mungkin mereka bisa tahu bagaimaa X1 kalah? Mereka terlalu menikmati pertarungan tadi hingga melupakan detil.
“Pada serangan pertama, sebenarnya X1 bisa mengalahkanku, namun kemudian dia ragu. Lalu saat serangan terakhir dia terlalu fokus untuk mengambil belati yang ada di tangan kananku, hingga saat aku melepaskan belati lain dari sebelah kiri, pertahan X1 malah menjadi terbuka, dia berhasil mengelak tetapi tidak sadar jika musuh sudah berada di belakang dan menyerangnya.” ketika tidak ada satupun murid yang menjawab, maka Quinn sendiri yang akan menjawab pertanyaan kolonel. Setelah menyelesaikan jawabannya, gadis tinggi itupun melepaskan cangkramannya dari X1 yang akhirnya bisa bernafas lega. Dia mengira bahkan Q1 benar-benar akan membunuhnya!
Raut penuh bangga dan puas terlihat dari wajah kononel Darrel. “Dalam medan pertarungan yang sesungguhnya, keragu-raguan yang kalian rasakan dalam waktu seperkian detik dapat mengubah akhir pertarungan yang juga akan merubah masa depan planet ini beserta semua orang yang ada di dalamnya. Ingatlah satu hal, musuh tidak pernah ragu apalagi lengah! Kita sebagai pasukan militer adalah garis pertahanan terdepan Soul Planet! Saat kita jatuh, maka kita semua akan membawa seluruh planet jatuh!” teriakan kolonel Darrel terdengar hingga arena lain yang juga membangkitkan semangat para prajurit muda yang memiliki cita-cita yang sama— menjadi pelindung bagi planet dan kerajaan mereka.
Setelah kolonel Darrel pergi, teman-teman X1— yang memiliki nama asli Xavier menghampirinya. Andrian— A2, salah satu diantara mereka merasa kasihan dengan wajah teman angkatannya yang babak belur. “Aku pikir kau harus mengunjungi ruang kesehatan.”
“Q1 meninggalkan banyak luka pada wajahmu, tetapi kau bahkan tidak bisa menyentuh ujung rambutnya sehelaipun.” komentar yang lain— Darian (D3), kembaran Andrian sambil menyerngitkan keningnya di saat hidung Xavier mengeluarkan darah.
“Dia itu monster. Minggu lalu aku harus menginap di ruang kesehatan karena berlatih tanding dengannya. Antara menahan malu dan sakit ketika dokter militer bertanya kepadaku apakah aku jatuh dari lantai atas gedung.” Andrian menggelengkan kepadalanya, ia tidak ingin lagi merasakan penderitaan itu. Cukup pertama dan terakhir kali, dia tidak ingin lagi menjadi lawan Q1 saat latihan.
“Aku hanya perlu mengalahkannya, bukan?” desis Xavier seraya menghapus darah dari hidungnya.
“Kawan, kau sudah kalah darinya sebanyak 15 kali. Aku sarankan jika kau ingin keluar dari sini dengan utuh, jangan lagi mengajukan dirimu untuk berhadapan dengan Q1."
“Baru 15 kali, siapa tahu aku akan menang setelah pertarungan ke 100.” ujar Xavier sambi tertawa. Andrian memutar bola matanya, apa temannya ini masokis? Apa dia merasa senang saat babak belur oleh gadis secantik Q1?
Dasar tidak mau kalah.
“Sekali saja, aku harus mengalahkan Q1 sebelum lulus.” lanjutnya lagi, mereka menaiki lift untuk menuju ke ruang kesehatan.
“Jika tidak kau akan dihantui rasa penasaran hingga tidak bisa tidur selama hidupmu.” Xavier mengangguk menyetujui. Sejak kekalahannya di pertarungan pertamanya dengan Q1, dia menjadi sangat penasaran, ia ingin mengalahkan Q1 walaupun hanya sekali.
“Kalau begitu kau harus segera mengalahkannya, karena sebentar lagi kita akan berusia 16 tahun dan ketika bunga itu mekar, kau tidak akan punya kesempatan untuk mengalahkannyai.” pintu lift terbuka, di lantai 15, keadaan jauh lebih sepi dari pada di bawah, jadi ketika mereka berbicara, suara mereka seperti bergema di lorong yang kosong.
“Betul, aku yakin seratus koma seratus persen jika bunga-nya Q1 akan berwarna merah, merah gelap dan pekat seperti darah. Dia akan menjadi anggota pelatihan terbaik, mendapatkan penghargaan dari kerajaan, dan langsung menjadi anggota Sky Eagle Legion. Dalam beberapa tahun dia akan menjadi Jenderal wanita pertama dan yang paling kuat sepanjang sejarah.”
“Apa aku meragukan ucapanmu, brother? Q1 adalah yang terbaik, dalam acara turnamen simulasi mecha saja dia berhasil mengalahkan senior. Sedangkan aku? Untuk menggerakan tangan mecha saja aku kesusahan, dia sudah bisa bertarung.” kedua saudara kembar itu tidak berhenti mengoceh dalam perjalan mereka menuju ruang kesehatan. Saat itu Xavier juga berpikir jika ia harus segera mengalahkan Q1. Dia harus berlatih lebih keras lagi, karena, jika bunga itu sudah mekar, dan ternyata bunga yang ada padanya bukan merah, maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk bertarung dan mengalahkannya.
Soul Planet adalah planet yang berada di Galaxy Maxima. Ada seratus lebih planet di galaxy ini, sedangkan planet yang paling dekat dari mereka adalah Beast Planet dan Spirite Planet yang memiliki keistimewaan tersendiri. Jika Beast Planet adalah planet dimana penduduknya dapat berubah menjadi hewan buas, maka Soul Planet sendiri adalah planet yang mendapatkan kekuatan dari alam— khususnya tanaman sebagai kekuatan dan sumber energi mereka.
‘The flower’ adalah tanda yang mereka bawa sejak lahir. Bagi anak perempuan The Flower akan muncul di pelipis mereka, sedangkan untuk anak laki-laki, The Flower akan muncul di punggung tangan mereka. Para leluhur Soul Planet percaya jika bunga itu adalah perwujudan ikatan mereka dengan alam semesta. Terkhususnya tanaman, mereka mendapatkan kekuatan dari alam, mereka juga bergantung serta bertanggung jawab kepada alam.
Bunga-bunga yang ada pada setiap anak Soul Planet akan mekar saat mereka berusia 16 tahun, saat bunga itu mekar, maka itu menandakan bahwa mereka sudah membuat ikatan seutuhnya dengan alam Soul Planet. Setiap bunga yang mekar akan memiliki warna yang berbeda-beda, dan setiap perbedaan warna menandakan perbedaan kekuatan yang dimiliki.
Yang paling umum adalah kuning, biru dan hijau. Ini menandakan jika kekuatan fisik maupun mental mereka berada pada skala yang sangat normal dan umum. Setara dengan kelas D.
Lalu di kelas C adalah warna Jingga. Di atas Jingga adalah warna merah muda yang berada di kelas B, sedangkan di kelas A adalah warna merah yang menunjukkan kualitas fisik dan mental yang sangat baik. Tidak sampai di sana, beberapa anak akan menunjukkan kekuatan yang melebihi orang lainnya, ketika bunga yang mekar berwarna merah gelap itu menunjukkan dia berkualitas S.
Kemudian yang terakhir jika warna merah itu semakin gelap seperti darah serta memilki biasan cahaya maka itu adalah kelas SS.
Jumlah kelas SS bisa dihitung dengan jari, dari seluruh kerajaan, hanya ada kurang dari 20 orang, hal itu menandakan kelas SS sangat langka. Dan seluruh anggota pelatihan 197— bukan, seluruh militer tahu jika Q1 adalah salah satu diantara mereka.
Di Soul Planet, anak-anak yang berumur 13-15 tahun akan berada di bawah pengawasan militer, mereka akan mendapatkan pelatihan dan bimbingan militer hingga berusia 16 tahun. Selama pelatihan mereka akan menggunakan kode nama, sehingga tidak ada seorangpun yang tahu nama asli masing-masing sebelum kelulusan.
Lalu ketika bunga mereka mekar, maka mereka bisa menentukan pilihan yang mereka buat. Ingin bergabung dengan kemiliteran atau tidak, tidak ada paksaan karena semua itu adalah pilihan masing-masing individu.
Xavier tidak peduli apapun warna bunga yang nanti mekar di puggung tangannya, dia pasti akan bergabung dengan kemiliteran.
..........
Pemilihan keluarga Knox menjadi berita terhangat tahun ini. Hal ini menjadi berita besar dan dibicarakan di mana-mana. Bagaimana tidak, ini adalah pemilihan untuk sang jenderal Planet Soul. Jenderal mereka yang merupakan pria terkuat seantero planet, yang memilki ‘Flower’ langka yang hanya muncul sekali dalam beberapa tahun. Seseorang yang bahkan raja sendiri tidak akan berani mengusiknya. Sejak awal sudah banyak gadis-gadis yang berniat untuk melamar menjadi calon istri sang jenderal. Mereka sudah lebih dulu ingin menjadi ‘seed’ dalam pemilihan keluarga Knox ini, sayangnya pemilihan ini lebih ketat dari pemilihan istri pangeran mahkota, dari ratusan keluarga yang mencalonkan putri mereka, hanya 20 orang gadis yang benar-benar dapat menjadi ‘seed’ di keluarga sang jenderal. Salah satunya adalah Quinn Flos, dia bukan gadis terkenal, walaupun keluarga Flos dulunya adalah keluarga bangsawan yang berada, sekarang kelurga Flos hanya tinggal dirinya sendiri. Pamannya Harries Dariel adalah
“Rata-rata gadis yang ada di sini memiliki ‘flower’ merah muda dan merah. Aku tahu bibimu dari keluarga berpengaruh sehingga dia bisa mendapatkan undangan itu untukmu.” banyak sedikitnya, Quinn dapat mengerti arah pembicaraan Irish. Jangankan Irish, Quinn sendiri juga ingin tahu bagaimana sang bibi bisa mendapatkan undangan itu. Seperti yang Irish katakan, keluarga terpandang seperti Knox tidak hanya melhat latar belakang calon istri sang jenderal, namun mereka juga akan melihat tanda pada setiap gadis. Sebagai jenderal dengan peringkat SS, peringkat A dan S adalah pasangan terbaik untuknya, sedangkan Quinn yang tidak berada di peringkat manapun tidak akan bisa berada di sini begitu saja. “Tetapi kau tenang saja. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dari yang aku lihat kau cukup normal.” gadis itu kembali berbicara. “Aku seirius ketika mengatakan akan menjadi temanmu. Percayalah aku mengenal semua orang yang ada di pemilihan ini. Rata-rata mereka semua adalah tipe manusia yang ti
Hari-hari pertama di rumah kediaman keluarga Knox terasa seperti pemilihan yang sudah-sudah bagi Quinn. Dua puluh orang putri keluarga bangsawan maupun orang-orang terpandang lainnya berusaha keras menjaga sikap mereka. Mengikuti permilihan sama artinya untuk tinggal dan beradaptasi dalam keluarga yang baru. Mereka akan tidur serta tinggal di tempat yang telah disediakan oleh keluarga yang mengadakan pemilihan. Beberapa keluarga memperlakukan seed yang datang seperti seorang ratu, sedangkan keluarga lainnya lebih suka melihat sejauh mana mereka bisa beradaptasi. Seperti dipemilihan keluarga Knox, mereka memberikan tempat yang nyaman untuk tidur dan makanan yang lezat setiap harinya, hanya saja hampir sebagian besar kegiatan sehari-hari akan dilakukan oleh masing-masing individu. Beberapa wanita yang sejak kecil tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah sederhana akan panik dan putus asa. Dalam waktu kurang dari seminggu tidak sedikit dari mereka yang mengeluh. Seperti sekarang, mereka
Siapapun akan merasa tidak nyaman jika orang-orang berbisik mengenai dirimu baik itu di belakang maupun di depan. Begitupula dengan Quinn Flos— seorang gadis yang sejak kedatangannya di dalam aula, tidak berhenti merasakan tatapan dari orang-orang sekitarnya. Hal ini bermula sejak tadi pagi— ketika Irish Gold dan seorang gadis dari keluarga Shoure bertengkar di tepi sungai, yang pada akhirnya berdampak pada Quinn. Harapan gadis bunga abu-abu ini adalah, ia bisa melewati pemilihan ini dengan tenang, jika diperbolehkan, ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Bahkan ia akan jauh lebih senang di saat orang-orang tidak sadar atas keberadaaannya di pemilihan keluarga Knox ini. Akan tetapi, kini, semua itu hanya tinggal keinginan semata, karena, sekarang gadis-gadis peserta pemilihan sudah membicarakannya tanpa henti. Mereka turut memberikannya pandangan dengan tatapan yang tidak bisa ia tebak. “Kak Quinn, kau terkenal sekarang.” Seeli Snow, gadis polos ini berujar seolah para gadis ini
“Hmmm.... kau memiliki selera yang unik.” ujarnya pada gadis pertama. Sang nyonya rumah tidak hanya akan memberikan pujian sederhana pada rangkaian yang menurutnya tidak menarik. Walaupun tutur kata yang ia lontarkan sangat sopan dan lembut, mereka bisa tahu jika wanita paruh baya itu tidak menyukai hasil karya mereka. Pada saat giliran Youna, nyonya Konx bertanya, “komposisi yang kau berikan cukup bagus. Kenapa kau hanya menggunakan mawar merah pada rangkaianmu?” walaupun Youna adalah anggota militer dalam legion terkenal seperti Eagle Sky, namun keanggunan pada dirinya juga tidak kalah dengan semua wanita bangsawan yang mengikuti pemilihan. “Aku memilih mawar merah karena mawar adalah bunga yang sangat indah. Selain memiliki aroma yang memabukkan, menurutku mawar juga sangat menarik.” nyonya Knox terlihat tertarik untuk mendengarkan penjelasan Youna. “Keindahan bunga mawar bisa menarik siapa saja untuk memetiknya. Kelopak bunga mawar begitu rapuh saat disentuh, namun di balik kelo
“Oh, kau lihat itu? Quinn Flos sangat cerdik. Aku bahkan tidak tahu simbol keluarga Knox adalah bunga Krisan, khususnya yang berwarna merah. Hal yang aku tahu hanyalah keluarga ini sangat kuno, belum lagi nyonya Knox sangat menjunjung tinggi budaya kelurganya. Karena cintanya yang sangat kuat, Tuan Knox menggabungkan dua budaya itu dengan baik. Kau lihat baju yang kita pakai ini? Aku tidak pernah tahu jika pakaian seperti ini eksis.” pakaian yang ia kenakan jika tidak salah bernama Hanfu. Apa artinya? Ia pun tidak tahu. “Dan Quinn Flos memanfaatkannya dengan baik. Apa dia tahu jika nyonya Knox akan menyuruh kita untuk merangkai bunga? Dia bukan hanya asal merangkai bunga, tetapi juga sesuai dengan keinginnan sang nyonya rumah!” para gadis yang berkumpul itu tidak memelankan suara mereka. “Ini akan semakin seru! Kau lihat wajah Youna Scarlett? Wajahnya langsung berubah warna menjadi abu-abu!” mereka tertawa, melirik sekilas, memastikan apakah Youna ada di sana atau tidak. “Aku bukann
Sudah lebih dari seminggu semenjak pemilihan tertutup keluarga terkenal Knox diadakan. Dari 20 orang gadis, sekarang hanya tersisa 15 orang, dan dari sekian banyak hal yang telah mereka dapatkan, semakin lelah pula batin serta fisik para gadis bangsawan ini.Keluarga yang memiliki dua budaya yang berbeda memiliki budaya berkali-kali lipat lebih banyak dari pada keluarga bangsawan lainnya. Mulai dari merangkai bunga, bertanam, merawat tanaman, acara minum teh, dansa, dan masih banyak lainnya. Itu belum ditambahkan dengan bela diri. Para gadis memiliki isi pikiran yang sama sekarang, bahwa pemilihan keluarga knox lebih mengerikan daripada sekolah maupun pelatihan militer.Quinn— salah satu gadis peserta pemilihan yang datang karena terpaksa— ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti pilihan ini, sebab menjadi istri kesekian Jacob Pan bukanlah pilihan. Awalnya Quinn hanya ingin menjadi wanita yang low profil, tidak ingin menonjolkan dirinya, tidak ingin menarik perhatian, sayangnya re
Ketika Quinn membuka pintu rumahnya, sebuah robot menyambutnya dengan suara nan kaku, “selamat datang, nona Flos.” bersama dengan eskpresi di monitornya yang menampilkan wajah senang. “Hallo, Q1. Apa kau merindukanku?” balas Quinn membiarkan saja saat robot itu mengambil barang bawaannya. “Aku sangat merindukanmu, nona Quinn. Kita sudah tidak bertemu selama lebih 14 hari.” empat belas hari. Ia tidak berpikir jika ia sudah berada di rumah keluarga Knox selama lebih dari dua minggu. “Apa kau menjaga rumah dengan baik selama aku pergi?” robot itu bergerak mengikuti Quinn dengan kaki rodanya yang bergulir sepanjang lantai. Ekspresi yang ia tampilkan juga berubah-ubah, mulai dari senang, sedih dan kembali bersemangat lagi. “Tentu saja! Aku membersihkan rumah setiap hari.” Quinn bedecak, “tentu saja. Aku membawamu ke sini untuk melakukan pekerjaan rumah.” “Aku akan menyiapkan minuman untuk anda, nona Flos.” robot itu pergi tanpa meninggalkan suara. Quinn melepaskan penatnya pada sofa b