“Walau tidak tahu apa yang akan terjadi,
sepertinya menghindar adalah ide terbaik”
~Life Must Go On~
"Pagi yaya" sapa pak arya. Manajer keuangan sekaligus atasan yaya.
"Pagi juga pak" jawab yaya ramah.
“Ada yang bisa saya bantu pak ?” tanya yaya
“Tidak banyak. Saya hanya harus mengadakan panggilan jarak jauh dengan klien hari ini. Jadi pastikan bahwa tidak ada orang yang masuk ke ruangan saya” jelas pak arya
“Baik pak. Akan saya ingat” kata yaya
“Sepertinya tidak sampai jam makan siang, jadi tolong ingatka saya jika sudah masuk jam makan siang nanti” ujar pak arya
“Siap pak” balas yaya
“Oke. Terimakasih yaya” ujar pak arya
“Sama-sama pak” ucap y
"Yay" panggil seseorang saat yaya sedang berjalan ke arah lift.Oh astaga. Kenapa harus ada yudha disini ? Bisa gawat kalau ketahuan pak ryan. Lebih baik dia pergi saja. Bukan nya takut di omeli lagi, tapi yaya juga tidak suka berdekatan dengan yudha.Yaya terus berjalan dan berpura-pura fokus dengan ponsel pintar nya. Semoga saja yudha tidak mencegah nya."Yay tunggu" cegah yudha sambil memegang pergelangan tangan yaya.Belum juga selesai meminta, diri nya sudah di cegah yudha yang memang berlari ke arah nya."Eh yud. Ngapain disini ?" Tanya yaya mencoba basa basi. Padahal dia sudah tahu bahwa ini adalah kantor kakak nya. Atau kah ini kantor milik keluarga mereka ? Entahlah. Semoga saja dia tidak sadar kalau yaya ingin menghindarinya tadi.Yaya sudah melepas pegangan tangan yudha tadi. Bisa tambah marah boss nya jika melihat mereka berdua seperti itu."Harusnya gue yang tanya gitu. Kan ini ka
“Bukan karena tidak suka basa-basi. Tapi karena aku enggak suka kamu”~Life Must Go On~“Pagi yay” sapa nina saat melihat yaya berdiri di depan meja resepsionis“Pagi nina. Mau ke ruangan ?” tanya yaya yang diangguki nina“Bentar” yaya menyelesaikan urusan nya dan berjalan berdampingan bersama nina. Ruangan mereka berbeda satu lantai. Jadi tak apa jika naik lift bersama.“Hari ini lo sibuk nggak ?” tanya ninaYaya yang sedang membenarkan beberapa lembar kertas di tangan nya langsung menoleh.“Kenapa ? Gue mau ditraktir nih ?” bukan nya menjawab, yaya malah balik bertanya“Enggak. Orang gue cuman nanya doang kok” kata nina“Lo mah gitu. Dari kapanan hari g
“Kadang, sekeras apapun mencoba, sesuatu itu tetap tidak bisa di ubah”~Beberapa hari kemudian, Di Sanjaya Company“Selamat siang bu” sapa seorang petugas keamanan yang baru saja yaya persilahkan masuk.“Siang pak” balas yaya dengan ramah“Ada apa pak ?” tanya yaya“Maaf mengganggu, ini pesanan ibu udah datang” ucap pak satpamYaya langsung berdiri dari kursi kerja nya dan mengambil sebuah kantong yang di pegang pak satpam barusan.“Oh iya. Makasih banyak pak” ucap yaya“Sama-sama bu” jawab pak satpam“Tapi kok kurir nya enggak kasih tahu yah, kan saya bisa langsung turun. Jadi bapak enggak perlu repot anterin kesini” ujar yaya“Engga
“Enggak ada yang beda. Kamu cuman belum nemu alasan buat jatuh cinta sama mereka aja”~Setelah pulang kantor, ryan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah nya. Tidak ada lagi urusan nya hari ini. Jadi dia bisa langsung kembali.Ingin sekali dia mengikuti mobil yudha dan yaya. Tapi setelah di pikir kembali, sepertinya itu tidak perlu. Itu hanya akan membuat ryan terlihat seperti orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga harus membuntuti mereka.Ryan ini seorang CEO sekaligus direktur perusahaan IT terbesar di Jakarta. Jadi dia tidak ingin membuat jelek statusnya dengan membuntuti yudha dan yaya.Lebih baik dia kembali ke rumah. Sudah lama dia tidak beristirahat dengan nyaman, dan pastinya dia sudah lama tidak pulang kantor tepat waktu. Jadi biarlah dia pulang dan tidur dengan nyenyak hari ini.Sesampainy
Pagi ini, ryan mengunjungi audrey di restoran miliknya.“Ryan!” panggil audrey“Duduk dulu..” kata ryan mempersilahkan“Ngapain lo ?” tanya audrey“Gue mau ngomong sesuatu nih!” ucap ryanAudrey mengangguk sambil meminum jus jeruknya.“Gue mau nikah!” ucap ryan yang membuat Audrey terbatuk saat mendengarnya.“Pelan-pelan aja..” kata ryan sambil menepuk bahu audrey pelanAudrey menarik napasnya sejenak sebelum berkata,“Gue nggak salah dengar nih?” tanya audrey memastikan“Lo beneran mau nikah ?” tanya Audrey lagiRyan mengangguk sebagai jawaban.“Baru niatan, atau udah punya calon ?” tanya audrey“Gue u
“Aku yang enggak peka, atau kamu yang terlalu memaksa ?”~Life Must Go On~Keesokan harinya, yaya berjalan ke kantor dengan perasaan yang kurang enak. Dia lupa jika kemarin pak ryan melihat dia dan yudha bersama. Dia pasti akan di interogasi hari ini oleh pak ryan.Oh semoga saja tidak. Bagaimana yaya bisa membersihkan namanya yang sejak awal tidak sudah buruk di mata pak ryan. Bukannya tambah bersih, malah tambah buruk ini.Saat memasuki ruangan, yaya terkejut karena disana ada si boss, pak ryan. Sedang apa boss besarnya itu sudah ada di ruangan se-pagi ini."Selamat pagi pak" sapa yaya sopan, sembari sedikit menunduk.Dia tidak menjawab sapaan yaya. Tapi tatapan-nya terlihat marah. Apa benar dia marah karena kejadian kemarin ?. Harusnya yaya sudah bisa menebaknya.“Kenapa berdir
Beberapa jam kemudian"Kamu belum pulang ?" Tanya pak ryan yang tiba-tiba saja muncul di balik pintu ruangan yaya. Sebetulnya pekerjaan yaya sudah selesai sejak tadi, dia hanya mencoba berlama-lama saja disana."Sebentar lagi pak" jawab yaya"Kamu harus segera pulang. Sebentar lagi gaun dan makanan-nya akan sampai di rumahmu" ucap pak ryan"Makanan ?" Tanya yaya bingung"Tentu saja. Saya ragu kamu bisa memasak" kata pak ryan meremehkan.“Bukan itu. Maksudnya untuk apa mengirimkan itu ke rumah saya ?” tanya yaya bingung“Jangan berlagak lupa. Saya sudah mengatakan nya tadi” jawab pak ryan“Jadi.. Itu bukan lelucon ?” tanya yaya lagi. Dia kira boss nya itu hanya main-main tadi“Tentu saja tidak. Saya tidak suka memainkan lelucon” jelas pak rya
Siang ini, audrey berjalan terburu-buru ke ruangannya.“Oii!” teriak dika saat audrey baru akan berbelok ke ruangan“Lo manggil siapa ?” tanya audrey“Yah manggil elo lah. Siapa lagi ?” jawab dika“Lo mah ogeb banget sumpah !” kesal audrey sembari memukul dahi dika menggunakan map yang sedang dipegangnya.“Yah santai dong.” Kata dika“Bisa nggak sih, panggil nama gue itu yang bener. Gimana ada yang naksir kalau gini!” jelas audrey“Masa sih ?. Pantasan lo kalau nggak gue panggil, tetep aja nggak ada yang naksir.” Kata dika“Tuh kan. Emang kebiasaan lo!” balas AudreyAudrey langsung berjalan ke dalam ruangannya tanpa berkata apapun lagi.“Eh tunggu dulu. Gue belum selesai ngomo