☁ Happy Reading☁Cloud hanya bisa mengikuti perintah kucing bernama Loloco itu, dia pun perlahan membuka laci meja yang ditunjuk. Matanya mendapati sebuah buku dengan sampul merah muda beserta pulpen diatasnya. “Si Ariel ini, girly sekali dia,” gumam Cloud. Ia pun menggeser kursi untuk duduk. “Apa ini buku harian?” tanyanya ke Loloco yang sudah bertengger di atas meja. Cloud pun hanya melirik sinis dan memilih untuk membuka buku itu.Cloud membaca halaman pertama dengan seksama, dia bahkan terlalu fokus hingga membuat Loloco kesal, kucing itu membalikkan buku yang diletakka Cloud di atas meja dengan salah satu kakinya.“Cepat baca halaman paling akhir saja!”“Kucing cerewet, pasti tingkahmu sangat menyebalkan saat menjadi manusia. Rasakan kamu mendapat kutukan seperti itu,” cibir Cloud. Namun, bukannya langsung membaca bagian yang Loloco tunjukkan dia malah meraih sisir dan merapikan rambutnya.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Loloco sedikit gemas.“Aku sedang menyisir rambut, aku Clou
☁Selamat Membaca☁Otak Cloud yang cerdas jelas sudah bisa menilai bagaimana selama ini Lily memperlakukan Ariel. Dan bodohnya Ariel terlalu lemah hingga tidak bisa melawan perbuatan ibu tirinya itu. Atau mungkin memang begitulah si pembuat game menciptakan karakter Ariel, lemah dan gampang ditindas, menunggu belas kasihan pemain yang akan membuatnya menjadi seorang putri cantik agar bisa menjadi pasangan pangeran tampan.“Untuk apa kamu mencari Luis?” tanya Lily. Sedikit gentar juga melihat perubahan drastis pada putri tirinya.“Aku ingin dibacakan ulang wasiat mendiang papaku.” Cloud terbeku. “Tunggu dulu! benar ‘kan si Ariel memanggil ayahnya dengan panggilan papa, jangan-jangan daddy, atau father,” gumamnya dalam hati. Ia monoleh ke arah Loloco yang bertingkah seperti layaknya kucing pada umumnya. Hewan itu bahkan menjilati kakinya sendiri.“Terlalu banyak tingkah!” Catherine menarik lengan Cloud dengan kasar, dia menyeretnya menuju pinggiran kolam ikan.Menyadari apa yang akan ter
☁Selamat Membaca☁“Bagaimana caranya?” tanya Cloud. Ia menoleh ke Loloco dan semakin membuat para pembantu kebingungan.Mereka menganggap sang Nona benar-benar sudah gila kerena berbicara dengan kucing. Hingga Lily keluar dan menghardik para pembantu itu. Mereka akhirnya membubarkan diri dan kembali ke pekerjaan masing-masing.Kini giliran Lily yang berdiri dan mengamati gerak-gerik sang anak tiri. Ia mengingat dengan jelas mengurung Ariel di dalam kamar dan tidak memberi gadis itu makan, karena Ariel berani mendorong putrinya saat dia melempar kalung mendiang Ibu Ariel ke dalam kolam. Namun, entah kenapa setelah itu Lily merasa Ariel sangat berbeda. Cara bicara, tingkah laku bahkan cara duduk gadis itu sangat lain.“Ariel itu sarjana dan kamu aku juga yakin juga sarjana, jadi pakai otakmu,” ketus LolocoCloud pun mencebikkan bibir, dia kesal dan bahkan ingin sekali meremas kucing abu-abu yang sombongnya melebihi dirinya itu.__“Pagi-pagi sudah menonton TV, apa kamu lupa dengan tuga
☁Selamat Membaca☁“I-i-iya.” Cloud yang biasanya galak berubah menjadi bodoh untuk beberapa saat. Ia malah menyusuri wajah pria di hadapannya ini. Pahatan wajah Nic menurutnya benar-benar sangat sempurna. Apa mungkin ini bukan dirinya? Apa mungkin memang Ariel ditakdirkan untuk mencintai pria ini hingga dia merasakan perasaan yang aneh seperti ini? Cloud masih saja terkesima hingga Nic membentaknya dengan kasar. Gadis itu kaget, dia tak menyangka bahwa pria yang baru saja membuatnya merasa ada jutaan bunga berjatuhan dari langit, ternyata segalak itu. “Apa kamu tidak bisa menyetir dengan baik? Apa kamu punya SIM?” “Ah … apa SIM? SIM? Oh ... ya SIM?” Cloud kebingungan hingga spontan dia malah berkata,” Apa yang kamu maksud Surat Izin Menikahimu.” “Apa?” Nic terkekeh, pria itu membuang muka. Rahangnya mengetat seiring dengan amarahnya yang sudah hampir mencapai ubun kepala. “Tunggu Nona, apa mungkin keluargamu membiarkanmu yang tidak waras mengendarai mobil sendirian di jalan?” “
☁Selamat Membaca☁“Kalau kamu masih bersikap sombong padaku, aku akan benar-benar membuangmu!” ancam Cloud.“Hei … jangan coba-coba! Kita jelas harus kembali ke dunia kita bersama.”Loloco agak gentar juga, bukan tanpa alasan. Pernah suatu ketika dia sengaja menceburkan diri ke dalam kolam karena frustrasi, dan nyatanya dia hampir mati. Untung saja Ariel menemukannya dan langsung menyelamatkannya. “Takut juga kamu.” Cloud tergelak jemawa, dia tatap mata Loloco yang sudah memelas dengan kumis yang bergerak-gerak.“Ayo lah Cloud semua bisa dibicarakan dengan baik-baik, apa kamu ingin tahu siapa aku? aku hanya pria jomlo yang kesusahan mencari cinta, lalu aku memainkan game itu. Aku selalu menyebutnya permainan tak berguna, jadi suatu ketika aku tiba-tiba masuk ke sini,” dusta Loloco dan itu membuat Cloud menyipitkan mata. Loloco berharap gadis itu percaya padanya.“Aku hanya iri padamu, bayangkan saat datang aku sendirian dan menemukan sendiri jawaban atas kebingungan ini, sedangkan ka
🍷Selamat Membaca🍷“A-apa-apa yang Anda bilang?”Bianca merosot, dia sudah pasti akan jatuh jika tubuhnya tidak ditahan oleh Skala. Sepertinya baru kemarin Cloud berpamitan akan pergi berlibur, tapi polisi datang ke rumahnya mengabarkan bahwa putrinya itu hilang. Hanya ada yacht kosong yang terombang-ambing di lautan lepas dengan barang-barang putrinya yang ditemukan utuh di sana.“Pak, Anda bercanda ‘kan? atau Anda salah alamat, mungkin maksud Anda bukan Cloud putri saya.”Menolak. Ya, semua orang pasti akan melakukan itu saat pertama kali mendapatkan kabar yang buruk tentang orang yang sangat mereka cintai. Begitu juga dengan Bianca. Wanita itu menggeleng meski air mata sudah berderai membasahi pipinya - yang sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda penuaan.“Pak, jika itu benar putri kami, lalu kenapa yacht itu kosong? Bukankah ada nahkoda dan mungkin pelayan di sana?” Skala mencoba mengajukan pertanyaan, dia juga sangat terkejut tapi masih bisa mengendalikan perasaan.“Itu la
🍷Selamat Membaca🍷"Jodoh?" ulang Nic sambil melangkah mendekat. “Apa yang ingin kamu lakukan, bukankah kamu sudah mengenal aku? kamu bahkan tahu namaku, jadi kita ini teman, kan? ya teman.” Cloud perlahan berjalan mundur ke belakang.“Teman katamu? Coba lihat bagian belakang benda di tanganmu itu,” ucap Nic dengan mata melirik ke ponsel yang ada di tangan Cloud.Jarak antara mereka sangatlah dekat, hingga Cloud sedikit grogi. Mau marah tapi Nic memang memiliki wajah yang sangat tampan hingga mubadzir jika tidak diperhatikan. Pahatan wajah pria itu sungguh sangat sempurna, membuat gelenyar aneh seketika menyergap hati Cloud. Gadis itu pun membalik ponsel yang ada digenggamannya, dia baru sadar bahwa ada rangkaian huruf nama ‘Ariel’ di sana. Cloud tersenyum aneh, dia merutuki ketidakcermatannya sendiri.“Dasar gadis ini, kuno sekali sampai menempelkan namanya di case ponsel,” gumam Cloud dalam hati. Ia memang tidak pernah menyentuh ponsel Ariel apa lagi memainkannya. Namun, masih ane
🍷Selamat Membaca🍷Cloud membelalak tak percaya mendapat sentuhan hangat di bibirnya, dia tak berkutik seolah apa yang dilakukan Nic juga dia inginkan. Hingga pria itu tersenyum sangat manis, berbeda dengan Nic beberapa saat yang lalu. Pria itu seperti memiliki kepribadiaan ganda, sungguh gila.“Aku akan membayarmu untuk ciuman ini,” bisik Nic ke telinga Cloud, dia yang di dunia nyata adalah seorang gadis terhormat dari keluarga kaya raya, tentu tak tinggal diam diperlakukan seperti ini.“Berapa banyak yang bisa kamu barikan? Nic, kamu sepertinya salah mengira. Aku tidak akan mau dibayar dengan uang,” balas Cloud kemudian tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa, padahal dia baru saja mengancam salah satu pria paling berkuasa di kotanya.Melihat Nic dan Ariel yang begitu sangat dekat, Edward mencelos, dia tak habis pikir dan tak tahu sejak kapan Ariel dekat dengan Nic, bahkan yang dia tahu saudari tirinya itu baru saja dikirimi surat tuntutan oleh pria yang mencium barusan.“Ariel!” Ca