Share

17. Bercak darah

"Sombong sekali dia."

Ammar hanya mengatakan itu dalam hati.

Tidak menunggu Ayudia selesai membersihkan luka di keningny. Ammar menghidupkan mobil, mengemudi dengan ugal-ugalan. Tak perlu dibawa ugal-ugalan pun sudah mengombang-ambingkan tubuh Ayudia.

Perut Ayudia sampai mual karena guncangan yang stabil dan cukup kuat. Ia tak tahan lagi menahannya.

"Tolong berhenti dulu, Kak." Pinta Ayudia, matanya merem menahan gejolak.

"Tanggung, bentar lagi sampe." Ketus Ammar,

"Kak, perut Dia sakit. Dia mohon." Kata Ayudia memelas.

Ammar tak menghiraukan, ia tetap melaju dengan kecepatan sedang. Namanya trek berlumpur dan berlubang, jika dilibas dengan kecepatan sedang, rasanya sudah tak karuan.

Ayudia membungkuk, tangan kanannya memegang perut dan tangan kiri berpegangan pada pegangan yang ada di atas pintu.

Bibirnya sudah pucat, mata Ayudia sayu. Saking mualnya sampai air mata keluar sendiri.

Alhamdulillah,

Akhirnya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anggra
brengzekkk...pen ku cekek si Ammar..smoga stelah ini dia prgi DRI hidupmu Ammar dan kau akan mnyesal stelah dia prgi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status