Esok harinya, Dion dan Nanda pergi ke rumah sakit buat periksa kandungan Nanda. Dia mulai gugup setiap kali melakukan pemeriksaan dan bertemu calon anaknya. Kali ini, antriannya cukup panjang. Dion dan Nanda menunggu sudah hampir satu jam. Dion terus mengelus perut Nanda sekedar beri semangat buat Nanda. Dia mencontoh pasangan lain yang saling bermanja bersama.Nanda terbahak puas melihat ekspresi Dion yang kaku, sesekali mengintip kemesraan pasangan lain juga mengantri di depan ruangan Dokter kandungan."Inisiatif dong, keluarkan naluri kejantanan kamu," canda Nanda membelai wajah Dion."Kamu bukannya sudah tahu aku gimana Hahaha," Dion tarkeke menanggapi respon Nanda.Mereka saling menggenggam tangan erat, memandangi perut Nanda yang sudah terlihat ada perubahan.Tiba giliran Dion dan Nanda masuk ke ruangan Dokter kandungan. Dokter melakukan pengecekan USG di perut Nanda."Kelamin Anaknya laki-laki ya Buk, Pak Dion. Itu lihat tampak ada tugunya," omong Dokter kandungan.Sontak saja
Dion mengajak Nanda dan Mamanya ke rumah Kakek Wisnu, Nanda tercengang melihat kediaman Kakek Wisnu sangat megah. Ada loby di rumahnya layaknya hotel berbintang, dinding di lapisi marmer mahal dan di keliling jendela kaca. Vas bunganya tinggi-tinggi melebihi tinggi Dion. Mereka bertiga di sambut barisan pelayan di rumah Kakek Wisnu. Terdapat juga lift dalam rumah karena bangunan rumah Kakek Wisnu tingkat lima. Bak istana modern yang tersembunyi di balik tembok pagar yang tinggi. Sungguh luar biasa tempat tinggal keluarga besar Kakek Wisnu.Dion, Nanda dan Mamanya keluar dari lift, mulut Nanda tidak berhenti terperangah. Matanya terbelalak berkeliling karena di manjakan dengan kemegahan duniawi."Nanda," panggil Ayahnya Nanda yang ternyata ada di ruang pertemuan rumah Kakek Wisnu."Ayah, Kak Leon kalian berdua kenapa ada di sini?" tanya Nanda kaget sekali.Ayahnya Nanda belum sempat menjelaskan pada Nanda, mkeluarga Kakek Wisnu satu per satu berkumpul untuk menyambut kedatangan Dion,
Seperti yang di katakan Kakek Wisnu, mereka semua berkumpul hendak ziarah ke makam Febby, Ibunya Nanda. Buat Leon, dia tampak benar-benar muram. Habis menonton video kenangan Ibunya, dia begitu menyesal kenapa dia selalu membuat masalah semasa Ibunya masih hidup.Leon bahkan tidak pernah menginjakan kakinya ke makam Ibunya setelah sepeninggalan Ibunya sendiri. Hal yang sama di rasakan Nanda, keduanya muram larut dalam kesedihan. Andai saja waktu bisa berulang, Ibu mereka masih ada. Leon dan Nanda bakal selalu membuat Ibunya bangga."Maafin Leon Bu, aku sayang sama Ibu. Aku gak tahu Ibu rela meninggalkan semua kehidupan Ibu yang kaya raya, demi mempertahankan cinta ke Ayah dan memiliki keluarga yang bahagia," Suara Leon mengerang gundah.Sama halnya Nanda, nafas mengesak sedat. Tangisannya meraung keras. Orang-orang yang mendengarnya merasakan juga perih terdalam.Kakek Wisnu terus meminta maaf pada batu nisan, kuburan putri kesayangannya. Mereka semua membaca doa-doa untuk Alm, Febby,
Setelah kemarin ziarah ke makam Ibunya Nanda, pagi harinya Helena main ke rumah Dion. Dia ingin mengajak Nanda jalan-jalan bersama. Helena sangat menyukai style simpel tapi berkelas. Barang yang ia pakai dari atas kepala sampai ujung kaki, edisi terbatas dan harganya fantastis. Setiap kali biaya penampilannya, setara dengan satu unit mobil merakyat.Di waktu bersamaan Nanda sudah bersiap, beriring melayani keperluan Dion ke kantor. Ya, mereka sekarang sudah tidur di kamar utama. Kamar yang semula di tempati Papanya Dion dan Feni. Mereka belum terbiasa saja melakukan aktifitas berdua di dalam kamar. Sebab, akhir-akhir ini mereka berdua di sibukkan kasih pelajaran buat Feni. Belum ada di pikiran mereka untuk bermesraan lebih intens dari sebelumnya."Kamu cantik sekali pagi ini," kecup Dion di kening Nanda."Makasih, kamu juga ganteng seperti biasanya plus judes kamu juga belum berkurang HaHaHa," canda Nanda mengerjai Dion."Asal kamu bahagia aku rela di katain kamu setiap detik, ayo k
Hari Minggu pagi rumah Dion kedatangan fotografer beserta para asistennya. Mereka berjumlah enam orang membawa perkakas peralatan mereka. Mamanya Dion dan Nanda saling oper pandang, ada apa sebenarnya sampai Dion membawa orang membawa kamera dan lighting."Dion ada apa ini, ada acara di rumah?" tanya Nanda penasaran."Aku mau kita Poto keluarga bersama," terang Dion.Enam orang tersebut yang di sewa Dion menyulap ruang keluarga menjadi studio Poto. Lengkap juga dengan dekorasi cantik dan juga bisa Poto formal.Alhasil Nanda tampak antusias dengan tindakan Dion. Mamanya juga sudah melewatkan tumbuh kembang Dion tanpa jejak poto dan video."Ma, sekarang Mama sudah sembuh walaupun belum sembuh total. Tinggal kedua kaki Mama harus sembuh, aku sengaja bayar fotografer ke rumah biar Mama gak repot ke sana kemari. Sekalian aku mau ada poto kita dan Nanda serta papa juga," omong Dion membuat Mamanya pilu."Iya anak ku," balas Mamanya Dion memeluk erat anaknya.Seketika suasana berubah jadi sed
Setelah kemarin di rumah Dion foto keluarga, akan ada Acara besar penyambutan sekaligus memperkenalkan Leon dan Nanda sebagai cucu dari anak kedua Kakek Wisnu. Nanda mengetahui itu dari chat grup keluarga Kakek Wisnu.Kerajaan perusahaan Kakek Wisnu bergerak di beberapa bidang. Ekspor impor salah satunya mengindukkan perusahaan bagian ekspor impor perusahaan Papanya Dion. Investasi pertambangan emas, minyak sawit resmi jangka panjang. Pasaran bisnis perusahaan Kakek Wisnu berpusat ke timur seperti Dubai, Qatar, Turki dan Emirates united.Leon dan Nanda senantiasa menerima ajakan dari Helena, Marco dan Zayn. Ikut juga Ayahnya Nanda, Mama Dan Papanya Dion, akan datang di acara penting di rumah Kakek Wisnu.Nanda, Mama dan Papanya Dion, Feni dan Bianca turut di undang ke acara rumah Kakek Wisnu. Nanda belum beri tahu rangkaian apa acara di rumah Kakek Wisnu. Sedangkan Ayahnya Nanda dan Leon juga Dion yang sedang bekerja, menyusul langsung ke rumah Kakek Wisnu.Di tempat berbeda, melalui c
Seperti yang di rencanakan Nanda, Dion dan Helena mereka mengajak semua keluarga pergi piknik bersama. Tidak lupa mereka menyewa tempat area terbuka dan mendirikan tenda, serta makanan lengkap, di kawasan camping pinggir kota. Tempatnya asri, banyak tumbuhan hijau dan pohon menjuntai tinggi, lahannya terbuka dan terdapat danau buatan, Kali ini Gerry dan istrinya di ajak untuk ikut piknik. Ada juga Arya di ajak Kakek Wisnu untuk mendampinginya sebagai sekertaris. Kakek Wisnu tidak ingin merepotkan cucu-cucunya yang sedang berbahagia.Feni dan Bianca bertugas memasak seafood bakar, BBQ daging sapi, dan jenis makanan lainnya. Nanda bahagia sekali keluarganya dan keluarga suaminya bersama menjalin hubungan.Tangannya terus berucap syukur berkat kandungannya, dia di beri semangat untuk melindungi dirinya sendiri dan calon anaknya. Dia berbisik pada calon anaknya,"Nak.. Mama gak sabar sekali mau gendong kamu dan ingin cerita sama kamu kalau sekarang Mama lagi bahagia." Bisikan Nanda sampa
Lusanya, ketika sarapan pagi bersama. Nanda hendak mengatakan niatnya menginap di rumah Ayahnya, pada Dion dan Mama mertuanya. Dia memulai omongan duluan untuk membuka obrolan bersama."Dion.. Mama..! Nanda boleh izin menginap di rumah Ayah. Nanda kangen rumah," ujar Nanda meminta izin."Tentu boleh sayang, gimana Dion?" tanya Mamanya."Iya boleh banget. Entar aku susul ikut menginap di sana selesai pulang kerja," balas Dion sambil mengunyah roti lapis. "Dion, Mama, makasih banyak," ucap Nanda tersenyum manis.Dion dan Mamanya mengangguk, mereka tersenyum lebar tertuju pada Nanda.Selesai sarapan, Nanda di kamar bersiap pergi, Dion sudah pergi bekerja dan Mamanya Dion control ke rumah sakit.Sementara di ruang makan rumah lagi, Feni pun memberi informasi ke Laura. Jika Nanda ingin keluar rumah menginap di rumah Ayahnya Nanda.Laura pun gesit merespon chat dari Feni, dia sepertinya mau menyamar untuk membuntuti Nanda. Laura memakai sepan jeans biru dan kemeja longgar serta memakai mas