"Ini boneka kucing baruku, Mrs. Campos. Lucu sekali ya? Aku ingin membawanya untuk menemaniku sepanjang hari di perpustakaan agar tidak bosan," jawab Stefany Rowland dengan nada yang meyakinkan. Dia menepuk-nepuk kepala kucing itu pelan seperti sedang bermain boneka.
Sementara sang raja kucing bertahan tak bergerak sedikit pun di gendongan Stefany dan menatap lurus ke depan dengan pupil melebar bak boneka sungguhan di hadapan Mrs. Diana Campos, manager perpustakaan tempat Stefany bekerja.
"Ohh ... baiklah, mulailah bekerja. Ini akhir pekan, hanya setengah hari waktu kerja normal. Sampai nanti, Stefy!" ujar Mrs. Diana Campos lalu dia bergegas masuk ke kantornya di ujung barat ruangan perpustakaan.
Stefany dan Raja Edward bersamaan menghela napas lega. Kemudian dia melangkah cepat menuju meja penjaga perpustakaan. "Kau melakukan peran yang sangat bagus, Rajaku. Hmm ... ngomong-ngomong, aku harus membuat nama panggilan untukmu karena kamu bonekaku sekarang!" ujar gadis itu lirih sehingga hanya mereka berdua yang dapat mendengar suaranya.
'Okay, boleh. Pilihlah satu nama!' sahut Raja Edward Forester sambil menggerakkan kumis kucingnya yang panjang.
"Bagaimana kalau Kingcat Edu? Sepertinya itu cocok untukmu!" usul Stefany sembari menatap kucing oranye yang dia letakkan di sisi kanan mejanya.
Sejenak Raja Edward menimbang-nimbang nama barunya yang diberikan Stefany, dia lalu mengangguk samar seraya menjawab melalui telepati, 'Kedengarannya keren, aku suka nama baruku, Stefy!'
"Okay, Kingcat Edu. Aku akan menyelesaikan tugas rutin pagiku lalu kita bisa mencari literatur sebagai bahan penelitian tentang negerimu, Centurion Land. Rileks di tempatmu dan melamunlah atau mungkin kau ingin melakukan apa pun tanpa bergerak," ujar Stefany yang segera menggunakan tangannya dengan cepat membereskan ini dan itu.
Dari atas meja jaga, Raja Edward termenung mengamati gadis belia berkaca mata bulan separuh itu. Memang bila dibandingkan dengan puteri-puteri negeri tetangga Centurion Land, Stefany termasuk berpenampilan biasa-biasa saja. Namun, dia tak pernah merasa bosan menghabiskan waktu bersama dengannya.
Satu jam berlalu dan Stefany pun beristirahat dengan minum air mineral yang dia bawa dari rumahnya. "Aku sudah selesai, Kingcat Edu. Waktunya kita berselancar di antara rak-rak buku tinggi itu. Mungkin ada baiknya kita coba dari buku sejarah abad ke-15, itu cukup kuno kurasa atau kau hidup di zaman dinosaurus, hmm?" tutur Stefany menebak-nebak.
Dia lalu bangkit dari kursi dan menggendong kucing oranye itu melewati deretan rak-rak buku yang tinggi menjulang nyaris menyentuh langit-langit ruangan. Langkahnya terhenti usai melewati lorong-lorong bak sebuah labirin memusingkan yang tak lain adalah rak-rak buku.
"Aku sangat tua nampaknya, dinosaurus masih hidup di eraku sekalipun tak banyak populasinya dan hanya terpusat di pulau-pulau kosong tak berpenduduk. Mereka berukuran raksasa sehingga tidak cocok hidup bersama manusia. Kami memiliki naga-naga sebagai hewan piaraan spiritual, hanya ksatria sakti yang dapat mengendalikan naga," cerita Raja Edward menanggapi pertanyaan Stefany tadi.
"Wow, aku belum pernah melihat naga langsung. Itu keren pastinya bukan? Apa mereka benar-benar bisa terbang di langit dan menyemburkan napas api, Kingcat Edu?" tanya Stefany tertarik mendengar cerita Raja Edward lebih banyak lagi. Semua itu bagaikan kisah dongeng pengantar tidur anak-anak baginya.
Mereka berdua melihat-lihat judul buku yang ada di rak buku-buku kuno berukuran tebal. Dan sang raja pun menjawab, "Iya, tepat sekali maka dari itu naga menjadi pilihan tungganganku juga. Naga kesayanganku bernama Alamus Eldoran, dia bersisik warna emas, sangat langka dan juga sakti."
"Kau seorang raja, pantas saja kalau kau memiliki seekor naga emas yang langka. Ohh ... seandainya aku bisa bermain ke negerimu sekali saja, pasti itu sangat menakjubkan!" sahut Stefany penuh harap. Dia lalu menarik sebuah buku tebal dari rak di hadapannya dan membaca judulnya, "Kisah Naga dan Para Penyihir abad ke-13, sepertinya ini bisa dijadikan bacaan awal yang bagus. Bagaimana menurutmu, Kingcat Edu?"
"Hmm ... bisa jadi itu buku yang kita perlukan. Baca saja nanti, apa ada buku lainnya?" balas Raja Edward Forester dengan antusias. Dia sangat mengharapkan akan ada petunjuk bagaimana cara dia dapat kembali ke Centurion Land di masa lampau.
"Ini juga menarik sepertinya ... Legenda Atlantis dan Kerajaan Di Sekitarnya. Mungkin dua buku saja dulu ya, kamu satu dan aku yang lainnya, okay?" ujar Stefany lalu membawa dua buku tebal berdebu itu di keranjang tempat buku yang dia jinjing.
Setelah kembali ke meja jaga perpustakaan, mereka berdua membaca buku masing-masing. Sayangnya terlalu banyak halaman buku yang harus dibaca sebelum menemukan petunjuk penting yang mereka cari. Sementara itu Stefany juga melayani para pengunjung perpustakaan yang bertanya tentang letak rak buku yang mereka cari berulang kali.
"Sudah waktunya kita pulang, Kingcat Edu. Besok kita baca lagi bukunya, okay?" ajak Stefany sembari membereskan barang bawaannya lalu menggendong kucing oranye itu di depan dadanya.
Kedua kaki depan kucing tersebut berpegangan di bahu Stefany, sementara bagian bawah badannya disangga dengan tangan kiri gadis itu.
"Aku ingin pergi ke petshop untuk membeli persediaan catfood lalu pergi ke Discovery Green Park untuk bermain ice skating. Aku akan mengajakmu berseluncur di atas lapisan es tebal di taman nanti. Percayalah, itu sangat menyenangkan!" Stefany mengambil tas ranselnya di loker lalu memasukkan Raja Edward ke dalamnya. Kepala kucing itu menyembul di tengah tas dan nampak sangat menggemaskan hingga Stefany terkikik geli melihatnya.
Dengan naik bus dari halte dekat perpustakaan, mereka pun sampai di Kinky Kitty Petshop. Stefany berjalan di antara rak display makanan khusus kucing dan bertanya kepada kucing oranye itu, "Apa yang kamu suka, Kingcat Edu? Tuna, Salmon, chicken, pork liver, seafood platter?"
'Hmm ... ketahuilah bahwa aku baru sehari menjadi seekor kucing. Eerrr ... aku tak yakin mana yang lezat, Stefy!' jawab Raja Edward ragu-ragu memandangi deretan kaleng dan freshpack dengan gambar ikan segar yang menggugah selera. Naluri kucing membuat perutnya merasa lapar melihat pilihan menarik di hadapannya.
Stefany pun tertawa geli lalu menjawab, "Izinkan aku memilihkan untukmu saja kalau begitu. Tuna dan Salmon selalu jadi makanan favorit seekor kucing. Kita beli setengah lusin kaleng untuk satu pekan, okay?"
"Ide bagus, Stefy. Dan aku sudah lapar, suapi aku dengan makanan itu di taman nanti!" sahut Raja Edward mengikuti dorongan alamiah kucing dalam dirinya.
Setelah membayar belanjaannya, Stefany berjalan kaki menuju ke Discovery Green Park yang ramai pengunjung di akhir pekan. Anak-anak dan remaja berseluncur riang gembira di atas lapisan es tebal berwarna putih di arena Green Mountain Energy Ice. Tempat itu area ice skating outdoor paling digemari di Houston, Texas ketika winter tiba.
Di sebuah bangku taman yang kosong, Stefany membuka sekaleng catfood Tuna dan menuangnya sebagian di mangkuk khusus untuk tempat makan kucing. Kemudian dia mengeluarkan Raja Edward dari tas ranselnya dan meletakkannya di depan mangkuk tadi. "Makanlah, jangan malu-malu!" ucapnya seraya mengeluarkan sepasang sepatu ice skating dari bagian bawah tas ranselnya.
Sang raja kucing menoleh ke arah Stefany, dia berkata, 'Cara makan kucing agak membuatku tak nyaman, Stefy. Apa kamu bisa menyuapiku saja dengan sendok?'
Permintaan Raja Edward membuat Stefany tercengang. Namun, dia segera mengerti. "Baiklah, tentu saja bisa. Mari kupangku dan kusuapi!" jawab gadis itu. Dia menyendok daging ikan Tuna yang telah diawetkan dalam jeli itu lalu menyuapkannya dengan hati-hati ke mulut kucing oranye di pangkuannya.
"Lihat Mommy, kucingnya makan disuapi seperti aku!" seru seorang bocah perempuan menunjuk ke Raja Edward dalam bentuk kucing.
'Dasar bocah, aku nyaris tersedak karena kaget!' gerutu raja kucing itu sembari tetap asik makan disuapi oleh Stefany.
'Biarkan saja, memang tak biasanya kucing makan dengan cara begini. Akan tetapi, yang terpenting kamu nyaman, itu saja! Oya, apa kamu suka ice skating, Kingcat Edu?' ujar Stefany dengan bertelepati. Dia tak mungkin berbicara dengan kucing karena orang-orang yang berada di sekitar mereka duduk akan menganggapnya kurang waras.
'Aku berseluncur di atas punggung naga, Stefy. Mungkin bisa kita coba nanti!' jawab Raja Edward lalu mengakhiri makan siangnya setelah perutnya kenyang.
Sepasang sepatu ice skating dikenakan oleh Stefany dengan rapi lalu dia memasukkan lagi kucing oranye itu ke dalam tas ranselnya dan menggendong di depan dadanya. "Okay, mari kita lihat, apa kamu menyukai berseluncur bersamaku di atas lapisan es yang dingin membeku!" ujar gadis itu lalu mulai mengayuh berseluncur dengan gerakan luwes badannya serta lengannya bergerak ke depan dan ke belakang.
"Yuuhuuu ... hwaaaa!" soraknya kegirangan sambil tertawa lepas berputar-putar dan bergerak zig zag mengelilingi arena ice skating bersama Raja Edward.
'Wow ... ini menyenangkan, Stefy!' Raja Edward menikmati kecepatan gerakan gadis itu dan hembusan angin dingin dengan serpihan salju yang menerpa wajahnya.
Stefany melaju dengan kecepatan pelan sambil mengedarkan pandangannya ke tepi arena ice skating. Dia merasa kelaparan karena belum sempat makan siang. "Ahaa ... ada penjual makanan ringan di sana. Apa kamu suka baso ikan, Kingcat Edu?" tanya gadis berkaca mata bulan separuh itu sembari mengayuh ke pagar pembatas arena ice skating.
'Entahlah, mungkin suka. Di Centurion Land, kami membakar ikan menggunakan tungku!' jawab Raja Edward dan memperhatikan Stefany bercakap-cakap dengan penjual makanan ringan yang menerima pesanan gadis itu.
Sambil menunggu pesanan makan siangnya siap, Stefany berseluncur kembali di atas es padat yang terasa dingin uapnya. "Kuharap kamu tidak kedinginan, Kingcat Edu!" tukasnya.
'No. Di sini hangat. Apa kamu tak memiliki teman, Stefy? Sejak kita bertemu, aku belum melihat satu pun temanmu,' ujar Raja Edward dari dalam tas ransel.
"Aku kurang suka bergaul dengan remaja seusiaku, maka dari itu aku lebih banyak membaca buku di perpustakaan hingga menjadi seorang pustakawati di sana," jawab Stefany lalu berbalik arah menuju ke tempat penjual makanan ringan yang tadi untuk membayar serta mengambil pesanannya.
Setelah menerima kotak karton berisi makan siangnya, Stefany duduk di salah satu bangku taman. Dia tidak mengeluarkan kucing dalam tas dan berbagi sate baso ikan dengannya. "Bagaimana rasanya? Apa kamu suka?" tanyanya sembari mengunyah potongan kentang dengan saus keju di mulutnya.
'Ini kenyal dan enak, aku suka. Kapan-kapan kamu harus mentraktirku makanan ini lagi, Stefy!' jawab Raja Edward terkekeh riang. Dia merasa liburan ke masa depan kali ini tak terlalu buruk.
"Para pembelot ini akan dipancung kepala oleh algojo sebentar lagi. Wahai rakyatku, patuhi perintah raja baru kalian!" teriak Raja Derrick Karpac dengan nyaring di panggung alun-alun kota Highmerciful.Kerumunan rakyat jelata dan juga para bangsawan berbisik-bisik membicarakan pengumuman eksekusi atas beberapa pejabat tinggi kerajaan Centurion Land beserta keluarga mereka. Bahkan, Perdana Mentri Andres Wilbur ikut dalam antrean yang akan menjalani hukuman pancung.Ketegangan semakin memuncak ketika perdana mentri di paksa berlutut di hadapan algojo yang menendang punggung pria tua tersebut hingga kepalanya tergeletak di meja kayu siap untuk dipancung dengan kapak raksasa."HENTIKAN!" Suara teriakan nyaring seorang wanita dari atas pohon Dedalu berdaun rimbun. Jean-Anna Lovey menunggangi Savannah, seekor cheetah jantan melompat turun ke tengah panggung alun-alun kota Highmerciful."Jenderal pengkhianat itu ingin menggantikan Paduka Raja Edward Forester. Sebaiknya dia bercermin dahulu a
"Gua Darkness Tapestry menjadi sepi karena seluruh pengikutku terjebak di Centurion Land. Aku malahan di luar dan tak bisa masuk ke kerajaan itu, huh konyol sekali rasanya!" gerutu Amaraca sambil menyusuri lorong gua yang kanan kiri jalannya penuh tumpukan tengkorak serta tulang manusia kering. Naga merah peliharaannya melayang rendah di sebelah Amaraca. Dia pun bertanya, "Apa Yang Mulia Amaraca tidak sanggup memecah kristal perisai pelindung yang dibuat oleh Raja Edward?""Hmm ... itu kekuatan tingkat tinggi yang hanya dimiliki beberapa orang di bumi ini, kristal perisai buatan Raja Edward bersifat memantulkan kekuatan sihir yang dilepaskan dengan tujuan merusak. Konon kabarnya, perisai tersebut bisa menyerap energi penyerangnya hingga habis. Hanya pembuatnya sendiri yang bisa menghilangkan kristal perisai pelindung gaib itu!" terang Amaraca kepada Severus Serpentine. Penyihir wanita berambut hitam legam panjang hingga menyentuh lantai gua dengan mata merah itu menyalakan tungku ap
Dengan ditemani oleh Alamus Eldoran, ksatria sahabat dekat raja itu ingin mencoba mencari petunjuk tentang Raja Edward Forester yang terpental melalui lorong waktu ke masa depan. Dia pergi menemui Master Oleander Newton di Seven Sky Summit. Estefan Riddler menunggangi naga hijaunya yang bernama Vega. Lautan luas di bawah memantulkan sinar matahari yang menembus kristal perisai pelindung. Kedua naga itu terbang berkejar-kejaran di angkasa menuju ke tujuan yang sama. Tanpa disangka mereka berpapasan dengan rombongan tiga ksatria sakti utusan Perdana Menteri Andres Wilbur. "Hai, lama tak berjumpa, Lord Estefan Riddler. Ke mana Anda ingin bepergian?" sapa Viscount Donovan Kurtis dengan naga tunggangannya, Snowflake yang terbang bersebelahan dengan Vega.Dengan senyuman ramah Lord Estefan menjawab, "Hai juga, Viscount Kurtis. Jadi Alamus Eldoran telah diperintahkan oleh Paduka Raja Edward untuk mencariku agar dapat menemui Master Oleander Newton terkait kutukan Amaraca yang membuatnya t
Dari balik awan tempat Hwang Tuo dan Sparkling Tigris terbang, kedua ksatria penunggang naga terkejut setengah mati saat melayangkan pandangan mereka ke bawah. Pagoda Merah di Seven Sky Summit terbakar hebat. Lidah api melahap ganas bangunan bertingkat itu dengan asap membubung ke langit."Taron, ini gawat, kita harus segera membantu memadamkan api di Pagoda Merah!" seru Lord Louis Zhang. Dia tak menyangka setelah tadi mereka harus memadamkan kebakaran di Hutan Antipass, kini tempat tujuan mereka juga sedang mengalami kejadian yang sama."Sial, ini pasti ulah pengikut Amaraca lagi!" tebak Lord Taron Filbert sembari mengarahkan naga birunya menuju ke Pagoda Merah yang terlahap api. Sparkling Tigris menghembuskan kristal es untuk memadamkan api yang telah menjalar ke seluruh lantai pagoda. Dengan Pedang Ultra Watersource, Lord Taron Filbert memanggil air dari sumber yang ada di Seven Sky Summit untuk memadamkan api bersama naganya.Sementara Lord Louis Zhang berpencar ke area pertarung
Kota Houston, Texas."Pagi yang cerah setelah turun salju lebat semalaman, Kingcat Edu!" ujar Stefany Rowland ceria. Pasangan gadis pustakawati dan seekor kucing berbulu oranye itu berjalan bersisian di trotoar berlapis salju tebal. Mereka sedang berangkat menuju Houston Public Library, Stefany mendapat jam kerja shift pagi selama tujuh jam dari pukul 08.00.'Kau tidur sangat lelap semalam dengan kepala di atas buku Legenda Atlantis dan Kerajaan Kuno Di Sekitarnya. Untungnya buku itu tidak terkena air liurmu!' sahut Raja Edward Forester bertelepati.Stefany tertawa cekikikan seraya menjawab, "Tulisannya kecil-kecil dan banyak sekali. Itu membuatku seperti tersihir ke alam mimpi, Dude!"'Ya ... ya ... ya! Kau tetap harus terus membaca buku itu, aku yakin ada petunjuk penting agar aku bisa kembali ke Centurion Land,' sahut sang raja kucing sambil menyamakan langkahnya dengan Stefany yang berjalan cepat.Seekor kucing betina ras Persian warna putih oranye melintas di trotoar dan melempa
Ketika jam istirahat makan siang tiba, Stefany bergegas membawa tas bekalnya yang berisi kotak makan siang dan sekaleng catfood ikan Salmon kesukaan Kingcat Edu. Gadis remaja itu menuruni undakan tangga Houston Public Library menuju ke taman. "Raja Kucing Tampan, kau ada di mana? Waktunya makan siang!" teriak Stefany di taman yang penuh dengan tumbuhan musim dingin sembari mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.Sesaat kemudian kucing jantan berbulu oranye itu keluar dari semak-semak bunga Hortensia yang berbunga lebat. Beberapa guguran kuntum bunga terselip di antara bulu lebat si kucing. Dia melangkah santai menghampiri Stefany seraya bertelepati, 'Ternyata waktu makan siang cepat sekali tiba. Aku sedang bermain bersama teman-teman baruku tadi ketika kamu memanggil!'Stefany membersihkan guguran kuntum bunga berwarna lilac dan cyan di bulu-bulu Kingcat Edu. Dia pun bertanya penasaran, "Ohh ... jadi kamu sudah punya banyak teman sekarang ya? Hmm ... apa mereka kucing-kucing betina y
Langkah kaki Stefany Rowland terhenti di batas undakan tangga depan Houston Public Library. Dia melayangkan pandangannya ke langit sore yang menurunkan bulir-bulir salju putih dengan deras. Memang akhir tahun memasuki winter season yang nyaris setiap hari turun hujan salju. "Kingcat Edu, kau tetaplah di dalam ransel. Terlalu dingin bila berjalan menapaki lapisan es tebal di tengah hujan salju, okay?" ujar Stefany kepada kucing berbulu oranye yang kepalanya menyembul di bagian atas ransel milik gadis itu.Raja Edward Forester mengerti kekuatiran Stefany, kedinginan akan membuatnya terkena flu kucing. Dia pun tak ingin merepotkan pacar barunya yang begitu perhatian. Dan tak ingin disuntik oleh dokter hewan juga tentunya. Dia lalu menjawab, 'Okay, kembangkan payungmu. Jangan sampai kau juga jadi terkena flu karena berhujan-hujanan, Stefy Darling!'"Ohh ... perhatian sekali, Pacar Baruku. Ide bagus, sebentar kuambil payung kecilku dulu. Kuharap kamu tetap hangat di dalam ransel, Kingcat
"CKIIIITTTTT!" Suara rem sepeda motor yang diinjak kencang itu terdengar mengerikan dan menggasak aspal jalan perumahan Stefany. 'Awas, Stefy!' teriak Kingcat Edu dalam benaknya yang hanya terlontar menjadi suara meongan nyaring.Namun, untungnya pengendara sepeda motor besar itu bisa menghentikan kendaraannya tepat waktu. Sorot lampu depan yang menyilaukan mengarah ke wajah Stefany. "Hey, Bocah ... lain kali jangan berlarian di jalan kalau masih ingin berumur panjang!" teriak emosional suara pria yang nyaris menabrak Stefany tadi."Mister Jeff Harrison?! Maaf, Anda yang seharusnya tidak mengebut di jalan perumahan, itu membahayakan orang lain!" tegur Stefany dengan berani sambil menghampiri sepeda motor pria gondrong bercambang lebat itu.Namun, Jeff berdecak kesal malas mengakui kesalahannya. Belum cukup di situ saja, ada hal lain yang harus disampaikan oleh Stefany terkait rekaman CCTV rumah Mister Johannes Moore. "Oya, Sir. Kucing Anda; Mojo, Belvin, dan Ufo telah merusakkan ta