Share

23. Pengawal Beruntung

Bandit tak mengerti. Sesaat yang lalu wanita ini tampak kehilangan kendali dan sangat marah. Sekarang ia menjadi perayu ulung, matanya tajam menggoda tapi sama sekali tidak menimbulkan kesan murahan, justru sebaliknya.

Ia seperti makanan mahal di dalam restoran yang menggoda untuk disantap tapi tidak diperuntukkan untuk sembarang orang.

Luka yang menganga dalam binar matanya terlihat jelas, tapi dengan lihai wanita itu menyembunyikannya. 

“Siapa yang menyuruhmu menelusuri rahasia di mataku? Apa yang ingin kau tahu?”

Bandit juga menanyakan itu pada dirinya sendiri. Seharusnya sekarang dia sudah bangkit dari tubuh telanjang Izora. 

“Semua orang punya luka yang ingin disembunyikan, Tuan Bandit—ah, aku harus terbiasa memanggilmu Kayman. Dan kau tak perlu repot-repot kasihan padaku.”

Izora mendorong tubuh Bandit menyingkir. Ia duduk dan sudah mendapatkan ketenangannya yang tidak wajar itu. Terlalu tenang.&n

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status