Share

7. Aku adalah istrinya

Di depan Manggis tower, Serena berdiri ragu untuk masuk ke dalam.

Sejak kemarin, hatinya bertanya bingung mengapa Tuan Cooker menunjukkan kemurahan hati dengan menawarkan kerja magang di perusahaan miliknya.

Gadis itu yakin, tawaran kerja magang itu adalah jebakan dari tuan Cooker. Pria itu pasti ingin menghukumnya karena telah berbohong dengan nama Runa dan soal penyakit.

Tapi, mungkin saja tuan Tim Cooker yang masih percaya dengan kebohongannya itu memang sosok yang dermawan dan murah hati.

"Apakah rumor tentang tuan Cooker yang memiliki yayasan beasiswa khusus untuk anak anak yang bernama Runa itu benar?" gumamnya sembari menatap pintu masuk Manggis Tower sekali lagi.

Serena menarik napas dalam dan melangkah dengan tenang menuju meja informasi. Dengan riasannya, tidak ada yang akan mengenalinya sebagai Serena. Dia yakin akan hal itu, karena Eoghan tidak mengenalinya tadi malam.

Sebenarnya dia melihat Eoghan di antara tamu Braun. Tetapi pria itu tampak seperti tidak mengenalinya.

Serena tersenyum simpul kepada wanita di balik meja informasi, "Permisi, saya—, "

"Serena!" Sebuah teriakan seorang wanita menghentikan perkataan Serena. "Benar, itu kau Serena!" Wanita itu menghampiri Serena dan tersenyum sinis.

Grace Riley? Bagaimana dia bisa mengenaliku? Serena mengepal erat kedua tangannya. Wanita itu berbahaya karena mereka dulu pernah sama-sama berkerja di Galeri Porrotin.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Grace.

Diam tak menjawab pertanyaan Grace, Serena melihat wanita penjaga meja informasi dan Grace secara bergantian.

Bagaimana jika Grace menyebarkan rumor buruk tentangnya? dan jati dirinya yang sebenarnya sampai ke telinga Tim Cooker? — batin Serena panik. Sebelum Ewan, partner mencurinya itu berhasil membawa kabur Dora au Boots, dia harus tetap menjalin hubungan baik dengan tuan Cooker. Dan yang terpenting identitas aslinya jangan sampai ketahuan.

Serena melihat ke sekeliling, mencari jalan untuk kabur dari Grace. Ujung matanya menangkap sosok Eoghan bersama dengan beberapa orang yang mengikutinya, mereka berjalan di tengah-tengah menuju lift.

Serena kembali menatap Grace, "Maaf, Anda salah orang."

Grace menautkan kedua alisnya, menatap map yang dibawa oleh Serena, "Oh ya? ok, anggap aku salah orang. Lalu untuk apa kau datang ke sini? Masih ke sana ke mari melamar pekerjaan?" tanyanya bernada mencemooh.

Lalu, kau sendiri mengapa ada di sini?— kesal batin Serena.

Serena memilih mengabaikan Grace dan kembali ke wanita penjaga meja informasi, "Maaf, saya ingin menemui seseorang, tetapi tidak jadi," pamitnya.

Wanita penjaga meja informasi mengangguk sopan, "Baiklah,"

Namun, Grace segera menarik lengan Serana, "Tunggu, apa kau menghindariku?"

"Ada apa dengan Anda? aku datang untuk menemui orang itu," Serena menunjuk ke arah rombongan Eoghan dengan kesal, dan menoleh kembali ke arah Grace dengan yakin, "Aku tidak mengenal Anda!" tegasnya kesal.

"Aku tahu kau masih kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Jangan angkuh, sebaiknya terima saja pekerjaan pencuci piring di cafe milikku."

"Lepaskan tanganku!" hardik Serena. Grace masih saja keterlaluan menghinanya. Padahal mereka pernah menjadi rekan kerja.

"Permisi, apakah yang Nona maksud adalah tuan Eoghan Thornton?" tanya wanita penjaga meja informasi menyela pertengkaran Serena dan Grace.

"Benar," jawab Serena yang masih menatap Grace tajam.

"Tuan Eoghan Thornton sedang berjalan—,"

"Apa hubunganmu dengan Eoghan Thornton?" tanya Grace memotong ucapan wanita penjaga meja informasi dengan cepat.

Mengira wanita informasi ingin mengatakan Eoghan sudah berjalan pergi, Serena menjawab dengan penuh percaya diri, "Aku adalah istrinya Eoghan Thornton!"

Grace tersenyum senang mendengar jawaban Serena, dia sangat yakin Serena hanya membual. Sebaliknya Serena bergidik ngeri melihat Grace tersenyum, sesuatu hal buruk pasti menimpanya.

"Tuan," wanita penjaga meja informasi menunduk dengan hormat kepada seseorang yang berdiri di belakang Serena, begitu juga dengan Grace.

"Kau istriku?" tanya Eoghan bernada heran.

Mendengar suara pria itu, dengan panik Serena segera menutupi wajahnya dan bergegas kabur. Eoghan tidak boleh melihatnya. Lelaki itu sudah memberi batas yang jelas kepadanya agar mereka tidak perlu bertemu.

Namun lagi lagi Grace menahan lengannya. "Tuan Thornton, dia hanyalah pelamar kerja yang mengaku-ngaku sebagai istri Anda. Maaf atas kehebohan ini."

Eoghan melirik Grace yang mencengkram lengan Serena dengan erat. "Siapa namamu?" tanyanya kepada Grace.

"Grace Riley," jawab Grace tersenyum senang karena Eoghan menanyakan namanya.

Sembari mengambil ponselnya, Eoghan tersenyum ramah membalas senyum Grace. "Hey, bisakah kau menyingkirkan orang yang bernama Grace Riley dari hadapanku sekarang?" pinta Eoghan setelah panggilan teleponnya terhubung.

Permintaan Eoghan membuat Grace panik dan segera melepaskan lengan Serena.

["Berhentilah memerintahku. Jika sudah bertemu wanitamu, bawa dia pergi,"] terdengar suara Tim bernada tidak senang di ujung saluran telepon.

Baik dari segi usia dan dunia bisnis, Tim jauh lebih senior daripada Eoghan. Tetapi karena menjalin relasi dengan keluarga Thornton cukup mempengaruhi bisnisnya, dia memaklumi sikap arogansi Eoghan.

Eoghan langsung memutuskan sambungan teleponnya begitu melihat Serena kembali mencoba kabur.

"Ikut aku!" titah Eoghan sembari menarik kerah baju Serena menuju pintu keluar gedung.

Pria itu menyeret Serena menuju mobilnya yang telah menunggu di depan pintu lobby, meninggalkan Grace dan wanita penjaga meja informasi dalam kebingungan dengan pemandangan yang baru saja mereka lihat.

"Tadi saya hanya bercanda, maaf." Serena menunduk hormat, berharap Eoghan mengabaikan dan melepaskannya.

Namun, Eoghan malah mendorongnya masuk ke dalam mobil.

"Mengapa membawa saya?" protes Serena kepada Eoghan yang telah duduk di sebelahnya, dan langsung menutup pintu mobil.

"Mengapa kau ada di Manggis tower?" tanya Eoghan pura-pura heran.

"Saya tidak perlu menjawabnya karena itu bukan urusan Tuan,"

Eoghan mengamati Serena, gadis itu berpakaian rapi mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan bawahan rok hitam panjang dan wig yang mengganggu penglihatannya, "Kau mencoba menggoda Tim dengan penampilan seperti ini? Tim tidak bisa ditemui oleh sembarangan orang," katanya bernada cemooh.

"Maaf, tuan Cooker yang memintaku untuk datang ke Manggis tower," balas Serena bernada bangga. Dia juga bukan sembarangan orang.

Eoghan tertawa kecil mendengar jawaban Serena. "Wow, aku terkesan denganmu Nona Serena."

Pertama, menjadi seorang pelayan di mansionku. Sekarang dengan trik yang sama mendekati Tim—Eoghan mencoba mencari jawaban atas kecurigaannya kepada Serena.

Serena menatap Eoghan bingung, "Tuan bisa mengenali saya? padahal saya sedang menyamar menjadi orang lain."

Benar, Grace juga bisa mengenalinya. Dia sudah memakai lensa kontak, dan rambut palsu. Apakah dia tidak berbakat dalam menyamar?

"Apa kau—," Eoghan menjeda pertanyaannya demi menjawab panggilan ponselnya yang berdering. Caroline menghubunginya.

Eoghan menjawab panggilan Ibunya, "Hai Mom. Aku sedang bekerja, jika tidak ada yang penting—,"

["Mommy hanya ingin memberikan informasi, jika Daddy-mu dalam perjalanan ke Menhanttam. Dia serius akan menghapus namamu dari ahli warisnya,"] Suara Caroline terdengar lembut memotong perkataan Eoghan. Itu adalah ancaman.

"Terima kasih atas informasinya, Mom." Eoghan menutup panggilan teleponnya, dan kembali kepada Serena.

Dia menatap Serena dengan serius. "Apakah kau objectophilia, yang menyukai benda mati secara berlebihan?" tebak Eoghan.

Yang dicari Serena adalah benda seni yang ada di mansionnya, dan di kediaman Tim Cooker. Jadi, Eoghan sampai pada kesimpulan seperti itu.

"Hah?" Serena melongo, "Itu bukan urusan Tuan. Ke mana Tuan akan membawa saya?"

"Pergi mendaftarkan pernikahan kita," jawab Eoghan enteng.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status