Share

18

Keesokan paginya, Eoghan sangat bersemangat bangun pagi, terus mandi, tidak lupa menggosok gigi.

Saat melewati tempat tidurnya, Eoghan tersenyum melihat tempat kejadian pekara pergulatannya dengan Serena.

Dia pun bersenandung kecil melakukan aktivitas paginya. Membuat sarapan di dapurnya.

Setelah selesai menghangatkan roti isi daging dan susu di microwave, dia melirik pintu kamar Serena.

"Dia belum bangun?" gumamnya.

Karena Serena belum keluar kamar, Eoghan kembali membuat sesuatu. Dia harus terlihat sibuk di mata Serena.

Piring yang tadinya hanya ada sepotong roti, kini telah dipenuhi oleh telur rebus, beberapa potongan buah buahan, sosis panggang, hingga pancake. Tetapi Serena masih belum keluar kamar.

Eoghan menyerah untuk melanjutkan pencitraannya. Setelah bolos semalam siang, dia harus pergi bekerja pagi itu.

***

Drrrrttt! Drrrttt

Dengan segenap tenaganya Serena mencari-cari ponselnya.

"Hallo?" sapanya setelah menjawab panggilan teleponnya. Kedua kelopak matanya masih enggan te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status