"Halo, Om." Anji dan Kevin berseru bersamaan. Anji yang lebih tua, melangkah maju dan berkata, "Om, ini adalah semua yang sudah saya siapkan tiga tahun lalu. Semua aset saya, termasuk tapi tidak terbatas pada saham perusahaan keluarga, properti, perkebunan, saham, dan lain-lain ... Semua ini, tiga tahun lalu sudah saya transfer menjadi atas nama Michelle. Baik di masa lalu maupun di masa depan, semua yang saya miliki, termasuk hidup saya, akan menjadi miliknya." Ucapan ini membuat Michelle terkejut. Semua aset Anji dialihnamakan ke namanya? Anji sama sekali tidak pernah menyebutkan hal ini kepada Michelle. Ternyata diam-diam Anji memberikan segalanya untuknya. "Pah …." Michelle memandang Ronald, matanya yang jernih, untuk pertama kalinya terlihat sedikit bingung. Anji adalah orang pertama di luar keluarganya yang bersedia mengorbankan segalanya untuk Michelle. Perasaan yang sangat hangat namun tersembunyi itu memang tidak tampak di permukaan, namun begitu dalam dan abadi, membuat
Keluarga Hutomo kembali terhanyut dalam keheningan. Dari tiga menantu perempuan yang ada di sana, Laura sudah terisak tidak bisa berkata-kata karena terharu, sementara Nadira dan Selena yang sedikit lebih kuat, juga terlihat matanya memerah. Hal ini membuat ketiga bersaudara keluarga Hutomo yang awalnya terhanyut dalam perasaan terharu, seketika menjadi masam. Kenapa istri-istri mereka jadi terharu karena pria lain?!Tentu saja, ketiga bersaudara itu tidak memiliki kesempatan untuk meledak karena Ronald sudah berdiri. Dia berjalan mendekati dua pemuda yang berdiri berdampingan itu. Mereka berdua sama-sama luar biasa. Ronald menepuk bahu mereka. Pada saat itu, seolah-olah dia terlihat lebih tua beberapa tahun, tidak lagi seperti sosok yang pernah mendominasi dunia bisnis dulu."Kedua harta karunku ini, kuserahkan kepada kalian berdua," ucap Ronald. Anji dan Kevin mendengar hal ini terkejut sejenak, kemudian kegembiraan muncul di mata mereka. Sebelum mereka sempat bereaksi, Ronald s
Layar penuh dengan komentar netizen yang tidak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka, "Aku nggak bisa menerima kabar sedih ini." Namun, suasana cepat berubah ketika pembawa acara, dengan senyum lebar, mengingatkan penonton yang terhanyut dalam suasana, "Tunggu dulu, bukankah Dewi Anggun masih punya kabar baik yang ingin dibagikan ke kita?"Peringatan itu berhasil menarik kembali perhatian semua yang hadir. Semua orang tampak menahan napas, menunggu Anggun untuk melanjutkan. Dengan suara yang jernih, Anggun mengumumkan, "Aku dan Kevin akan segera menikah!"Kejutan dan kegembiraan bercampur menjadi satu. "Ini sungguh kabar yang luar biasa! Akhirnya, hari yang dinantikan telah tiba!" Tangis haru dan tawa kebahagiaan bercampur aduk, "Anggun dan Kevin akan bersatu! Masa muda kami, penuh dengan kenangan cinta yang kami saksikan bersama, akan segera membuahkan hasil!" Ucapan selamat dan harapan untuk kebahagiaan yang abadi menggema di ruangan, menciptakan suasana yang tak terlupakan.Anggu
Langit malam gelap gulita.Di gudang ruang belakang vila keluarga Hutomo, terdengar suara yang menyayat hati.Wajah Rachel pucat dan bibirnya kering.Perutnya yang besar terasa sakit dan darah merah keluar dari tubuh bagian bawahnya.Dia baru hamil delapan bulan, mengapa dia merasa dia seperti ingin melahirkan ....Apa anaknya akan lahir prematur?Apabila lahir prematur di usia delapan bulan, betapa bahayanya itu ....Memikirkan hal ini, dia tidak berani menunda satu detik pun. Dia langsung merangkak ke pintu dan memukul pintu dengan keras.“Pak Anto, aku mau melahirkan. Kumohon padamu, antarkan aku ke rumah sakit. Kumohon padamu ....”Di luar pintu, duduk seorang pria paruh baya berusia empat puluh atau lima puluhan yang sedang merokok.Mendengar itu, dia berkata dengan dingin, “Non Rachel, apa Bapak dan Ibu akan mengantar Non ke rumah sakit dan mempermalukan diri mereka sendiri, dengan anak haram yang nggak jelas asal usulnya di perut Non itu? Diamlah dan jangan ribut!Air mata Rache
Rachel mengerang kesakitan.Dia mengangkat kepala dan melihat ke arah tubuh bagian bawahnya, mengangkat roknya yang berlumuran darah dan melihat dua anak bayi.Kedua anak itu berlumuran darah dan menangis keras.Kedua anak itu anaknya.Anak kembar.Namun, belum lagi Rachel sempat bersukacita, kedua anak itu tiba-tiba berhenti menangis.Wajah mereka berubah menjadi ungu kebiruan.“Nak, jangan takut, Mama ada di sini ....”Hati Rachel menegang. Dia merangkak dan ingin menggendong kedua anaknya, tetapi tiba-tiba ada kaki yang menginjak punggung tangannya.“Kak, kamu ini memang hebat, bisa-bisanya melahirkan anak kembar.”Shania menatap kedua anak itu dengan dingin.“Sayangnya, dua anak haram ini tampaknya berumur pendek. Baru juga hidup beberapa menit, sudah mau balik ke akhirat.”“Jangan sembarangan ngomong! Anak-anakku belum mati!”Rachel mengulurkan tangan untuk menjangkau anak-anaknya, ingin menyentuh wajah mereka dan menepuk pantat kecil mereka dengan pelan. Namun, sebelum dia bisa m
Rachel bahkan tidak punya waktu untuk berduka atas kematian kedua anaknya tadi. Dia berbaring di lantai yang berlumuran darah itu dan kram di perutnya kembali muncul.Rasa sakit seperti ini sangat familier. Sakitnya sama seperti ketika dia mau melahirkan tadi ….Dia menyentuh perutnya dan merasa ada yang aneh.Jangan-jangan, masih ada anak di perutnya ….Mata Rachel tiba-tiba melebar.Dia tidak berani menunda lebih lama lagi. Dia dengan cepat mengerahkan kekuatannya untuk mendorong, dan darah pun menyembur keluar lagi.Dia merasa tubuhnya terkoyak-koyak lagi. Kalau bukan karena seperti ada suatu kekuatan yang mendukungnya, dia mungkin sudah pingsan dari tadi.Namun, dia tahu dia tidak boleh pingsan.Kalau dia tidak sadarkan diri, maka anak di perutnya akan mati lemas.Dia menggigit ujung lidahnya sampai lidahnya terluka, dan akhirnya menjadi lebih terjaga.“Uwaaa ….”Sebuah tangisan samar-samar terdengar.Kilatan harapan muncul di mata Rachel yang penuh dengan air mata.Dia bersusah pa
Empat tahun kemudian.Seorang pria berpakaian mewah datang mendekatinya dan menimpa tubuhnya.Pakaiannya dirobek dan setiap inci tubuhnya diraba dengan lancang oleh pria itu, sementara dirinya tidak bisa mencegahnya sedikit pun ....Dia sangat ingin melihat wajah pria itu, namun wajah pria itu tidak jelas di dalam ruangan yang remang-remang tersebut. DIa hanya bisa melihat sepasang mata. Sepasang mata yang tajam seperti elang, yang meskipun mereka sedang melakukan hal yang sangat intim, sama sekali tidak terlihat goyah.Tatapan itu membuat Rachel kaget.Detak jantungnya tiba-tiba seolah berhenti berdetak, dan kemudian, dia membuka matanya tiba-tiba."Ma, Mama mimpi buruk?" Sebuah suara lembut terdengar di telinganya.Rachel kaget saat menyadari dia bermimpi seperti itu di pesawat.Dia memimpikan apa yang terjadi pada malam ulang tahunnya yang kedelapan belas lima tahun lalu, ketika dia dijebak oleh Shania ....Setelah bertahun-tahun, dia sudah mengikhlaskan kejadian itu. Dia benar-bena
Darren dibawa ke ruang VIP oleh pengawal.Seorang pria dengan aura yang berwibawa duduk di sofa kulit.Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sorot matanya dingin. Bahkan kalaupun dia tidak bersuara, aura yang memancar dari tubuhnya itu bisa membuat orang terintimidasi.Mata elangnya bergerak dan mendarat di Darren yang berumur empat tahun.“Papa sudah pernah bilang belum ke kamu, tanpa izin dari Papa, kamu nggak boleh keluar sendiri?”Darren menegakkan punggungnya dengan keras kepala, “Aku hanya keluar jalan-jalan, apa itu juga nggak boleh?”“Nggak boleh.” Suara Ronald tegas dan matanya sedingin es.Dia berdiri dan berjalan menghampiri Darren, “Apa kamu nggak tahu berapa banyak orang yang mengawasimu di luar sana? Bisa-bisanya kamu keluar begitu saja. Apa kamu tahu apa yang kemungkinan menunggumu di luar sana?”“Nggak tahu!” Darren menggelengkan kepala kecilnya.Dia teringat pada wanita yang baru saja dia temui.Kalau mereka sudah mendapatkan informasi mengenai wanita itu, dia masih i