Share

Bab 6. Pulang

Nyonya Maurina seketika bangkit saat mendengar Bi Sumi mengatakan bahwa putra kesayangannya telah pulang bersama seorang perempuan. Kedua matanya pun terlihat berkaca-kaca merasa tidak percaya. Nyonya Maurina menatap wajah Bi Sumi wanita yang telah bekerja lebih dari 10 tahun di rumahnya itu dengan tatapan sayu berharap bahwa dia sama sekali tidak salah mendengar.

"Bibi tidak bercanda 'kan? Arka putra saya pulang bersama seorang perempuan?" tanyanya kemudian.

"Betul, Nyonya. Tuan muda ada di bawah sekarang," jawab Bibi tersenyum ramah.

"Astaga putraku, Arka! Akhirnya kamu pulang juga, Nak." Nyonya Maurina pun seketika turun dari atas ranjang dan berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari dalam kamar dan di susul oleh Tuan Wijaya kemudian.

***

Sementara itu, Naila nampak menatap sekeliling rumah besar dan mewah milik Arka dengan tatapan berbinar. Bibirnya pun nampak di buka lebar benar-benar merasa kagum dengan kemewahan yang terlihat begitu nyata di depan kedua matanya kini. Arka yang menyaksikan hal itu pun hanya bisa tersenyum menyeringai menatap tajam wajah Naila kini.

"Kenapa? kamu percaya sekarang kalau saya adalah orang yang kaya raya?" tanya Arka penuh percaya diri.

"Iya, dari awal juga aku percaya ko,'' jawab Naila tersenyum cengengesan.

"Hmm ... Dulu saja, kamu tidak percaya."

"Itu dulu, sekarang beda lagi. Aku percaya setelah aku melihat dengan kedua mata aku sendiri. Tuan Arka, jangan lupa bayaran aku ya.''

Arka seketika kembali tersenyum menyeringai.

"Arka? Putra Mommy, kamu akhirnya pulang juga, Nak?" tiba-tiba terdengar suara sang ibu berjalan menghampiri dengan kedua mata yang terlihat berkaca-kaca.

Arka seketika menoleh lalu menatap wajah sang ibu. Senyuman sinis yang semula mengembang dari kedua sisi bibirnya berubah menjadi senyuman penuh arti menyiratkan kerinduan yang mendalam. Arka pun menghampiri sang ibu lalu segera memeluknya.

Grep!

Ibu dan anak itu pun saling berpelukan kini. Tangis sang ibu seketika pecah menumpahkan kerinduan yang begitu mendalam. Hal yang sama pun dirasakan oleh Arka, dia mendekap erat tubuh sang ibu benar-benar menumpahkan kerinduan yang selama ini dia pendam. Tangis keduanya pun pecah terdengar pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

"Kamu kemana saja, Nak? Mommy rindu sekali sama kamu hiks hiks hiks!"

"Maafkan saya, Mom. Saya tidak bermaksud untuk meninggalkan Mommy."

"Mommy rindu sekali sama kamu, Arka. Kamu tahu? Mommy pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi selamanya. Namun, Mommy benar-benar merasa bahagia sekarang karena akhirnya kamu pulang juga,'' lirih sang Ibu mulai mengurai pelukan.

"Iya, Mom. Saya pulang sekarang. Saya membawa kekasih saya seperti yang dimintakan oleh Daddy, saya akan menunjukan bahwa saya adalah pria normal yang masih tertarik dengan seorang perempuan,'' jawab Arka menatap lekat wajah sang ibu.

"Perempuan ini benar-benar kekasih kamu, Nak?" tanya Nyonya Maurina, mengalihkan pandangannya kepada perempuan bernama Naila yang saat ini berdiri tidak jauh dari arah mereka berdua.

Nyonya Maurin pun segera menghampiri Naila dengan tersenyum ramah juga perasaan bahagia. Hati Nyonya Maurin benar-benar merasa lega, lega karena akhirnya sang putra mengenalkan seorang perempuan dan telah membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang normal. Dirinya pun memeluk tubuh Naila erat, sesuatu yang sama sekali tidak di sangka dan juga tidak di duga.

"Terima kasih, karena kamu telah bersedia menjadi kekasih Arka putra saya. Saya berjanji akan menjadi ibu mertua yang baik," lembut Nyonya Maurina membuat Naila seketika merasa terkesima.

"I-iya, Nyonya,'' jawab Naila singkat merasa gugup.

"Jangan panggil saya dengan sebutan Nyonya, Nak. Panggil saya dengan sebutan Tante saja. O iya, siapa nama kamu?" Nyonya Maurina pun mulai mengurai pelukan.

"Nama saya Naila, Nyonya. Eh ... Maksud saya Tante," jawab Naila, lagi-lagi merasa gugup.

"Naila? Wah ... Nama yang cantik, secantik wajah kamu, sayang."

Naila tersenyum ramah. Dia sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan mendapatkan sambutan yang sehangat dan seramah ini dari Nyonya Maurina yang notabenenya adalah seorang wanita yang berasal dari kalangan atas juga kaum sosialita. Hati seorang Naila benar-benar merasa bahagia juga merasa tidak percaya.

"Terima kasih, Tante," jawabnya kemudian.

"Akhirnya kamu pulang juga, Arka." Tiba-tiba terdengar suara Tuan Wijaya berjalan menuruni tangga menatap tajam wajah sang putra.

"Daddy?" gumam Arka balas menatap wajah sang ayah dengan tatapan tajam.

"Siapa wanita ini?" Tuan Wijaya mengalihkan pandangannya menatap wajah Naila yang saat ini berdiri saling berdampingan bersama sang istri.

"Dia calon istri saya, Dad? Namanya Naila,'' jawab Arka penuh percaya diri.

Tuan Wijaya menatap tubuh Naila dari ujung kaki hingga ujung rambut. Wajah cantik, pakaian rapi dan sopan, juga Naila yang tidak terlalu banyak bicara membuat Tuan Wijaya seketika menyunggingkan senyuman yang sulit diartikan oleh Arka.

"Apa kamu benar-benar kekasih dari putra saya? Atau, kalian hanya berpura-pura memiliki hubungan agar Daddy mengembalikan semua harta dan pasilitas yang sudah Daddy ambil dari kamu?'' tanya Tuan Wijaya membuat Arka seketika merasa terkejut begitupun dengan Naila.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status