Selamat membaca, semoga terhibur. Kali ini thor mau konsisten up di hari libur yah. Hari Sabtu dan Minggu. Biar nnti pembaca setia Songrui sudah tahu jadwal tayang bab selanjutnya. Terima kasih masih setia membaca dan menunggu.
Atas ijin dari Bo Bingwen, murid pertama mulai merawat jenderal. Sedetikpun tidak terlewatkan dari pengawasan pengawal pribadi jenderal. Kondisi kesehatan jenderal sedikit ada perkembangan. Hal itu membuat semangat para prajurit bangkit. Usaha Songrui untuk berjaga-jaga demi membuat pelaku sebenarnya khawatir akhirnya berhasil saat ia melihat seorang lelaki yang menutupi penampilannya bertindak secara misterius. “Ada pembunuh!” Teriakan itu mengalihkan perhatian Songrui. Ditambah lagi keributan yang terdengar berasal dari arah ruangan jenderal beristirahat. “Tidak!” imbuhnya. Merasa telah masuk dalam jebakkan, Songrui dan murid pertama membiarkan lelaki misterius yang mereka awasi lalu bergegas menuju ke tempat jenderal. Begitu masuk ke dalam ruangan ia mendapati pengawal pribadi jenderal telah terluka. “Ce-cepat, selamatkan jenderal!” dengan suara berat lelaki itu menoleh ke arah tempat tidur. Melihat jenderal yang tergeletak di lantai dengan noda darah pada pakaian di bagian
Pertempuran terus berlanjut.Pedang penghakiman semakin banyak menyerap energi jahat yang telah dibinasakan.Hasrat membunuhnya semakin bertambah besar.Wush!Sling!Songrui mulai merasakan keanehan pada cepatu Lanchu.Cengkeraman di kaki seakan ingin meremukkan tulang.Pedang penghakiman melayang.Menebas satu persatu prajurit musuh yang menggila menyerangnya.Krak!DEG!AAKKH!Ada apa ini?Seluruh tubuh Songrui seperti ingin meledak!Cepatu Lanchu yang digunakannya telah menghilang.Sementara hampir semua pasukan musuh dibantainya.Pedang penghakiman banyak menyerap energi jahat hingga membuat Songrui tak dapat menghentikan tubuhnya sendiri.Ia kesulitan mengendalikan pengaruh energi jahat yang diserap pedang penghakiman.Di saat sedang bergumul dengan diri sendiri, pangeran kedua belas menyerang secara tiba-tiba.Namun demikian, meski pangeran kedua belas telah berusaha menggunakan semua kemampuan, naasnya ia berakhir di ujung pedang Songrui.Kali ini Songrui berakhir mengakhiri per
“Ha ha ha!” Sambil tertawa Haoyun menggelengkan kepalanya.“Lihatlah kau ini, bagaimana bisa aku membohongimu?”Songrui diam—memandang Haoyun dalam.Hingga pada akhirnya tawa Haoyun terhenti. Ia lalu menggaruk kepalanya sambil tersenyum kaku.“Aku akui waktu itu hanya salah paham, tapi bukan berarti aku berbohong,” lanjut Haoyun menepuk pundak Songrui.“Dik Xiongrui, percayalah padaku kali ini saja.”Wajah memelas Haoyun memaksa Songrui untuk percaya, meskipun hati kecilnya merasa ada keanehan.Lagipula ia sangat yakin Haoyun tidak mungkin berbohong ataupun menyembunyikan sesuatu di belakangnya yang bertujuan merugikan.“Kak Haoyun, kau dan Kakak pertama adalah orang terdekat dan orang yang paling mempedulikanku, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai kalian?”Songrui menatap haru kedua lelaki yang ada di depannya.“Sudah-sudah!” murid pertama membuang pandangannya ke samping—sebisa mungkin ia menyembunyikan wajahnya lalu menyapukan jemari tangan di area mata.“Ada hal yang sangat pen
“Ha ha ha!” Sambil tertawa Haoyun menggelengkan kepalanya.“Lihatlah kau ini, bagaimana bisa aku membohongimu?”Songrui diam—memandang Haoyun dalam.Hingga pada akhirnya tawa Haoyun terhenti. Ia lalu menggaruk kepalanya sambil tersenyum kaku.“Aku akui waktu itu hanya salah paham, tapi bukan berarti aku berbohong,” lanjut Haoyun menepuk pundak Songrui.“Dik Xiongrui, percayalah padaku kali ini saja.”Wajah memelas Haoyun memaksa Songrui untuk percaya, meskipun hati kecilnya merasa ada keanehan.Lagipula ia sangat yakin Haoyun tidak mungkin berbohong ataupun menyembunyikan sesuatu di belakangnya yang bertujuan merugikan.“Kak Haoyun, kau dan Kakak pertama adalah orang terdekat dan orang yang paling mempedulikanku, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai kalian?”Songrui menatap haru kedua lelaki yang ada di depannya.“Sudah-sudah!” murid pertama membuang pandangannya ke samping—sebisa mungkin ia menyembunyikan wajahnya lalu menyapukan jemari tangan di area mata.“Ada hal yang sangat pen
Mendengar hal itu Bingwen dengan cepat menyanggah permintaan Gaozhi.“Yang mulia, saat itu muridku tidak sengaja melukaiku. Aku akan memberikan—”“Guru agung,” sela Gaozhi, “jadi kau membenarkan bahwa muridmu ini telah melukaimu?”“Jika begitu, maka tidak perlu penjelasan lagi!”Lelaki itu dengan keberanian menyudutkan Bingwen.“Sebagai prajurit yang ditugaskan kaisar, bukankah seharusnya ia mematuhi hukum kerajaan dan peraturan militer?” tegasnya.Seluruh pejabat yang hadir di istana menyetujui perkataan Gaozhi bahkan memohon kepada kaisar agar menjalankan peraturan yang sudah lama digunakan kerajaan tanpa memandang bulu.“MOHON YANG MULIA MENGHUKUM XIONGRUI!”“Yang mulia!” Bingwen menaikkan nada bicara.“Ini semua salah paham. Muridku hanya tidak sengaja melukaiku, aku sebagai gurunya memiliki hak untuk menghukum sendiri muridku!”Sayangnya, usaha Bingwen untuk melindungi Songrui sia-sia. Sebab Gaozhi meminta para pendekar yang ada di medan perang untuk bersaksi tentang apa yang mere
“Tuan Donghai?”“Lama tak bertemu, Tuan Donghai masih seperti dulu.”Pintu penjara dibukakan, kedua pengawal penjara masuk ke dalam dan segera membuka rantai yang membelenggu tangan serta kaki Songrui.Songrui menatap bingung, “apa maksudnya ini?”“Keluarlah dulu, akan aku jelaskan dalam perjalanan.”“Tidak bisa! Masa hukumanku belum selesai.” Songrui membantah.“Dasar bodoh! Kau pikir aku punya kekuatan seperti apa untuk mengeluarkanmu selain titah dari kaisar sendiri!”“Kenapa diam? Ayo keluar!”Mendengar keyakinan Donghai dalam perkataannya, Songrui pun keluar dari dalam ruang penjara.Dalam perjalanan Donghai memberitahukan alasan Songrui dibebaskan dari masa tahanan.Permaisuri yang meminta kaisar secara langsung untuk membebaskan Songrui sebagai ucapan terima kasih.Awalnya ia masih bingung hal besar apa yang dilakukannya sehingga permaisuri harus berterima kasih padanya.Hingga akhirnya pertanyaan itu terjawab saat ia bertemu langsung dengan kaisar dan permaisuri.Kebahagiaan te
“Yang mulia, ada satu hal lagi ingin aku tanyakan, tapi tak tahu apakah pantas atau tidak?”Songrui mempertanyakan tentang selir Hua Rong saat permaisuri mengijinkannya.“Bagaimana selir Hua Rong bisa menikah dengan kaisar?”Pertanyaan Songrui membuat wajah permaisuri menjadi murung. Seluruh kerajaan mengetahui seberapa besar cinta kaisar terhadap permaisuri. Bahkan setelah belasan tahun menolak menikahi seorang selir yang diajukan para menteri, tapi pada akhirnya justru memilih seorang selir.“Hal ini tentu saja akan terjadi. Sebagai seorang penguasa, sudah kewajiban kaisar untuk meneruskan garis keturunannya,” permaisuri tersenyum kecil.“Awalnya kupikir selir Hua Rong benar-benar telah jatuh cinta pada kaisar, tapi tak kusangka ternyata ia memiliki ambisi yang sangat besar!”Permaisuri menceritakan kejadian di masa lalu dimana ia mengetahui kejadian besar di malam pernikahan.Selir Hua Rong dikunjungi oleh jenderal perang Wang Songrui, dan ia mendengarkan satu kalimat penting, bahwa
Sekumpulan pemuda berlarian penuh semangat menuju ke dalam hutan seolah sedang mengikuti lomba berburu. Beberapa di antara mereka bahkan tertawa sambil mengucapkan buruan kali ini sangat istimewa. "Arah sana! Kita bisa mendapatkannya!" Berbeda dengan kebahagiaan mereka, Wang Songrui–yang menjadi incaran–harus berlari meski terkatung-katung. Lelaki itu tidak sempat memedulikan lagi penampilannya yang acak-acakkan atau luka di tubuhnya terus melebar. Sudah beberapa hari ini dia diburu oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia kependekaran setelah dituduh membunuh sang guru. Ketika Songrui mencoba mencari bukti dengan dukungan teman seperguruannya, dia justru mengetahui perempuan itu tiba-tiba menjadi selir raja. Dia tidak tahu bahwa di istana sedang diadakan ritual malam pertama saat berusaha menemui temannya. Seketika, ia kembali dituduh mengacaukan malam pertama Raja. Semua menjadi kacau. Bahkan, Songrui kini dinyatakan sebagai penjahat besar. Warga Ibu kota pun menolak Song