Seketika suasana menjadi hening, semua orang terdiam. Dan akhirnya penjaga menunjuk orang yang berbicara dengannya tadi, "maaf tuan William, itu orangnya".
Semua orang terkejut ternyata tuan besar yang dimaksud adalah Tuan William. Orang yang seharusnya sama sekali tidak boleh disinggung, apalagi oleh mereka yang hanya rakyat kecil. Tuan William tidak akan melepaskan mereka begitu saja.
"Jadi kamu tau siapa dalang penyerangan putraku?" Putranya? Apa benar Nathan yang terlihat menyedihkan itu adalah putra dari konglomerat terkaya diseluruh provinsi? Tidak mungkin... Itu mustahil ...
Tapi apa yang mereka dengar adalah yang mereka serang adalah putra dari tuan William. Jadi benar Nathan adalah pewaris keluarga William. Sungguh kesalahan yang fatal. "Cepat katakan siapa dia ...?!" David jadi tidak sabaran. Orang itu pun tergagap "ba ... baik tuan. Jadi sebelum kami di beritahu bahwa kami di PHK massal. Saya tidak sengaja mendengar percakapan dari manajer perusahaan kami." "Dia bilang kalau dirinya malu karena video tersebut tersebar keseluruh provinsi dengan begitu cepat. Dan didalamnya terdapat wajah anaknya. Dan dia menyalahkan Nathan. Maksud saya tuan muda. Dan dia merencanakan kepada kami setelah kami diphk massal, masing-masing dari kami akan mendapatkan dua puluh ribu dollar, jika kami bisa membawanya hidup-hidup dan lima puluh ribu dolar untuk kepalanya"
Plakk!!
Tamparan keras mengenai pipi orang itu.
"Apa kamu gila!! Demi uang rela membunuh teman?" David marah dan menengok kearah penjaga.
"Buat mereka semua lumpuh, aku ingin kalian menghancurkan lutut mereka agar mereka tidak dapat berjalan sama sekali. Dan mereka akan menjadi sampah yang sebenarnya" semua orang menggigil ketakutan, akan tetapi tidak ada yang berani untuk melawan. " Dan buat mereka tutup mulut tentang kejadian ini. Jika ada yang membeberkan ini. Cari orang itu dan bunuh ditempat" "baik tuan!" Tidak disangka, tuan William bisa begitu kejam, demi anaknya semua akan dilakukannya. Setelah pergi dari tempat itu, David mendengar suara erangan kesakitan dibarengi dengan suara pukulan yang teramat keras.
Nathan sama sekali tidak mengetahui kejadian hari ini, karena dia sedang memulihkan kesehatannya.
***
Setelah merasa dirinya sudah sembuh, Nathan akhirnya berjalan keluar dari kamarnya, didepan kamar itu terdapat lorong yang panjang dan luas. Nathan hanya bisa kebingungan. "Ini rumah atau istana sih. Besar sekali" gumam Nathan
"Selamat pagi tuan muda, sepertinya anda sudah sehat?" Nathan terkejut tiba-tiba ada pelayanan yang menyapanya "astaga. Anda membuat aku terkejut, tentu saja aku sudah sehat" pelayan tersebut terkekeh "apakah anda mencari ayah anda?" Nathan mengangguk "benar, anda tahu dimana ayahku?"
"Beliau sedang berada di halaman belakang, sedang berjemur" Nathan tertawa kemudian berbicara, "sore hari sedang berjemur? Lucu sekali ayahku ini. Baiklah tunjukkan jalannya" pelayan tersebut tersenyum "lewat sini tuan." Kemudian Nathan mengikuti pelayan tersebut.
Sesampainya dihalaman belakang, Nathan melihat ayahnya sedang berjemur diatas kolam renang pribadi menggunakan balonbed, "ayah, apa yang sedang ayah lakukan" melihat anaknya sudah bangun dia tertawa kecil "kamu sudah sehat Nathan? Ayah sedang bersantai disini, enak sekali. Kemari lah dan bergabung dengan ayah"
Nathan menjawab, "benar ayah, aku sudah sehat. dan untuk apa berjemur disore hari? Aku hanya ingin mengunjungi makam saudara kembar ku ayah. Selama aku disini aku belum pernah mengunjunginya." Mendengar itu David tersentuh. "Tentu saja aku akan mengantarmu. Tunggu ayah akan bersiap-siap" "baiklah ayah". Nathan menunggu ayahnya di ruang tamu yang megah sekali. Sial! Rumah ini memang seperti istana. Ruang tamunya saja memiliki luas seperti luas rumah orang biasa.
Beberapa saat kemudian David keluar menggunakan baju hitam tetapi terlihat maskulin. "Wow ayah sangat keren" puji Nathan "sudahlah, tidak usah memuji. Ayo cepat keburu gelap" Nathan menjawab segera "baik, ayo ayah" David mengambil salah satu kunci mobil di belakang ruang tamu. Di sana banyak sekali kunci mobil-mobil mewah. Tapi David mengambil kunci mobil Audi A6 hanya untuk ke makam Mac. Wow sungguh luar biasa. Bahkan hanya untuk mengunjungi makam ia menggunakan mobil sport.
Diperjalanan David bertanya kepada Nathan, "nak, apakah kamu tidak berpikir untuk memiliki mobil?" Nathan menghela nafas dan berkata, " yah, mungkin dulu aku berpikir seperti itu. Tetapi dulu aku belum memiliki uang untuk membeli nya. Sedangkan sekarang. Aku sudah memiliki uang tapi tidak sempat untuk membeli mobil." David terkekeh "jika belum sempat membeli. Ambil saja salah satu mobil di halaman rumah ayah." Nathan menggelengkan kepalanya, "tidak ayah, itu terlalu mencolok" " Hmmp. Kamu ada benarnya juga, lalu kamu ingin bagaimana?"
Nathan tertawa sebelum menjawab, "ayah kan sudah memberi aku black-card platinum, jadi aku akan membeli mobil sendiri tentunya"
"Lalu, kamu ingin membeli mobil seperti apa?" Nathan berseru, "aku belum tahu ayah. Sebaiknya kita segera ke makam Mac" tiba-tiba Nathan teringat sesuatu, "ayah, bagaimana keadaan bibi Dasy?" David menjawab dengan santai, "oh kamu tenang saja, waktu kamu masih sakit. Aku menyuruh Dylan untuk menemani bibi Dasy, mereka sudah seperti ibu dan anak. Ha ha ha" Nathan ikut tertawa, "syukurlah ayah, aku ingin mengajak bibi mengunjungi paman Stuart ayah?"
David mengiyakan permintaan Nathan, "baiklah, ayo kita jemput dia" David langsung menggeber Audi A6 nya.
***
Setelah menjemput bibi Dasy, mereka segera menuju makam Mac dan paman Stuart. Ternyata makam mereka terletak di tempat yang sama. Di Resident of Rest, Makam tersebut terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu bagian luar. Makam yang digunakan untuk masyarakat umum, seperti paman Stuart. Dan bagian ke dua yaitu bagian dalam. Makam yang digunakan untuk para bangsawan atau para jutawan karena sewa tanah yang mahal. Seperti Mac.
Mereka mengunjungi makam paman Stuart terlebih dahulu karena berada di bagian luar. Dibatu nisan tertulis Eduardo Stuart. Kenapa Nathan memanggil pamanya dengan nama belakang? Karena lebih mudah menyebutnya dan tidak bertele-tele, dan tentunya karena Nathan sangat menghormati pamanya.
Bibi Dasy menangis disebelah makam suaminya, "suamiku ... Kenapa waktu berjalan cukup cepat, kenapa kamu meninggalkan aku begitu cepat, aku sekarang merindukanmu. Dan coba tebak, sekarang Nathan sudah bertemu dengan keluarganya lagi. Kuharap kamu juga bahagia dan bangga terhadap Nathan" Nathan menenangkan bibinya. "Bi, terimakasih selama ini telah membesarkan diriku. Belum cukup aku untuk membalas Budi bibi." David menambahkan, "Bi, bagaimana jika bibi ikut tinggal di rumah kami. Agar Nathan mau tinggal bersama kami?" Bibi menghela nafas "maaf tuan saya takut merepotkan Anda"
David melambaikan tangannya, "tidak bi, tidak samasekali, kami malah senang bibi bisa tinggal bersama kami, sebagai rasa terimakasih kami atas bantuan bibi membantu mendidik Nathan"
Nathan membujuk, " bagaimana bi, apakah bibi bersedia?"
Bibi Dasy berpikir sebelum menjawab.
Tiba-tiba ponsel David berdering,
"Halo tuan, saya berhasil menangkap manajer itu dan beberapa orang yang terlibat", David menjawab "bagus! Tahan mereka dulu, nanti aku dan putraku yang menyelesaikannya" "baik, tuan" Nathan yang dari tadi mendengarkan langsung bertanya, "ada apa ayah? Apa ada sesuatu yang penting"
Sebelumnya David memerintahkan beberapa anak buahnya untuk menangkap manajer itu, dia berpikir akan memberikan pelajaran untuknya.
"Nanti saja, kamu akan mengetahuinya nanti, setelah kita mengunjungi saudaramu"
Nathan sedikit kecewa, " baiklah ayah"
David melihat bibi Dasy lagi, " bagaimana bi? Bibi bersedia tinggal bersama kami?"Bibi menghela nafas, "sebelumnya terimakasih tuan. Tapi maaf saya tidak bisa menerima kehormatan ini, rumah yang anda belikan itu sudah lebih dari cukup. Akan sangat mencurigakan bagi para tetangga jika saya pindah lagi dengan begitu cepat"David terlihat kecewa, "bagaimana denganmu Nathan?" Nathan berpikir sejenak sebelum berkata, "ayah, jika itu yang diinginkan bibi, aku akan ikut dengannya. Aku ingin menjaga bibi lebih lama lagi" David nampak sedih, Nathan pun menghibur ayahnya, "tidak usah sedih ayah, aku akan sering mengunjungi ayah dan ibu" bagi David, kekayaan tidak akan ada gunanya jika tidak dapat bersama keluarga yang lengkap. "Baiklah Nathan, ayah mengerti". Kemudian David mengajak mereka menuju makam Mac.Sesampainya disana Nathan menyampaikan penyesalannya, "Adik ... Kakak datang. Maaf selama ini kakak tidak tahu jika dirimu sedang berjuang melawan sakit,
"kamu masih memiliki peternakan buaya di kebun binatangmu itu?" Adam segera menjawab, "tentu tuan, saya masih memilikinya" kebun binatang Beethoven Hills hanya sebagai kedok peternakan buaya yang dimiliki Adam. Peternakan tersebut digunakan Adam untuk menyiksa para musuhnya, dan jika Adam mau, maka dia tidak akan sungkan untuk memberikan tubuh mereka kepada para buaya. "Bagus, aku akan membawa beberapa orang kesana untuk kamu kerjakan" Adam langsung mengerti dengan perkataan David, "baik tuan, saya laksanakan!" Nathan yang penasaran bertanya, "ada apa ayah? Kenapa dengan kebun binatang Beethoven Hills?" David tersenyum, " nanti kamu akan mengetahuinya, sekarang aku akan mengantarkan bibi Dasy pulang. Dan kamu ikut dengan Adam!" Nathan mengangguk meskipun masih bingung, "baiklah ayah, bibi hati-hati ya?" Bibi tersenyum, "iya nak, kamu juga. Nanti jika urusan kalian sudah selesai, datanglah kerumah. Bibi akan memasakkan sesuatu yang lezat" Nathan berseru, "tentu saja bi. Aku s
Sebelumnya maaf ya dari author, karena udah delay satu bulan lebih:)Sebelum berhasil menjelaskan, tiba-tiba ada segerombolan orang masuk ke ruangan tersebut. Terlihat beberapa orang yang nampak tak asing bagi Nathan."Manajer?! Apa yang anda lakukan disini?" Manajer itu hanya diam saja dan kemudian berkata, "ini, ini semua salah dia. Dia yang merencanakan semuanya" semua orang menengok ke arah orang yang ditunjuk manajer itu.Nathan terkejut, "Edward? Apa itu kamu?". Adam bertanya "Tuan William, apakah Anda kenal dengannya?" Nathan mengangguk.Edward bingung serta geram, "Tuan? Kenapa kamu memanggil dia tuan? Memang siapa dia?" Kemudian ada sebuah tamparan keras mengenai pipi Edward."Hey bocah, apakah kamu tidak tahu siapa aku? Aku adalah Adam Farrow!" Edward tergagap mendengar itu, kemudian dia baru menyadari jika dia baru saja berbuat kesalahan. "Dan orang yang kau singgung itu adalah tuan muda ku, tuan Nathan William"
Sedangkan itu, ayah dan anak Jhon dan Edward Snowden sedang berada didalam mobil menuju tempat konstruksi bersama anak buah Adam. Sudah tidak harapan untuk keluarga itu karena sikap sembong mereka. Sekarang keluarga itu sudah diambang kehancuran dan anak dan ayah sekarang sedang menuju penderitaan seumur hidup mereka.Setelah itu Nathan berpamitan kepada ayahnya, "ayah jika sudah tidak ada lagi yang aku lakukan aku akan pulang. Bibi pasti sudah menunggu" segera David menyela, "tunggu ayah ikut. Ayah sudah berjanji untuk mencicipi makanan bibi Dasy"Adam ingin mengantar mereka akan tetapi David menolaknya, "tidak perlu repot-repot lagi Adam, aku dan putraku membawa mobil sendiri"Adam bersikeras, "Tapi Tuan, anda adalah orang paling berpengaruh di negara ini, lebih baik jika saya temani, maka tidak akan ada yang berani menyentuh anda!"Nathan mengusulkan, "Bagaimana jika kita pergi bersama-sama!" "Bibi pasti dengan senang hati akan menyam
Lotus House Paradise Dari Beethoven Hills jaraknya tidak terlalu jauh, karena tempat tersebut tepat pada perbatasan provinsi dan berada di pinggiran kota Reymore Vile. Hanya memakan waktu satu sampai dua jam saja perjalanan menggunakan mobil atau bus. Sesampainya di depan rumah bibi Dasy, wajah Adam masih sembab karena menangis, "ayo kita masuk kedalam" ujar Nathan. Didalam rumah bibi Dasy sudah menyambut mereka dengan ramah, "selamat datang, silahkan masuk, aku sudah membuat sup sapi rebus dan udang goreng yang lezat!" Adam tidak ikut masuk malah berdiri didepan pintu seperti penjaga gerbang, "hey, Adam kenapa kamu tidak masuk? Ayo kita makan bersama" ucap David. "Maaf Tuan, sungguh tidak pantas bagi saya untuk makan bersama anda, karena anda adalah lord William dan saya hanyalah semut kecil". David mengerutkan keningnya, "Apakah kamu tidak ingat apa yang dikatakan putraku tadi? Diluar kamu memang begitu tapi ba
Tapi, dengan siapa dia saat ini? Kenapa dia bersama pria gendut paruh baya?"Oh ternyata benar, Nathan si pecundang!"Wajah Nathan berubah menjadi dingin, tiba-tiba pria disebelahnya bertanya, "siapa dia sayang?" Evelyn menjawab, "dia? dia hanya Nathan si pecundang menyedihkan" wajah Nathan semakin dingin, "benarkah itu sayang" Evelyn menyeringai jahat, "tahukah kamu sayang? Dia dulu sewaktu SMA sangat menyedihkan, bahkan dia tidak memiliki uang saku sama sekali, jadi jika dia ingin memiliki satu dolar saja, dia akan mengerjakan PR kami!" Pria itu tertawa begitu juga pengunjung lainnya, "lalu mengapa dia disini?" Kemudian pegawai tadi menghampiri mereka, "maaf tuan Rouge, dia hanya gelandangan yang menumpang AC saja, maafkan kami atas ketidaknyamanan ini"Nathan menjadi kesal, "hey apa-apaan ini, aku kesini hanya ingin membeli ponsel tidak ada keperluan lainnya lagi, selain itu aku juga hanya ingin menyapa teman lamaku, kenapa kamu mengungkit
Setelah itu Kayla menunjukkan sebuah ponsel keluaran terbaru seharga duabelas ribu dolar. Kemudian terdengar suara pria gendut tadi, itu adalah Ryan, "haha, lucu sekali! Sepertinya dia akan berusaha membodohi kita dengan berpura-pura membeli sebuah ponsel"Nathan tertawa, "siapa bilang aku hanya membeli satu?" Kemudian Nathan mengisyaratkan kepada Kayla untuk membungkus kan dua ponsel seharga dua belas ribu dolar itu, "totalnya dua puluh empat ribu dolar tuan!" Ucap Kayla"Baiklah" ucap Nathan sambil mengambil dompetnya, " ngomong-ngomong dimana atasan kalian?"Kayla menjawab, " atasan kami pagi hari ini, kebetulan sedang ada acara keluar kota. Jadi hari ini gerai sedikit kewalahan tuan" mendengar jawaban lugu Kayla, Nathan. Merasa lega, karena selama mereka ribut tadi seperti tidak ada manajer atau pemilik gerai yang melerai.Kemudian Nathan memberikan black-card Platinum kepada Kayla, "dua puluh empat ribu kan? Pakai ini" karena Kayla
Evelyn menggertak, "iya! Memang kamu itu miskin. Tapi sekarang kamu sepertinya memiliki banyak uang! Darimana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?"Nathan mencibir, "bukan urusanmu dari mana aku memiliki uang yang banyak, karena itu milikku!" Ryan mulai kesal, kemudian dengan paksa Ryan mengambil dompet Nathan, "ini dia yang aku cari!" Evelyn nampak sumringah, Nathan sebaliknya. Wajah Nathan memerah karena marah. Kemudian karena Nathan memiliki kemampuan karate tanpa basa basi dia menendang Ryan hingga tersungkur,"Sialan! Mengapa kamu menyerangku dari belakang? Jika berani ayo kita bergulat" kemudian mereka berdua baku hantam.Karena Ryan memiliki tubuh yang gemuk, ia menggunakan tubuhnya untuk menindih Nathan. "Bagaimana sialan? Sekarang kartu ini milikku! Cepat berikan sandinya atau aku tidak akan melepaskan mu!"Nathan yang ditindih menjawab dengan Ter engah-engah, "ti-tidak akan!!""Berani ya kamu!" Kemudian Ryan mulai menekan