Share

12. Mimpi Buruk

"Akh!" Dikta meringis kesakitan karena punggungnya membentur dinding yang berada di belakangnya dengan cukup keras. Belum hilang rasa sakit di punggungnya sebuah bogem mentah kembali mendarat di wajahnya, membuat hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Berani sekali kamu menginjakkan kaki di rumahku!" Pemuda yang tubuhnya lebih besar itu kembali melayangkan pukulannya. Dia Adipati Januar, kakak tiri Dikta.

Hubungan mereka tidak berjalan begitu baik, bahkan bisa dikatakan buruk karena Adi sangat membenci Dikta. Bukan tanpa alasan mengapa putra sulung Januar Adiputra itu sangat membenci Dikta sebab Dikta adalah anak yang terlahir dari selingkuhan ayahnya.

Hidup Adi yang begitu sempurna seketika berubah hancur semenjak ada Dikta. Dia harus rela berbagi rumah, mainan, bahkan kasih sayang kedua orang tuanya dengan anak itu. Parahnya dia dipaksa oleh ayahnya untuk menerima Dikta sebagai adik tirinya.

Semakin lama Adi merasa Dikta merebut semua hal yang dimilikinya. Merebut orang tua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status