Pemotor yang ditabrak oleh Kevin dan sahabat-sahabatnya itu akhirnya dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia langsung mendapatkan penanganan.
“Dok, bagaimana kondisinya?” tanya Kevin kepada dokter yang menangani.
“Alhamdulillah, luka-lukanya tidak begitu parah. Kita tinggal menunggu sampai dia siuman,” jawab dokter tersebut.
“Saya minta tolong kepada kalian agar tetap kondusif. Jangan sampai dia terganggu,” pintanya kepada Kevin dan sahabat-sahabatnya.
Setidaknya, Kevin bisa bernapas lega. Ternyata, kondisi pemotor itu tidak separah yang dipikirkannya. Ia akan membiayai biaya perawatan pemotor itu sebagai bentuk tanggung jawabnya.
“Biaya rumah sakitnya gimana dong, guys?” tanya Bastian.
“Biar gue aja yang tanggung,” sahut Kevin.
“Lho, enggak bisa gitu dong, Yang. Ini semua kan gara-gara Leon, gara-gara dia yang nyeti
Semua mata tertuju kepada Kevin. Ayu, Andre, Salsa, Dito, dan Yongki melihat ke arah Kevin yang sedang memperlihatkan raut muka tegang. Detak jantung Kevin pun makin kencang, dan sangat kencang.“Yu ... gue ... gue mau ... .” Kemudian, Kevin pun terdiam.“Gue minta maaf, Yu, gue enggak sengaja,” lanjutnya.Mereka bingung dengan ucapan Kevin tersebut. Mereka dibuat salah fokus dengan ketegangan Kevin yang sangat terlihat itu.“Kak, aku minta maaf, aku enggak hati-hati dan kebanyakan bercanda sama teman-teman tadi,” sambung Kevin.“Jadi ... lu yang udah bikin Kak Andre kaya gini?” celetuk Yongki.Kevin pun menjawabnya dengan menganggukkan kepala.“Kok bisa sih, Vin?” tanya Dito.Kemudian, Kevin menceritakan kronologi kejadian tertabraknya Andre. Kevin menceritakan semuanya dengan jujur dan apa adanya. Ia sangat merasa bersalah dan benar-
“Hai, Edgar, gue Kevin,” kata Kevin sambil mengulurkan tangan kepada Edgar.Edgar menerima ajakan Kevin untuk bersalaman.“Lu ada kepentingan apa di sini?” tanya Edgar.Kevin pun menjelaskan semuanya kepada Edgar. Lalu, bagaimanakah reaksinya?Pengakuan dari Kevin membuat api kemarahan Edgar tersulut. Ia langsung meraih dan mencengkeram baju Kevin.“Berani-beraninya lu nyelakain saudara gue!” serang Edgar.“Edgar ... hentikan!” seru Pak Erwin sambil menarik tubuh Edgar.Ia tak terima dengan perbuatan Kevin yang telah membuat Andre terbaring lemah.Sama seperti Martha, Edgar terkenal dengan temperamennya. Hal itulah yang membuat ia terkadang berani melakukan hal yang nekat di luar dugaan. Ia akan melakukan apa saja kepada orang yang tidak ia suka. Kali ini, Edgar melakukannya kepada Kevin, orang yang baru saja ia kenal.“Edgar, lu engg
Kevin memang tidak melakukan suatu kesalahan yang fatal. Namun, kemarahan Martha tak dapat dikendalikan. Separah itukah kecemburuan Martha kepada Kevin? “Kevin nyebelin banget, sih! Sok baik banget dia sama keluarganya Ayu!” pekik Martha. “Kalau dipikir-pikir, kenapa Kevin bisa seperhatian ini sama Ayu? Ini udah kedua kalinya, lho,” gerutunya. “Sepertinya, ada suatu hal yang gue enggak tahu. Okay, gue enggak boleh tinggal diam,” ujar Martha. Wajar saja, ia memang tidak suka saat melihat Kevin begitu perhatian kepada perempuan lain. Menurutnya, perhatian Kevin kepada Ayu sudah melebihi batas maksimal. Apakah Martha mulai curiga dengan Kevin dan Ayu? Apakah dia mulai penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi antara Kevin dan Ayu? Bersikap perhatian kepada perempuan selain Martha merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Kevin. Telah tersusun rapi sebuah surat perjanjian di antara pasangan kekasih itu. Ap
“Siapa, Dit?” tanya Salsa kepada Dito yang sedang memeriksa ponselnya.“Yongki? Ngapain dia telepon?” celetuk Dito.“Halo, Ki, ada apa?” sahut Dito.Dito dan Salsa pun berkonsentrasi mendengarkan jawaban Yongki. Setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya, mereka pun bergegas menuju ke UKS untuk melihat kondisi Ayu yang masih belum sadarkan diri.Tak lama setelah itu, Kevin pun datang. Setibanya di kelas, ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ia berkata, “Syukurlah, dikit lagi gue bisa kena hukum, males banget.”Secara spontan, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah bangku 4 serangkai, yaitu Ayu, Salsa, Dito, dan Yongki.“Ayu sama teman-temannya kemana, kok enggak ada? Tapi ... tasnya Salsa sama Dito kok ada di atas meja?” kata Kevin sambil melihat ke arah bangku Ayu dan sahabat-sahabatnya.
“Halo, Ndre, gimana keadaan lu?” Ayu pun tak lupa untuk menanyakan keadaan kakaknya yang masih berada di rumah sakit.“Gue udah enakan kok, Yu, mungkin besok atau lusa gue udah bisa cabut dari sini,” jawab Andre.“Yu, suara lu kaya beda gitu, lu sakit?” Ayu pun terdiam ketika mendengar perkataan Andre tersebut.Suara Ayu yang tidak terdengar seperti biasanya membuat Andre melontarkan kata-kata tersebut. Tidak mungkin Ayu berkata jujur kepada Andre. Ia tak ingin membuat kakaknya itu khawatir. Ayu berusaha untuk menutupinya.“Emang suara gue kenapa? Gue enggak apa-apa, Ndre,” elak Ayu.“Dik, waktu pulang nanti Adik harus ditemenin sama teman-teman Adik, ya, karena kondisi Adik belum sepenuhnya pulih. Sekarang, waktunya Adik makan dan minum obat dulu.” Perawat UKS menghampiri Ayu sambil membawa nampan berisi makanan, air putih, dan obat.
“Yu, tadi kan lu udah janji sama gue, mau jelasin kronologi kecelakaan lu tadi pagi. Nah ... sekarang, saatnya lu jelasin semuanya,” pinta Kevin, masih dengan rasa penasarannya.“Gue kira, Kevin enggak akan nanya-nanya soal itu lagi. Hhhhh ... terpaksa, gue harus tutup rapat-rapat siapa pelakunya,” ucap Ayu dalam hati.Ia bingung harus menjawab pertanyaan Kevin tersebut dengan kata-kata apa. Ia pun terdiam, berusaha mencari jawaban yang tepat dan aman.“Tadi tuh ada mobil kencang banget dari arah belakang, terus nyerempet gue sama Yongki. Gue heran sih sama tuh mobil, bisa-bisanya nyerempet gue, padahal jalannya tuh lebar dan sepi,” jelas Ayu.“Setelah nyerempet gue sama Yongki, bukannya berhenti terus minta maaf, malah semakin kencang bawa mobilnya,” imbuhnya.Kevin pun semakin penasaran dengan orang di balik mobil yang menyerempet Ayu dan Yongki tersebut. Ke
Andre dan Ayu mulai merasakan keanehan. Akhir-akhir ini, ayahnya jarang berada di rumah. Mereka tidak tahu yang sebenarnya bahwa ayahnya memang sengaja ingin menghindar. “Bu, kok Ayah jarang di rumah sih sekarang? Ayah juga udah lama banget enggak ngajak kita jalan-jalan,” keluh Andre. “Iya, Bu, Ayah cuma mikirin urusannya doang, kita sampai dilupain,” sambung Ayu. “Kalian jangan ngomong gitu. Ayah mungkin lagi sibuk-sibuknya sekarang, jadi enggak sempat ngajak kalian jalan-jalan,” tutur Bu Sartika dengan penuh rasa sabar. “Aku kangen sama Ayah yang dulu. Ayah yang selalu ngertiin kemauan kita, Ayah yang selalu ada untuk kita,” ucap Andre. Andre dan Ayu pun berpikir kritis. Mereka dibuat penasaran dengan perubahan sikap ayahnya. “Bu, Ibu lagi ada masalah sama Ayah?” tanya Ayu yang membuat Bu Sartika terkejut. “Kok kamu nanyanya gitu sih, Sayang?” jawab Bu Sartika. “Soalnya Ayah jarang ada d
Bu Susan memanggil pembantunya yang sedang mencuci pakaian. Ia ingin membicarakan sesuatu kepada pembantunya itu. “Is, jangan sampai kamu mengecewakan, ya. Aku percaya kalau kamu bisa,” kata Bu Susan sambil memberikan sebuah amplop putih. “Baik, Nyonya,” jawab pembantu tersebut. Apakah maksud dari percakapan mereka? Apakah Bu Susan sedang menyuruh pembantunya itu untuk melakukan sebuah rencana? Pak Guntur paham dengan sifat Bu Susan yang ambisius dan nekat. Bu Susan merupakan tipe orang yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Tidak menutup kemungkinan Bu Susan akan melakukan hal yang gila, di luar pemikiran Pak Guntur. “Dia pasti merencanakan sesuatu yang tidak main-main. Aku paham betul dia orang seperti apa,” ucap Pak Guntur dalam hati. Dugaan Pak Guntur tepat, membuktikan bahwa Pak Guntur memang begitu mengenal Bu Susan. B