Ekspresi wajah dari sang ratu segera berubah saat ternyata suaminya langsung menanyakan perihal bayi yang sedang digendongnya untuk membuka percakapan. Kaisar Tian Lei lupa mengatakan kata-kata yang seharusnya dia katakan untuk menyambut kedatangan dari istri dan juga anaknya itu.
"Tentu saja bayiku! Memangnya kamu tidak melihat aku sedang menggendongnya?" Ratu Hiza Ming langsung menjawab pertanyaan dari suaminya dengan nada yang sedikit ngegas karena dia ingin memutuskan secara sepihak mengakui bayi itu sebagai anaknya."Eh..? Sejak kapan istriku ini hamil? Mengapa aku tidak mengetahuinya?" Kaisar Tian Lei langsung cemberut dengan cara bicara permaisurinya itu. Dia segera mengetahui apa yang diinginkan olehnya."Tidak perlu seolah bodoh dan bertanya-tanya seperti itu kepadaku! Aku secara tidak sengaja menemukan bayi ini terjatuh dari atas langit dan aku tertarik untuk mengangkatnya menjadi putraku!" kata Ratu Hiza Ming."Apaa! Terjatuh dari langit?" Kaisar Tian Lei terkejut."Benar! Sekarang yang aku inginkan adalah kamu mengakui dia juga sebagai putramu! Jika tidak mau, maka.." Ratu Hiza Ming mengatakannya dengan ketus dan dengan segera di potongboleh Kaisar Tian Lei karena takut istrinya akan memberikan sesuatu yang merepotkan. Terlebih, dirinya juga tiba-tiba saja sudah tertarik dengan bayi itu saat melihatnya dan sudah cukup lama menginginkan putra atau anak lain selain putra semata wayangnya, Tian Zhao."Baiklah-baiklah.. Tidak perlu mengatakan apapun lagi. Aku setuju!" Kaisar Tian Lei berkata dengan nada pasrah."Terima kasih suamiku! Kamu memang suami yang sangat pengertian sekali!" ekspresi buruk dari Permaisuri Hiza Ming langsung berubah seketika itu juga saat mendapatkan persetujuan dari suaminya, seolah-olah apa yang sebelumnya dia perlihatkan kepada sang suami tidak pernah ada sama sekali. Sungguh wanita memang sulit di tebak!"Terima kasih ayah!" pangeran Tian Zhao berkata demikian karena dirinya juga sangat menyukai dan senang memiliki adik, terlebih itu adalah bergender laki-laki."Hoo..? Sepertinya kamu juga cukup bersemangat putraku?" Kaisar Tian Lei bertanya keheranan."Tentu saja ayah! Aku sudah cukup lama menginginkan seorang adik kecil laki-laki, namun ayah dan ibu tidak segera membuatkannya!" celoteh pangeran Tian Zhao asal.Plakk!"Aduh! mengapa kamu memukulku, ayah?" protes pangeran Tian Zhao kepada ayahnya yang tiba-tiba memukul kepala belakangnya."Cih! Ayah dan ibumu itu sudah berusaha semaksimal mungkin! Namun kami belumlah diberikan sebuah keberhasilan. Dalam pelajaran dasar, seharusnya kamu telah mengetahui bahwa semakin tinggi kultivasi seseorang maka semakin sulit pula memiliki keturunan!" ucap Kaisar Tian Lei menasehati anaknya."Sudah-sudah! Jangan ributkan suatu hal yang tidak berguna seperti ini!" Ratu Hiza Ming menengah-nengahi perdebatan ayah dan anak itu."Oiya Suamiku, aku memberikan nama kepada bayi ini Tian Lin. Bagaimana menurutmu?" lanjutnya bertanya."Tian Lin?" Kaisar Tian Lei mengulangi nama sang bayi sembari mengangkat satu alisnya."Benar! Tian Lin!" angguk Ratu Hiza Ming."Hmm.. Itu nama yang sangat bagus dan berwibawa. Sangat cocok dengan kebagusan wajah dan kewibawaan yang terpancar dari aura yang dikeluarkan tubuh bayi kita ini!" ujar Kaisar Tian Lei sembari tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.***Waktu teruslah berlalu. Tidak terasa sudah tiga tahun semenjak pangeran Tian Zhao dan Ratu Hiza Ming menemukan seorang bayi kecil di tengah hutan yang terjatuh dari atas langit dalam kondisi keluar dari dalam telur emas kebiruan bermotif Yin dan Yang.Tian Lin saat ini sedang duduk bersama dengan sang ibu atau Ratu dari kekaisaran Tian, Hiza Ming. Tian Lin kecil benar-benar terlihat berbeda dari umumnya anak-anak yang ada di kekaisaran. Dia selalu memberikan kejutan kepada ayah dan ibunya serta bahkan kepada kakak laki-lakinya.Tian Lin kecil sudah dapat berjalan pada saat umurnya berkisar barulah 5 bulan saja. Sedangkan untuk berbicaranya, dia sudah menjadi pembicara yang fasih sejak umur 1,5 tahun. Sikap yang diperlihatkan oleh Tian Lin kecil juga seperti orang yang telah dewasa.Tian Lin kecil tidak pernah mengeluh sedikitpun kepada ibunya saat mendapatkan kesulitan atau apapun itu. Dia tidak pernah menangis layaknya anak kecil ketika dirinya terjatuh atau terluka karena sesuatu. Dia juga tidak mau bermain dengan anak-anak bangsawan lain. Dia lebih suka berada di perpustakaan untuk membaca buku-buku yang ada di sana.Awalnya hal seperti itu cukup membingungkan sekaligus kekhawatiran tersendiri bagi Kaisar Tian Lei dan juga permaisuri Hiza Ming. Namun lama kelamaan mereka pun mulai terbiasa dengan berbagai macam kejutan yang diberikan oleh Tian Lin kecil karena nyatanya memang tidak ada efek berbahaya apapun, terlebih mengenai mentalnya."Putraku, bagaimana bisa kamu membuat sebuah pedang dengan menggunakan kayu ini?" tanya permaisuri Hiza Ming kepada Tian Lin kecil sembari memegangi sebuah pedang kayu yang telah dibuat dengan rajin. Selain itu, pedang kayu yang ada di tangannya ini cukuplah tajam dan dapat menggores kulit sehingga menimbulkan luka jika tanpa sengaja terkena bilahnya."Ibu, itu karena aku sering mengobrol dengan kakak Zhao dan membaca beberapa buku di perpustakaan istana mengenai tata cara membuat kerajinan tangan. Lalu aku buatlah saja sebuah pedang kayu!" jawab Tian Lin kecil dengan ekspresi polosnya."Hufth.. Mengapa kamu memilih untuk membuat pedang? Mengapa tidak membuat yang lain saja?" tanya Ratu hizaming dengan penasaran sekaligus merasa sedikit khawatir dengan putranya itu."Ibu.. Kata kakak Zhao, sebagai seorang laki-laki, aku harus mulai membiasakan diri dengan sesuatu yang bernama pedang! Maka aku buat saja sebuah pedang dari kayu sebagai kerajinan tangan pertamaku!" jawab Tian Lin kecil dengan penuh kebanggaan."Oh..? Jadi kakakmu itu yang telah mengajarimu tentang pengetahuan-pengetahuan seperti itu?" tanya Ratu Hiza Ming dengan ekspresi wajah yang sedikit cemberut.'Ternyata ini ulah Zhao'er! Huh! Awas saja kau Zhao'er, telah mengajari adikmu sesuatu hal yang berbahaya saat umurnya masihlah terlalu kecil!' batinnya."Benar! Tapi aku juga sependapat dengannya ibu! Laki-laki itu haruslah kuat dan tidak boleh lemah! Karena tugas laki-laki nanti adalah melindungi wanitanya!" jawab Tian Lin kecil dengan wajah polos namun terdapat sorot mata penuh tekat yang dapat dilihat.Ratu Hiza Ming membuka mulutnya lebar-lebar saat mendengarkan penuturan dari putranya yang masih berumur 3 tahun itu. Dia sungguh sangat tidak menyangka bahwa anak kecil itu sudah dapat berbicara seolah-olah dia sudah dewasa.'Sial! Zhao'er benar-benar keterlauan sekali! Dia bahkan sudah mengajari adiknya hal-hal aneh! Cih! Awas saja nanti kalau ketemu, aku pasti akan memberikan hukuman berat!' batin Ratu Hiza Ming dengan marah namun mencoba semaksimal mungkin untuk tidak dapat ia perlihatkan menggunakan ekspresi wajah."Nak, kamu itu masih kecil! Tidak sepantasnya kamu mengatakan itu di saat umurmu barulah 3 tahun! Lebih baik kamu teruslah belajar dan membaca beberapa sejarah mengenai Alam Menengah ini agar pengetahuanmu semakin luas daripada membicarakan hal seperti itu!" Ratu Hiza Ming memberikan sebuah nasehat untuk putra paling tampannya."Baik ibu! Lin kecil ibu ini pasti tidak akan mengengecewakan ibu dan akan semakin giat belajar dan membaca!" ucap Tian Lin kecil dengan penuh keyakinan.Ratu Hiza Ming tersenyum lalu mengelus lembut ujung kepala dari putranya itu. Namun wajahnya menjadi penuh kekhawatiran saat secara tiba-tiba putranya terjatuh menjerit kesakitan."Aakh.. Ibu.. Kepalaku sakiit!" Tian Lin kecil sampai mengguling-gulingkan tubuhnya di atas tanah."Nak! Apa yang terjadi kepadamu?" tanya Ratu Hiza Ming sembari buru-buru berjongkok lalu memeriksa kondisi putranya dengan penuh kekhawatiran."Ibuu.. Sakit ibuu.." Tian Lin kecil terus saja berteriak sembari memegangi kepalanya yang terasa seperti akan pecah saja.Ratu Hiza Ming semakin khawatir dan panik saat putranya sama sekali tidak merespon pertanyaan darinya kecuali hanya berteriak kesakitan."Pelayan! Pelayan! Cepat panggilkan tabib!" teriaknya dengan menggunakan energi Qi sehingga membuat seantero istana kekaisaran heboh. Baru kali ini sosok Ratu yang sangat terkenal dengan ketenangannya berteriak lantang dan penuh dengan kekhawatiran.Kaisar Tian Lei yang sedang berada di aula istananya bersama dengan para jenderal dan petinggi kekaisaran dibuat sangat terkejut oleh teriakan istrinya. Dia segera menghentikan pertemuan dan melesat ke arah sumber suara.Zheep!Zheep!Zheep!Puluhan sosok termasuk Kaisar Tian Lei dan pangeran Tian Zhao muncul di dekat ratu Hiza Ming dan juga Tian Lin kecil. Mereka semua memperlihatkan ekspresi wajah kekhawatiran saat melihat pangeran kedua mereka berguling-guling di tanah sembari teru
"Yaahh.. Begitulah.. Jika aku bertemu dengan Makhluk Kekosongan itu lagi, aku pasti akan berterima kasih kepadanya dan sedikit peregangan otot dengannya," ujarnya dengan tersenyum lebar dan penuh arti."Hahaha.. Dia merupakan entitas yang terkuat saat ini di alam semesta ini! Bahkan diatas Kaisar Dewa sekarang! Kau harus menjadi lebih kuat dan tidak terkalahkan terlebih dahulu sebelum menantangnya!" ujar Naga Bayangan dengan tertawa keras."Tidak masalah! Aku hanya memerlukan satu hal saja untuk menjadi kuat!" ujar Tian Lin kecil."Apa itu?" tanya Naga Bayangan dengan raut wajah serius dan penasaran."Waktu! Hahaha.." jawab Tian Lin lalu diikuti ledakan tawa yang terkekeh-kekeh."Cih! Sialan kau bocah!" ujar naga Bayangan yang merasa dirinya sangat bodoh di hadapan bocah kecil berumur 3 tahun itu.Gelak tawa Tian Lin kecil pun mereda dan suasananya langsung berubah menjadi sangat hening. Tidak ada satu kata pun yang terucap antara dirinya dan juga Sang Naga Bayangan, sehingga membuat
Dunia Jiwa.Swooosshhh...Sosok kecil mungil dengan wajah yang sangat tampan muncul dari dalam celah spasial berwarna putih keemasan yang keberadaannya tepat di depan sebuah istana megah dengan hiasan pohon-pohon dari buah abadi di sampingnya.Ya, istana itu tentu saja adalah Istana Ling dan sosok kecil mungil berpraupan tampan dan sempurna adalah Tian Lin kecil."Hoo.. Sudah cukup lama aku tidak melihat tempat ini." ucapnya dengan mengembangkan senyum simpul.Namun tidak lama kemudian senyuman dari sosok mungil berumur 3 tahun dan itu tiba-tiba merosot dan berbalik arah 180 derajat. Dalam pikirannya saat ini terbayang-bayang akan kenangan yang ada dan pernah terlewati di istana megah di hadapannya. Kenangan akan kebersamaan bersama saudara dan saudarinya, kenangan akan suka dan cinta serta canda juga tawa terlintas sepenuhnya di dalam ingatan bocah kecil itu.Tampak dari ujung pelupuk matanya terlihat sebuah butiran air jernih yang menandakan bahwa ia sangat merindukan mereka semua.
Istana Kekaisaran Tian.Seisi Istana Kekaisaran Tian berubah menjadi duka karena sosok kecil mungil yang selalu membuat mereka terkejut dan membanggakan kini tergeletak lemah dan tidak sadarkan diri di kamarnya.Khusus Ratu Hiza Ming, bahkan kesehatannya semakin hari semakin menurun. Badannya yang segar dan raut wajah yang penuh seri saat ini telah menjadi sangat kurus dan lesu. Senyumannya yang indah tidak pernah lagi terlihat semenjak putra kesayangannya pingsan hampir 17 tahun yang lalu.Hal itu semakin membuat seisi istana kekaisaran Tian bertambah duka. Sedangkan untuk Kaisar Tian Lei sendiri, dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya meminta istrinya untuk beristirahat ataupun sekedar makan. Namun hal itu selalu ditolak dan ditolak serta hanya beberapa kali saja sang ratu mau melakukannya. Itu pun karena sang ratu berfikir bahwa jika dia terlalu terlarut dan sama sekali tidak makan, maka dia akan tumbang terlebih dahulu sebelum anaknya terbangun dari pingsannya. Hal itu tentu
***Ratu Hiza Ming yang saat ini sedang mengelus-elus wajah dari Tian Lin dan Kaisar Tian Lei yang sedang membujuk istrinya agar beristirahat ataupun makan tiba-tiba saja dikejutkan oleh sebuah sinar keemasan yang terpancar dari tubuh putra mereka.Spontan sang ratu segera mundur dan hampir saja terjatuh jika saja tidak ditangkap tubuhnya oleh sang suami. Keduanya menatap dengan keheranan sekaligus kekhawatiran tubuh putranya yang bersinar menyilaukan itu.Sinar itu semakin lama semakin terang saja sehingga membuat keduanya harus menutup mata. Saat merasa bahwa sinar itu telah sepenuhnya mereda, Ratu Hiza Ming dan Kaisar Tian Lei segera membuka pelupuk mata mereka.Saat keduanya telah sempurna membuka kedua mata, tubuh mereka berdua menegang seketika, tidak lama kemudian tubuh mereka bergetar dengan hebat khususnya untuk Sang Ratu Hiza Ming.Air matanya yang sebelumnya tertahan seketika itu juga langsung tumpah saat melihat sosok pemuda yang sangat tampan yang tidak lain adalah putrany
Para prajurit dan komandan kekaisaran Mu dengan semangat menggelora terus melancarkan serangan untuk menghancurkan pertahanan yang dimiliki oleh kekaisaran Tian. Segala cara dan jenis serangan telah mereka gunakan, namun pertahanan yang dimiliki oleh kekaisaran Tian bukanlah kaleng-kaleng.Boommm... Boommm...Ledakan pembeli ledakan terus terjadi. semakin lama waktu berlalu maka semakin banyak pula korban yang berjatuhan dari kedua belah pihak. Terlebih setelah jenderal kekaisaran Mu mengobarkan semangat kepada pasukannya, pasukannya itu terlihat lebih beringas dan seperti tidak kenal lelah.Dari arah kejauhan, jenderal Lingxi yang merupakan jenderal kekaisaran Mu melihat pertempuran yang semakin intens itu tersenyum dengan kejam.'Setelah kekaisaran Tian berhasil kami gempur dan kuasai, maka giliran kalianlah tiga kekaisaran lain yang akan kami tundukkan! Dan sepertinya apa yang dirumorkan dengan leluhur kekaisaran Tian yang memiliki kultivasi Ranah Setengah Dewa hanyalah bualan omon
"Baiklah.. Sampaikan kepada jenderal Guan untuk terus bertahan sementara waktu. Aku harus mendiskusikan ini terlebih dahulu kepada seluruh petinggi istana dan juga leluhur kekaisaran!" ujar Sang Kaisar memberikan titah."Baik, Yang Mulia!" jawab Komandan Hui sembari menangkupkan kedua tangannya lalu melesat pergi meninggalkan Kaisar kekaisaran Tian beserta dengan keluarganya.Zheep!Setelah kepergian komandan Hui, sorot mata dari Kaisar Tian Lei yang sebelumnya terlihat sangatlah dingin dan mengerikan tiba-tiba menjadi sedikit lunak karena dirinya saat ini dipandangi oleh orang-orang yang paling dia sayangi yang tidak lain adalah keluarga kecilnya sendiri."Baiklah.. Ayah harus menyelesaikan beberapa hal mengenai peperangan yang mungkin akan segera terjadi melawan kekaisaran Mu," ujar Kaisar Tian Lei ingin undur diri dari tempat tersebut.Namun sebelum istri ataupun pangeran mahkota Tian Zhao mengatakan sesuatu, Tian Lin sudah mendahului mereka."Ayah pasti akan melakukan pertemuan de
Aula Istana Kekaisaran Tian.Semua orang yang ada di dalam aula istana kekaisaran Tian termasuk sosok pria sepuh dengan seluruh rambut dan jenggotnya yang telah memutih sepenuhnya mengalihkan pandangan mereka ke satu arah yang tidak lain adalah tempat di mana pintu gerbang berada. Hal itu karena mereka semua mendengar teriakan seorang Komandan pasukan yang berjaga di depan pintu gerbang akan kedatangan dua pangeran kekaisaran.Tampak dari arah pintu gerbang yang terbuka itu dua sosok pemuda yang tampan dan satunya lagi memakai topeng separuh wajah yang membuat beberapa orang yang mengenalinya termasuk Kaisar dan Permaisuri mengerutkan kening.'Apa yang diinginkan oleh Lin'er?' batin keduanya karena merasa aneh dengan sikap putra kedua mereka yang memakai topeng dalam pertemuan ini.Jika semua orang terpaku dengan keanehan sikap pangeran kedua yang memakai topeng separuh wajah, lain halnya dengan sosok pria sepuh yang duduk di kursi utama. Mata tuanya sedikit menyipit karena dia dapat