BERITA tentang rencana pernikahan Heru dengan Laksmi ternyata disampaikan oleh pak Kusuma kepada Rudi.
“Jadi, kamu memutuskan untuk nikah dengan Laksmi,” kata Rudi ketika mereka bertemu di sebuah kafe.
Heru tidak segera menjawabnya, dia ingin tahu dulu bagaimana sikap Rudi. Hal ini terkait dengan banyak hal, termasuk ‘misi’nya menjadi direktur di perusahaan Rudi, serta --dugaan Heru-- hubungannya dengan Bunga yang menjadi sahabat Astrid!
Tetapi karena Rudi sendiri memilih diam tidak berkomentar lagi, Heru akhirnya bertanya, “apakah kamu keberatan?”
Rudi menatap Heru dan tersenyum. Entah kenapa, senyum Rudi kali ini terasa misterius bagi Heru.
“Memangnya kenapa aku keberatan, brother!” kata Rudi.
Tetapi Heru yakin, kata-kata Rudi itu hanyalah lip service belaka. Ada hal lain yang seharusnya dia katakan, sehingga dia meminta Heru untuk bertemu.
“Katakan, Rud! Apa menurutmu?” desak Heru.
Rudi menyeruput kopinya, b
SEBENARNYA, Heru dan Laksmi tidak ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran. Bahkan mereka ingin menikah di luar negeri saja, tanpa pesta. Tetapi pak Kusuma mempunyai keluarga besar yang ningrat dari Yogyakarta, tidak mungkin anak tunggalnya menikah begitu saja tanpa perayaan yang melibatkan keluarga besar. Sementara dari keluarga Heru yang di Malang, tidak terlalu mempersoalkan pesta pernikahan. Heru sudah merantau sejak tamat SMA ke Jakarta, dan jarang pulang. Heru sudah seperti ‘anak hilang’. Dalam rangka pernikahan ini, orang tua Heru hanya sekali datang ke Jakarta untuk melakukan prosesi lamaran. Sesuai janjinya, pak Kusuma mengatur semua pesta pernikahan di sebuah hotel mewah di Jakarta, termasuk seluruh biayanya. Bagi pak Kusuma, pesta pernikahan putri tunggalnya ini adalah show atas keberhasilannya di ibukota. Seluruh keluarga besarnya tidak boleh memandang rendah kepadanya! Laksmi menjadi repot sekali dengan urusan w
HERU bukan tidak tahu Bunga sangat merindukannya, begitu pun dia, sangat merindukan Bunga. Gadis centil itu telah merampas hatinya, membuatnya selalu terkenang, membuatnya menatap matahari yang bersinar di antara bunga-bunga di taman indah. Tetapi jika dia terus berhubungan dengan Bunga sementara dia akan menikah dengan Laksmi, pasti akan lebih menyakitkan lagi. Dia telah membuat keputusan, orang tuanya pun sudah datang melamar Laksmi secara resmi, pernikahan sudah disiapkan. Tidak ada jalan mundur lagi. ‘Cinta… Apakah itu cinta…Bertanya… tanpa sengaja…’ Kembali alunan lagu itu mengiang di telinganya. Apakah benar dia telah jatuh cinta kepada Bunga? Apakah Bunga yang menjadi cintanya? Ah, sulitnya meramalkan jodoh, siapa yang dicinta dan siapa yang dinikahi… ‘Tetapi, berikanlah Bunga sedikit kesempatan untuk bertemu,’ teriak hati Heru sendiri. ‘Jangan biarkan dia, kasihan, jangan didiamkan. Apa salahnya? Kamu harus bertan
LAKSMI menatap Heru yang baru datang. Matanya sudah sembab karena menangis. “Sorry, sayang… tadi aku segera ke sini, cuma jalanan benar-benar padat,” bujuk Heru sambil meraih dan memeluk Laksmi. “Gimana, mas… papi ditangkap polisi…” Laksmi kembali menangis di pelukan Heru. “Kamu tenang dulu, ya, nanti kita mengurusnya. Ini mungkin hanya kesalahan saja…” Heru lalu menelepon Rudi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada orang yang mampu mengatasinya selain sahabatnya itu. “Rud, pak Kusuma ditangkap polisi,” lapor Heru. “Iya, aku tahu,” jawab Rudi di ujung sana. “Kenapa, Rud?” “Tindak pidana, Her. Sebaiknya kita ketemu untuk membicarakan ini, kurang baik kalau bicara di telepon.” “Oke, aku akan ke tempatmu.” … Heru tampak tegang sekali ketika menemui Rudi. “Kamu harus menolongnya, Rud,” pinta Heru. Tetapi Rudi langsung menepisnya. “Sorry, kali ini tidak bisa, Her. Pak Kusuma telah mengg
Demikianlah kisah KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati), harus diakhiri sampai di sini. Cinta Heru yang terombang-ambing di antara sekian wanita mendapatkan muara pada seseorang melalui perjodohan. Namun cinta yang tumbuh bisa jadi adalah cinta yang sejati, bukan karena harta dan tahta. Mungkin pembaca menyadari bahwa salah satu bab, yaitu bab 37, tidak ada di buku ini. Bab itu terpaksa dicopot agar pembaca merangkai sendiri adegan demi adegan yang ada dalam bab itu. Bisa, kan? Hehe… Tentu masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bagaimana nasib pak Kusuma? Bagaimana nasib Bunga? Bagaimana nasib Rara? Dan bagaimana kehidupan Heru dan Laksmi selanjutnya? Mudah-mudahan kisah KALIMAYA 2 (Cinta Yang Hilang) bisa segera hadir, karena akan disela oleh kisah yang lainnya, seperti BELLANOVA. Ditunggu saja, sampai jumpa…
Cinta itu datang dari mata lalu turun ke hati. Peribahasa lama itu tampaknya abadi, berlaku di segala zaman dan semua tempat, termasuk di sebuah kompleks apartemen bernama KALIMAYA. Heru adalah seorang yang sangat beruntung, mempunyai teman anak seorang konglomerat yang berlimpah harta dan kekuasaan, dan dalam dirinya ada kharisma yang sangat mempengaruhi semua orang sehingga suka kepadanya, termasuk semua cewek cantik yang dikenalnya! Cinta Heru terombang-ambing, atau… mungkin juga bukan cinta, tetapi hasrat birahi yang amat menggelora. Usia muda dan kebebasan membuatnya terbang dari satu asmara ke asmara yang lain, hingga akhirnya dia harus membuat keputusan. Keputusan karena keputusan orang lain! PERHATIAN! Kisah dalam buku ini penuh romansa, ada juga kekerasan, bahkan horor. Oleh karena itu, buku ini hanya pantas dibaca oleh mereka yang sudah berumur 18+ dan bisa mengendalikan khayalan! Buku ini adalah buku FIKSI, jadi nama, tempat, dan ke
KISAH ini bermula di sebuah apartemen di daerah Jakarta Selatan. Waktu itu Heru, seorang pemuda berusia sekitar 25-an, sedang duduk santai di pinggir kolam renang yang ada di kompleks apartemen, menonton orang-orang yang sedang mandi.Heru sedang galau, bosan di kamarnya, bahkan bosan dengan gadgetnya. Dia tidak punya acara keluar, dan juga tidak punya pacar!‘Mending gue nonton orang mandi,’ pikirnya. ‘Pemandangannya lebih nyata, dan tidak kurang seksi dan menggairahkan,’ katanya dalam hati.Diteropongnya orang-orang yang sedang mandi atau berenang, memindai siapa yang pantas menjadi tontonannya. Ada ibu-ibu, gadis-gadis, bapak-bapak, dan anak-anak. Tentu Heru lebih senang memperhatikan cewek-cewek yang masih muda, karena badan mereka lebih indah dan seksi.Di antara mereka ada sekumpulan cewek yang selalu bersama, bergerombol, bercanda dan tertawa-tawa. Mungkin mereka sekumpulan teman, namun cantik dan seksi semua.Ketika
GADIS-gadis itu, berjumlah lima orang, adalah teman-teman sejak SMA. Setelah mereka berpisah untuk melanjutkan kuliah masing-masing, hari ini mereka mengadakan reuni kecil-kecilan. Yang tinggal di apartemen Kalimaya, tempat Heru tinggal, bernama Mila. Anaknya cukup manis, namun tidak secantik teman-temannya yang mirip artis. Tetapi, yang Heru rasakan, Mila mempunyai sex appeal yang tinggi. Memandanginya saja sudah membuat pucuk hidung Heru berdenyut, ingin memeluk dan menciumnya. Yang mirip BCL memang bernama Bunga Lestari, alias BL saja. “Kok nama dan mukanya mirip banget, sih?” tanya Rudi menggoda. “Gak tahu tuh, mami yang memberi nama,” jawab Bunga. Yang mirip Luna Maya bernama bernama Astrid. “Kok beda namanya?” tanya Rudi lagi, yang memang tidak bisa diam tidak berkomentar. “Kenapa harus sama?” Astrid balik bertanya. “Ya biar asyik gitu,” jawab Rudi sembarangan, sambil tertawa. “Enak saja, emang gue gak asy
SEJAK hari Selasa itu, hubungan Heru dan Mila semakin akrab. Mereka sering bertemu, karena masih dalam satu apartemen, hanya beda lantai saja. Kadang mereka bertemu di apartemen Mila, kalau orang tua Mila tidak ada. Kadang di apartemen Heru, yang walaupun kecil, hanya berbentuk studio saja, namun mereka lebih leluasa. Tetapi Mila kurang suka di apartemen Heru, katanya apartemen itu berhantu! “Ah, Mila. Ada-ada saja kamu,” protes Heru. “Bener, sumpah! Aku melihatnya.” “Melihat apa?” “Sosok perempuan, masih muda, namun wajahnya pucat sekali. Rambutnya hitam terurai, ya seperti di film-film hantulah.” “Masak sih?” “Ya aku tidak begitu jelas juga, sih. Namanya juga hantu,” seloroh Mila. “Tapi aku jadi takut kalau dia menatapku, kayaknya dia benci banget melihat aku. Apa dia istrimu?” “Hah, istri? Aku kan belum punya istri.” “Yah siapa tahu hantu itu naksir sama kamu, hahaha…” Namun kerinduan di antara mereka