Pernikahan yang dimulai dengan paksaan seorang Ibu tiri kepada anak tirinya. Demi mendapatkan kekayaan tanpa bekerja. Dijodohkan dengan lelaki yang memiliki perbedaan usia jauh, bukan lah hal mudah untuk seorang siswi SMA.
Lihat lebih banyakSetiap hari, Rajendra semakin menunjukkan rasa cintanya pada Alona. Ia selalu berusaha menjaga dan memenuhi kebutuhan Alona sebagai suaminya. Mulai dari bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, hingga menemani Alona berbelanja keperluan rumah tangga.Rajendra juga sudah tak pernah lagi pergi clubbing seperti dulu. Ia hanya keluar untuk urusan bisnisnya saja, kemudian segera kembali ke rumah dan menghabiskan waktu bersama Alona.Namun, meskipun Rajendra berusaha keras menunjukkan rasa cintanya, Alona belum juga merespon perasaan tersebut. Ia masih belum bisa menerima keberadaan Rajendra sepenuhnya dalam hidupnya. Wajah Alona yang selalu datar dan dingin membuat Rajendra merasa khawatir.Suatu malam, saat makan malam bersama, Rajendra mencoba membuka percakapan dengan Alona. "Alona, aku tahu mungkin aku belum sempurna sebagai suami, tapi aku berusaha untuk lebih baik. Apakah kau bisa melihat usahaku?" tanya Rajendra dengan lembut.Alona menatap matanya, lalu menundukkan pandangannya. "Aku
"Selamat ulang tahun ya, Om! Jendra doakan semakin tua semakin jaya!" ucap Jendra sambil tertawa lepas, menggenggam tangan Ayah Maria yang merupakan paman dari Jendra sendiri. Ayah Maria, dengan senyum lebar di wajahnya, merasa senang melihat kehadiran Jendra di pesta ulang tahunnya."Terima kasih, Jendra. Sudah mau datang ke ulang tahunku, padahal biasanya kamu nggak pernah mau datang. Kayaknya setelah menikah, beda ya vibe-nya," bisik Ayah Maria dengan senyum jenaka, menyindir Jendra yang kini sudah berumah tangga.Di samping Jendra, Alona berusaha menampilkan senyuman sumringah, meskipun hatinya masih bercampur aduk dengan sikap Jendra yang begitu berlaku manis padanya. Alona merasa tidak nyaman dengan cara Jendra bercanda dengan Ayah Maria, tetapi ia tidak ingin merusak suasana pesta ulang tahun yang sedang berlangsung.Mata Alona mencuri pandang ke arah Jendra, mencoba mencari tahu apa yang sedang dipikirkan suaminya itu. Jendra, seolah menyadari perasaan Alona, menggenggam tanga
Daniel menggeleng sinis, menyaksikan Rajendra yang dengan sigap menahan Alona yang hampir terjatuh. Wajah Daniel penuh dengan kebencian dan pengejekan."Tak sia-sia aku mengakui bahwa Alona adalah istriku, setidaknya ia terbebas dari manusia kasar seperti kamu," ucap Rajendra dengan tegas, melindungi Alona dari tatapan dan niat jahat Daniel.Mendengar ucapan Rajendra, Daniel tersentak, rasa sakit hati dan kehilangan tergambar jelas di wajahnya. Alona yang sedang menangis, kini digenggam erat tangannya oleh Rajendra. Dia membawa Alona menjauh dari pemandangan yang menyedihkan itu.Mereka kini berada di dalam mobil yang terparkir di parkiran kampus, berusaha mencari ketenangan setelah kejadian tersebut. Alona terus menangis, isakannya terdengar memilukan. Rajendra menunggu dengan sabar, berharap gadis itu segera tenang dan bisa berbicara kepadanya.Alona menundukkan kepalanya, menangis tersedu-sedu, dan mencoba menenangkan diri. Rajendra, dengan tangan yang lembut, mengusap kepala Alona
Alona melangkah gontai di koridor kampusnya, pikirannya penuh dengan ucapan Jendra yang membuat hatinya gelisah. "Aku mau kita sebagai pasangan suami istri yang seharusnya," gumamnya, menirukan ucapan Jendra dengan nada sinis. "Enteng sekali dia berbicara seperti itu, setelah merenggut keperawananku dan menghancurkan hubunganku dengan Daniel," gerutu Alona kesal.Sesampainya di fakultas Daniel, matanya menyapu tiap sudut ruangan dengan tajam mencari keberadaan Daniel. Namun, tidak ada tanda-tanda kehadiran pria yang pernah begitu dekat dengannya itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk bertanya kepada salah satu teman Daniel yang sedang berada di sana."Sudah dua hari dia tidak datang ke kampus," jawab temannya dengan serius. "Ada apa, Alona? Kamu terlihat sedih."Alona menghela napas panjang, mencoba menahan air mata yang hendak jatuh. "Tidak apa-apa," ucapnya seadanya, berusaha tersenyum. "Aku hanya ingin bicara sebentar dengan dia."Dalam hati, Alona merasa semakin hancur. Apakah Daniel
Sinar matahari pagi menembus celah jendela kamar, menciptakan kilauan emas yang jatuh tepat di wajah Alona. Perlahan, ia membuka matanya, merasa hangat sinar itu di kulitnya. Ia mencoba merentangkan badannya, ingin mengusir rasa kaku yang menyelimuti tubuhnya. Namun, tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang menghalangi gerakannya.Deg! Jantung Alona berdetak kencang. "Apa ini?" gumamnya pelan, kaget dengan hal yang ia temui. Rupanya, tubuh Rajendra yang sedang memeluknya erat, seolah tak ingin melepaskan. Rajendra tertidur begitu lelap, tidak menyadari bahwa wanita yang sedang ia peluk telah terbangun.Alona terdiam sejenak, mencoba mengingat kembali peristiwa semalam. Ingatannya kembali pada permasalahan yang terjadi, di mana Rajendra berhasil menghancurkan hubungannya dengan Daniel, lelaki yang selama ini telah mencintai dan dicintainya. Hatinya serasa diremas-remas, tak menyangka semua ini akan terjadi.Sementara itu, Rajendra yang masih terlelap dalam tidurnya, tak menyadari betapa bi
Rajendra berdiri di balik pintu kamarnya, merenung dalam-dalam tentang tangisan Alona yang begitu mengguncang hatinya. Ia merasa bersalah karena telah membocorkan rahasia pernikahan mereka yang selama ini mereka sepakati untuk dirahasiakan. Namun entah mengapa, Rajendra tidak bisa menerima kenyataan bahwa Alona dan Daniel menjadi begitu dekat. Hatinya terasa panas, cemburu memenuhi pikirannya.Sementara itu, Daniel mengendarai motornya di keheningan malam dengan hujan yang cukup deras mengguyur tubuhnya. Ia merasa hampa, tidak tahu kemana harus pergi. Hatinya hancur, bahkan terasa remuk. Ia tidak menyangka jika Alona tega menipunya dan membohonginya. Ia tidak menyangka jika wanita yang selama ini ia cintai ternyata telah menjadi istri orang lain.Di kejauhan, Daniel menghentikan laju motornya di bawah pohon yang rindang. Hujan yang semakin deras seakan mencuci rasa sakit yang ia rasakan. Dalam diam, ia berusaha mencerna kenyataan pahit yang baru saja ia temui. Pikirannya melayang pada
"Kekasihmu itu istriku!" Ucap Rajendra tanpa ragu, mengejutkan semua yang ada di ruangan itu. Daniel, yang sedang menggenggam erat lengan Alona, perlahan melepaskan genggamannya pada wanita itu. Alona menunduk, air matanya sudah menggenang, tak mampu menatap wajah Daniel atau Rajendra.Di sekitar mereka, Tomy masih terpaku dengan mulut menganga, sementara Sarah menutup mulutnya tak percaya, menahan rasa ngeri dan terkejut. Udara di kamar hotel tersebut seketika menjadi tegang dan dingin, seolah hidangan BBQ yang sedang mereka nikmati tadi telah lenyap bersama kehampaan."Ayo pulang!" kata Rajendra dengan tegas, sambil menarik lengan Alona untuk segera meninggalkan kamar hotel tersebut. Mereka pergi begitu saja, tak peduli dengan pandangan terkejut dan pertanyaan yang mungkin menghantui pikiran teman-teman mereka yang ditinggalkan.Sementara itu, Daniel terduduk lemas di atas sofa, tak mampu menahan beban perasaan yang memilukan. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, bahw
Hari ini angka di kalender berwarna merah, artinya semua jadwal di kampus free untuk Rajendra yang baru saja membuka matanya. Kerongkongannya terasa kering dan sedikit serak saat ia coba mendehem. Tidur seharian membuatnya merasa sangat kehausan.Jendra masuk ke dapur untuk mengambil segelas air, langkahnya gontai menuruni anak tangga, tak disangka ia bertemu dengan Alona yang tengah mencuci piring. Kedua mata mereka bertemu, suasana tiba-tiba menjadi canggung. Jendra yang masih bermuka bantal seketika sadar. Biasanya mereka tak pernah peduli satu sama lain, tapi sejak kejadian ciuman pagi itu, mereka tak bisa lagi bersikap biasa.Jendra menatap Alona dengan gugup, begitu juga dengan Alona. Ia mencoba berbicara tapi tak ada kata yang keluar dari mulutnya. Alona yang juga merasa gugup, mengalihkan pandangannya ke piring yang sedang dicuci. Dalam hati, Alona merasa jantungnya berdegup kencang dan pipinya memerah. “Aduh kenapa jadi begini” gumam Alona.Dapur yang biasanya menjadi tempat
Alona terbangun dari tidurnya dengan perasaan sedikit cemas, sudah dua hari Rajendra, suaminya, tidak pulang ke rumah. Namun, sebagai istri, Alona tidak banyak bertanya dan mencoba untuk tetap percaya bahwa suaminya pasti baik-baik saja. Hal seperti ini sebenarnya sudah biasa baginya, Rajendra kerap menghabiskan waktu di luar rumah, entah itu di kantor atau bersama wanita-wanita simpanannya.Pagi itu, Alona terlambat bangun dan tergesa-gesa menuju kampus karena takut kesiangan. Ia memilih mengenakan rok mini dan atasan putih yang membuat penampilannya terlihat simple. Dengan langkah cepat, ia berlari menuju kelasnya.Begitu sampai di depan pintu kelas, Alona terbelalak, terkejut melihat dosen pengisi hari itu adalah Rajendra, suaminya sendiri. Wajahnya memerah, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sementara Rajendra sedikit tersenyum sinis saat melihat istrinya tiba.Alona berusaha untuk tenang, duduk di kursi paling belakang dan mencoba menyembunyikan perasaan gugupnya. Selama ku
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.