Share

Bab 562

Penulis: Jus Pir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 19:33:27
Zola terdiam sejenak, wajahnya menunjukkan sedikit kaku. Dia berkata, "Baik, aku mengerti."

Boris memandangnya sejenak, lalu mengangkat dagunya sedikit dengan jarinya. Lelaki itu menundukkan untuk mencium bibirnya. Baru setelah itu dia merasa puas dan berbalik untuk keluar dari rumah.

Namun, Zola hanya terdiam saja. Ucapan Boris tadi membuatnya merasa sedikit gugup. Apakah lelaki itu tengah memberikan isyarat tentang sesuatu?

Namun, kemudian dia merasa itu tidak mungkin. Jika dia tahu sedikit saja, dia pasti akan menyelidikinya, dan tidak hanya memberi isyarat secara samar. Pemikiran tersebut membuat Zola merasa lega.

Pagi itu, setelah tiba di kantor, Zola mulai sibuk bekerja. Dia memeriksa hasil sketsa kreatif dari Caca dan dua temannya. Ada dua ide desain yang cukup bagus dan bisa digunakan, jadi dia memberikan arahan pada mereka agar mengikuti pemikirannya.

Setelah itu, dia mengajari mereka cara memanfaatkan inspirasi yang berguna dan membuang hal-hal yang tidak relevan. Kesibukan i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 563

    Zola mengangguk lalu berdiri dan meninggalkan kamar rumah sakit. Namun, tidak lama setelah dia pergi, Boris tiba. Keduanya sama sekali tidak berpapasan, terlewat begitu saja.Melihat Boris, neneknya tersenyum dan berkata, "Apakah kamu sengaja datang saat Zola baru saja pergi?""Dia sudah pergi?"Boris kebetulan sedang bertemu klien kerja sama di dekat situ. Dia tahu Zola berada di rumah sakit, jadi dia sengaja mampir. Mendengar dari Nenek bahwa Zola baru saja pergi, dia segera menghubungi ponsel perempuan itu. Tersambung tetapi tidak diangkat. Matanya menyipit, menunjukkan ekspresi yang samar.“Dia mungkin sedang mengemudi,” kata Nenek. “Di sini nggak ada masalah. Kamu mau mencarinya ke kantornya?”Boris tersenyum lembut dan berkata, “Nggak perlu, aku mau mengobrol dengan Nenek.”“Benaran nggak perlu?” Nenek juga ikut tersenyum.Dia mengangguk menegaskan, “Benar nggak perlu. Bagaimana kondisi Nenek beberapa hari ini?”Boris berbicara dengan Nenek tanpa menunjukkan perasaan yang tidak s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 564

    Mahendra tersenyum tipis dan berkata, “Zola, kamu sudah mengikuti sampai di sini, bagaimana mungkin kamu nggak mengerti maksud perkataanku?” Ucapannya penuh dengan makna tersembunyi, dan bagaimana mungkin Zola tidak memahaminya?Dia mengatupkan bibir tipisnya dan menatap mata Mahendra sambil bertanya, “Jadi, ada yang ingin kamu katakan padaku?”Lelaki itu tidak segera menjawab, dia hanya menatap Zola dan berkata, “Aku sudah menyiapkan semua ini, mau duduk dan makan sesuatu bersamaku?”Zola tidak menjawab.Mahendra kembali berkata, “Zola, kita sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Apa pun yang ingin kamu tahu, selama kamu bertanya, aku pasti akan memberitahumu. Jadi, kita duduk dan bicara, oke?”Pada akhirnya dia menyetujui permintaan lelaki itu. Keduanya berjalan dan duduk di sebuah meja. Di atas meja terdapat kue ulang tahun yang kecil dan indah, serta buah-buahan dan beberapa hidangan favorit Zola.Mahendra berkata, “Semuanya aku yang buat sendiri, coba cicipi?”“Mahendra, kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 565

    "Aku tahu, aku mengerti semuanya, tapi aku nggak menyesal. Zola, benaran, aku sama sekali nggak menyesal. Jadi jangan sedih untukku, oke?”Sikap Mahendra tetap sama. Sepanjang percakapan, dia selalu terlihat tenang, terutama saat dia mengakui segalanya kepada Zola. Dia tidak menunjukkan penyesalan atau rasa bersalah, sebaliknya, dia justru tampak merasa lega. Zola bisa melihat itu dan menyadari bahwa dia sudah lama menyadari bahwa dia mencurigainya dan mengikutinya, sehingga menciptakan momen seperti ini.Zola tidak menjawab pertanyaan lelaki itu, melainkan bertanya, "Sejak kapan kamu tahu kalau aku mulai mencurigaimu?""Beberapa hari yang lalu, mungkin sejak kamu mulai mencoba mengujiku," jawabnya dengan jujur.Zola mengerutkan kening tidak percaya dan berkata, "Kalau begitu, kenapa kamu sengaja membawaku ke lokasi proyek untuk melihatmu bertemu dengan Faiz meski kamu sudah tahu aku mencurigaimu?""Zola, aku sudah bilang, selama kamu ingin tahu sesuatu, aku nggak akan menyembunyikanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 566

    Orang yang dimaksud sangat jelas, keduanya tahu siapa yang dimaksudkan. Zola tidak langsung menjawab, melainkan balik bertanya, "Apakah kamu peduli kalau aku memberitahunya?"Mahendra tertegun sejenak.Kemudian dia tersenyum dan berkata, “Aku sudah memberitahumu semuanya, jadi aku nggak peduli. Aku bersedia menanggung risikonya.”“Benar, kamu nggak peduli dan kamu bersedia menanggung semua konsekuensinya,” ujar Zola mengulang kembali ucapan Mahendra dengan suara pelan.Dia tersenyum dingin dan berkata, "Mahendra, apa yang kamu lakukan ini sebenarnya bukan demi kebaikanku, juga bukan untuk membelaku. Kamu hanya bertindak berdasarkan pemikiran dan keinginan pribadimu. Kamu nggak pernah bertanya padaku apakah aku mau atau nggak.”“Kita sudah berteman selama bertahun-tahun, dan kamu menggunakan alasan membelaku untuk melakukan hal-hal yang membuatku berada dalam posisi sulit. Coba katakan, bagaimana seharusnya aku memilih?”Zola merasa sangat kecewa. Dia merasa sangat tidak berdaya.Dia ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 567

    Zola tertawa dingin, merasa sangat tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu. Tapi selain alasan-alasan yang dia bilang, aku nggak bisa memikirkan alasan lain mengapa dia melakukan ini.”“Zola, jangan menyalahkan dirimu sendiri dan jangan berpikir yang aneh-aneh. Ini bukan salahmu. Bahkan kalau itu dilakukan demi kamu, bukan kamu juga yang memaksanya melakukan itu. Apalagi menyuruhnya. Semua ini adalah tindakan Mahendra sendiri dan nggak ada hubungannya denganmu.”Jeni mengatakannya dengan wajah cemas. Dia mencoba menenangkan Zola agar perempuan itu tidak merasa bersalah.Namun, Zola tidak mendengarkan. Dia tertawa pahit dan berkata dengan datar, “Kalau semua ini benar karena aku, maka aku adalah penyebabnya. Aku nggak ada bedanya dengan penjahat yang bisa mencelakakan orang lain meski nggak melakukan apa pun.”“Zola!” seru Jeni dengan suara tegas. “Aku nggak mengizinkanmu untuk mengatakan itu. Sudah kubilang, ini bukan salahmu, ini nggak ada hubungannya denganmu. Ini semua masalah Mahendra

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 568

    Jian Chu tiba-tiba kaku, dan tanpa sadar dia terdiam sejenak. Perempuan itu menatap Boris dan bertanya, “Kamu juga pergi ke rumah sakit? Kenapa aku nggak melihatmu?" “Bukankah seharusnya aku yang tanya sama kamu?”Tatapan matanya dalam, kedua tangannya masih memeluknya tetapi kata-katanya terasa dingin dan tanpa emosi. Hal itu membuat Zola merasa aneh dan sulit untuk dia jelaskan.  Mereka saling berpandangan dan hati Zola merasa seperti ada sesuatu yang menggenggamnya, perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Dia menggigit bibirnya sedikit, lalu menjawab sambil mengalihkan pandangannya ke tempat lain, "Aku tadi di rumah sakit sebentar, lalu Jeni menelepon dan menyuruhku menemaninya keluar, jadi aku nggak tahu kamu pergi ke rumah sakit. Mungkin kamu baru saja datang setelah aku pergi?" “Ya.”Suara Boris terdengar datar, emosinya tidak jelas dan wajahnya tetap tenang. Zola bertanya, "Kamu menjenguk Nenek?" “Iya, aku menemaninya mengobrol sebentar. Kamu dan Jeni ke mana? Kenapa telepon

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 569

    Boris menatap Zola yang bibirnya terlihat merah dan sedikit membengkak. Matanya menyipit dan tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Tubuhnya merespons terlalu kuat meski akhirnya dia berhasil menahan diri.Zola berkata dengan datar, “Aku sudah bilang, aku pergi dengan Jeni. Apa aku harus melaporkan ke mana pun aku pergi? Aku nggak melamun, hanya nggak ingin mengganggu teleponmu. Bukankah Jesse sedang membicarakan Tyara? Dia sangat ingin bertemu denganmu, kenapa kamu nggak mau?"Nada frustasi Zola tampak jelas, dia mencoba mengalihkan pembicaraan agar Boris tidak terlalu memerhatikannya. Namun, kata-katanya membuat ekspresi pria itu menjadi gelap dan dingin. Dengan suara rendah, dia bertanya, "Kamu ingin aku menyetujuinya?""Aku nggak bermaksud begitu. Aku hanya ingin tahu kenapa kamu nggak mau?""Kamu nggak tahu kenapa?"Dia bertanya dengan datar. Zola menggeleng bingung dan menjawab, "Tentu saja aku nggak tahu.""Cih! Tentu saja. Kamu jelas nggak peduli, jadi tentu saja kamu nggak ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Jeratan Mantan Suami   Bab 570

    Boris selalu melindungi Zola secara diam-diam tanpa ikut campur atas tanpa mencampuri tindakannya, mengernyit, "Dia nggak pergi ke kantor sepanjang hari kemarin?""Benar," jawab Jesse sambil mengangguk.Zola tidak memberitahunya sama sekali, bahkan tidak menyebutkan bahwa dia tidak akan pergi ke kantor. Matanya menyipit, menunjukkan pemikiran yang dalam dan sedikit gelap. "Cari tahu apa yang dia lakukan sehari sebelumnya."Menurut pengawal, Zola tidak meninggalkan apartemen sepanjang hari, hanya tinggal di rumah. Ini mengejutkan Boris karena, berdasarkan pemahamannya tentang perempuan itu, dia pasti tidak akan berdiam diri di rumah tanpa alasan.Ekspresi di matanya menjadi semakin dingin, senyum tipis dan sinis muncul di bibirnya. "Cari tahu apa yang dia lakukan sehari sebelumnya."Jika semuanya baik-baik saja, dia tidak akan menyelidiki terlalu dalam. Namun, sikap perempuan itu terlalu aneh. Pasti ada sesuatu yang terjadi, kalau tidak, dia tidak akan absen dari kantor atau tetap di ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 634

    “Nggak akan,” jawab Mahendra. Kemudian, dia mengganti topik pembicaraan. “Kamu sudah ke kantor polisi.”“Sudah. Awalnya mereka menyalahkan aku karena lambat sekali baru pergi melapor. Tapi aku sudah ngomong sesuai yang kamu suruh. Mereka pun nggak menyulitkan aku lagi. Sebaliknya, mereka malah hibur aku dan bilang akan berusaha keras untuk cari kamu.”Audy menceritakan semua kepada Mahendra tentang apa yang terjadi ketika dia pergi ke kantor polisi. Setelah mendengar cerita Audy, Mahendra tidak banyak berkata. Dia hanya berkata, “Terima kasih.”Namun, kedua kata tersebut membuat orang merasa asing. Jadi Audy langsung menangis dan bertanya, “Apa maksudmu, Kak? Sekarang kamu anggap aku orang luar?”Mahendra mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Audy sambil menatapnya dengan lembut, “Aku nggak anggap kamu sebagai orang luar. Aku hanya takut buat kamu terlibat.”Audy menangis kian menjadi. Hatinya penuh dengan perasaan haru. Terutama saat dihadapkan dengan sikap lembut Mahendra. Dia su

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 633

    “Oke, kamu perhatian sekali. Kemarin Dokter Guntur juga datang dan beritahu Nenek.”Sang nenek tersenyum, matanya dipenuhi kelegaan. Tentu saja dia tahu semua ini karena Zola. Dia berpikir sejenak, lalu berkata kepada Boris, “Setiap operasi ada risiko. Aku nggak tahu apakah aku bisa bertahan di ruang operasi. Boris, kalau terjadi sesuatu pada Nenek, kamu harus beritahu Zola, jangan sedih, juga jangan merasa bersalah. Dia sudah penuhi baktinya.”“Nenek, Zola nggak mau dengar Nenek ngomong seperti itu. Jadi Nenek jangan ngomong seperti itu lagi, oke?”Boris langsung memotong dengan sikap serius. Nenek Zola hanya tersenyum, tapi matanya sedikit berkaca-kaca. Bagaimanapun juga, dia sudah tua. Tetap saja ada rasa tidak aman. Namun demi bisa hidup beberapa tahun lagi, dia akan berusaha bertahan dan bertaruh.Boris menemani nenek Zola makan malam. Sebelum pergi, dia berjanji pada sang nenek kalau Zola akan datang ke rumah sakit. Nenek Zola menganggukkan kepala. Setelah keluar dari bangsal, Bo

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 632

    Wanto menundukkan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata dengan suara pelan, “Saya tahu masalah ini sudah mengakibatkan banyak kerugian bagi Morrison Group. Saya juga mengerti nggak ada yang perlu dikasihani dari dia. Saya hanya kasihan orang tua dan anak istrinya. Selama ini dia kerja di bawah bimbingan saya. Sejujurnya, saya juga bertanggung jawab karena dia berubah menjadi seperti ini.”Meskipun Wanto tahu dia tidak seharusnya memohon keringanan untuk Ales, Wanto tidak bisa duduk diam saja. Selama bicara dengan Boris, Wanto sudah bersikap sangat merendah. Dia terus menundukkan kepala dan bicara dengan tulus. Sama sekali tidak ada sikap melawan.Namun, Boris tidak akan melepaskan siapa pun yang mencelakai Morrison Group. Jadi pada akhirnya, dia tetap menolak. Wanto yang sudah pupus harapannya tidak berkata apa-apa lagi. Sejak awal dia memang mencoba, tidak berekspektasi tinggi.Akan tetapi, tepat ketika Wando berdiri dan hendak pamit pergi,

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 631

    “Apa maksudmu? Kamu merasa aku baik pada Zola karena ada tujuan lain? Kamu lupa kalau kakeknya pernah bantu aku? Kalau memang harus ada alasan kenapa aku baik padanya, karena kakeknya sudah tiada. Aku mau balas budi kakeknya dengan balas ke dia,” kata Hartono dengan dingin.“Tapi Zola bukan satu-satunya anak di keluarga Leonarto. Jadi Kakek agak pilih kasih.”“Bocah tengik! Coba kamu ngomong sekali lagi?”Hartono marah sampai suaranya berubah. Dia memutar bola matanya. Boris sungguh hanya tahu cara membuatnya marah.Boris terdiam. Dia hanya menatap kakeknya dalam diam. Suasana pun menjadi sunyi. Sejak kecil, Boris selalu memiliki pendirian dan pendapatnya sendiri. Jadi keluarganya tidak mengkhawatirkannya dalam banyak hal. Mereka tenang saja membiarkan Boris melakukan segalanya. Sebelum lulus kuliah, Boris sudah membantu ayahnya mengelola Morrison Group. Setelah lulus, dia pun mengambil alih sepenuhnya. Hingga saat ini, Morrison Group berkembang dengan sangat baik.Boris hampir tidak

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 630

    Boris tertawa pelan ketika mendengar ucapan kakeknya. "Aku pulang untuk temani Kakek rapikan tanaman.""Huh, aku nggak mampu bayar gaji kamu." Hartono tidak ingin bertemu Boris."Bukan Kakek yang suruh aku kerja. Aku datang sendiri." Boris juga tidak takut.Boris membantu kakaknya menyiram tanaman. Sikapnya boleh dibilang sangat baik. Apa pun yang kakeknya katakan, Boris tidak akan membantah. Satu jam kemudian, Hartono yang selesai mengurus tanamannya baru buka suara."Katakan saja. Ada apa?"Boris tertawa pelan, lalu dia berkata dengan serius, "Kakek kangen Zola? Bagaimana kalau aku suruh dia ke sini temani Kakek selama dua hari?"Hartono tidak menjawab. Dia hanya menatap Boris dengan dingin. Tatapan matanya seolah berkata, apa lagi yang bocah tengik ini rencanakan?Boris tahu kakeknya tidak senang. Dia pun bertanya, "Ada apa? Memangnya Kakek nggak mau bertemu Zola?""Langsung ke intinya saja. Apa yang ingin kamu lakukan?""Di pikiran Kakek, memangnya aku ini orang seperti apa? Yang b

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 629

    Namun, Mahendra tidak tahu apakah Zola juga terlibat dalam rencana Boris untuk melawannya. Sekarang Mahendra hanya bisa menaruh seluruh harapannya pada Audy.Malam berlalu dengan tenang. Keesokan paginya, Audy bangun sekitar pukul tujuh, lalu memeriksa ponselnya sebentar. Sebenarnya dia ingin menelepon nomor itu. Namun, dia takut akan membuat Mahendra dalam masalah. Jadi dia langsung hapus nomor itu, tapi dia ingat-ingat dalam hati.Audy bangun, mandi sarapan, lalu langsung pergi ke kantor polisi. Dia menjelaskan situasinya kepada polisi seperti yang diperintahkan Mahendra. Pihak polisi bertanya, “Kecelakaan terjadi sejak dua malam yang lalu. Kenapa sekarang baru datang melapor?”“Karena aku ingin tunggu dia pulang. Tapi sampai sekarang dia nggak pulang-pulang. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Aku nggak punya siapa-siapa di Kota Binru. Aku hanya bisa datang minta bantuan kalian. Aku mohon, kalian harus temukan dia. Nggak peduli kesalahan apa pun yang dia lakukan, selama kalian bisa t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 628

    Audy menjadi bersemangat. Satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya hanyalah Mahendra. Karena selain Mahendra, tidak ada yang akan meneleponnya dengan nomor Kota Binru. Jadi itu pasti Mahendra.Setelah Audy bertanya berulang kali, orang itu baru menjawab, “Iya, ini aku.”Audy mendengar suara pria yang berat dan serak. Audy seketika menangis karena gembira. “Baguslah, kamu masih hidup, Kak. Aku tahu kamu pasti masih hidup.”Dibandingkan Audy yang gugup dan gembira, Mahendra terkesan jauh lebih tenang. “Kamu lagi di Kota Binru, kan?” tanya Mahendra.“Iya, aku lagi di Kota Binru. Kamu lagi di mana? Aku pergi cari kamu. Sekarang juga aku ke tempatmu, oke?”Audy sudah tidak sabar untuk bertemu Mahendra. Namun, Mahendra melarangnya. “Nggak boleh. Sekarang belum saatnya. Jadi kamu belum boleh datang bertemu denganku.”“Kenapa?” tanya Audy tak mengerti.“Kalau kamu datang sekarang, aku akan ketahuan. Aku dijebak Boris. Sekarang aku jadi tersangka. Jadi kamu ingin aku ketahuan dan ditangkap?”

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 627

    Jadi pasti sudah bukan. Oleh karena itu, Zola langsung patah semangat. Dia pun hanya bergumam pelan.“Bu Zola mau bertemu Pak Jesse?” tanya si bibi.“Bertemu atau nggak sama saja. Dia ngomong apa, nggak?”“Nggak ada, Bu.”“Ya sudah, kalau begitu nggak usah bertemu.”Daripada setelah bertemu Jesse, Zola ingin bertanya pada Jesse kapan Boris akan melepaskannya. Jadi lebih baik tidak usah bertemu. Dengan begitu, Zola juga tidak akan merasa kesal.Jesse sedang menunggu di depan pintu. Setelah si bibi menyampaikan perkataan Zola kepadanya, Jesse hanya berkata, “Minta Bu Zola jaga kesehatan baik-baik. Nenek Bu Zola baik-baik saja, nggak perlu khawatir. Besok Dokter Guntur baru kembali. Kemungkinan operasi nenek Bu Zola akan dilakukan beberapa hari ke depan.”Si bibi bertugas sebagai pembawa pesan. Dia pun menyampaikan perkataan Jesse kepada Zola. Setelah mendengarnya, Zola tidak berkata apa-apa lagi. Dia tidak tahu Jesse mengatakan hal itu karena Boris menyuruhnya atau Jesse sendiri yang ing

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 626

    Jesse langsung mengerti maksud Boris. Dia segera menganggukkan kepala tanda mengerti harus berbuat apa.Boris sangat memahami orang seperti Mahendra. Jika Mahendra benar-benar bisa bersabar, maka dia tidak akan menjadi seperti sekarang. Mahendra sombong tapi minder. Dia paling takut orang mengatainya bergantung pada perempuan. Jadi dia butuh Audy untuk melakukan hal-hal yang memungkin dia mencapai tujuannya. Dengan begitu, bisa menunjukkan begitu mampunya dia.Saat ini, hanya Audy yang menjadi kandidat terbaik. Karena perasaan Audy adalah modal bagi Mahendra untuk melakukan apa pun yang dia inginkan.Boris menyipitkan matanya. Seringai sinis merekah di sudut bibir tipisnya. Mahendra ingin menipu semua orang sehingga dia bisa melepaskan diri dari semua kesalahan kali ini. Namun, Boris tidak akan membiarkan tujuannya tercapai.Boris terdiam lama, baru berkata lagi, Mahendra akan tetap diam saja untuk sementara waktu. Tapi nggak menutup kemungkinan dia akan gunakan orang lain untuk buat m

DMCA.com Protection Status